Bekal Digital Jadi Peluang Hadapi Bonus Demografi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemuda Indonesia akan menghadapi tantangan besar bonus demografi tahun 2030. Kalangan pemuda dengan pendidikan dan keterampilan rendah akan bertemu penduduk muda lain dengan kualifikasi tinggi di pasar kerja yang menyusut karena dampak pandemi.
Besarnya populasi pemuda perlu dibarengi dengan kualitas pendidikan dan keterampilan. Hal itu menjadi bahasan hangat dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Youth 20 (Y20) Indonesia 2022 Summit di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (18/7).
Menurut Direktur Jenderal Organisasi Buruh Internasional (ILO) Guy Ryder mengatakan besarnya populasi berusia produktif dapat bermanfaat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Ia turut menekankan pentingnya meningkatkan akses pelatihan berkelanjutan dalam menghadapi pasar kerja.
"Ketika kita melihat bonus demografi tidak selalu menjadi beban khususnya negara berkembang. Kita perlu memastikan bahwa anak muda memiliki akses ke pekerjaan yang layak agar bisa menangkap peluang bonus demografi," kata dia.
Menurut dia tantangan bonus demografi justru menjadi peluang berkolaborasi mendesain perlindungan sosial dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks.
Hal senada dikatakan Co-Chair T20 Taskforce Inequality, Human Capital, and Well-Being Vivi Alatas. Perlindungan sosial, kata dia, menjadi penting untuk membantu generasi muda mencegah, memitigasi, dan tangguh menghadapi tantangan bonus demografi.
"Bentuknya bukan hanya jaring keamanan atau safety net, tetapi juga trampolin keamanan, artinya, mereka bisa bounce back dan mencapai potensi maksimal mereka," jelasnya.
Bekal Digital
Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury menegaskan dalam menhadapi tantangan bosnus demografi perlu memberikan bekal kemampuan digitalisasi bagi generasi muda baik telekomunikasi maupun IT. Tidak hanya itu, bekal wirausaha juga penting berorientasi terhadap pembangunan berkelanjutan.
Besarnya populasi pemuda perlu dibarengi dengan kualitas pendidikan dan keterampilan. Hal itu menjadi bahasan hangat dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Youth 20 (Y20) Indonesia 2022 Summit di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (18/7).
Menurut Direktur Jenderal Organisasi Buruh Internasional (ILO) Guy Ryder mengatakan besarnya populasi berusia produktif dapat bermanfaat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Ia turut menekankan pentingnya meningkatkan akses pelatihan berkelanjutan dalam menghadapi pasar kerja.
"Ketika kita melihat bonus demografi tidak selalu menjadi beban khususnya negara berkembang. Kita perlu memastikan bahwa anak muda memiliki akses ke pekerjaan yang layak agar bisa menangkap peluang bonus demografi," kata dia.
Menurut dia tantangan bonus demografi justru menjadi peluang berkolaborasi mendesain perlindungan sosial dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks.
Hal senada dikatakan Co-Chair T20 Taskforce Inequality, Human Capital, and Well-Being Vivi Alatas. Perlindungan sosial, kata dia, menjadi penting untuk membantu generasi muda mencegah, memitigasi, dan tangguh menghadapi tantangan bonus demografi.
"Bentuknya bukan hanya jaring keamanan atau safety net, tetapi juga trampolin keamanan, artinya, mereka bisa bounce back dan mencapai potensi maksimal mereka," jelasnya.
Bekal Digital
Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury menegaskan dalam menhadapi tantangan bosnus demografi perlu memberikan bekal kemampuan digitalisasi bagi generasi muda baik telekomunikasi maupun IT. Tidak hanya itu, bekal wirausaha juga penting berorientasi terhadap pembangunan berkelanjutan.