Penyuluh di Lombok Tengah Dampingi Petani Percepat Tanam
loading...
A
A
A
LOMBOK - Para penyuluh dan petani di Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, menyambut Musim Tanam II dengan melakukan percepatan tanam. Kegiatan percepatan tanam dilakukan agar petani bisa memanfaatkan ketersediaan air. Para petani mengolah lahan untuk tanam padi seluas 6.287 Ha.
Hal ini sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Dalam setiap kesempatan, Mentan selalu mengajak semua insan pertanian untuk mempercepat masa tanam.
“Semua harus turun ke lapangan. Penyuluh harus turun ke lapangan dan mendampingi petani mempercepat tanam. Manfaatkan ketersediaan air sebelum musim kemarau. Kita harus mengantisipasi terjadinya krisis pangan di masa pandemi Covid-19 juga saat musim kemarau nanti,” katanya, Jumat (26/06/2020).
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDMP Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi, mengatakan petani dan penyuluh bisa menerapkan dan mengembangkan Pertanian Cerdas Iklim (Climate Smart Agriculture) melalui proyek SIMURP. Proyek ini akan diterapkan di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
“CSA dilakukan sebagai antisipasi dampak perubahan iklim global. Apalagi Indonesia diperkirakan akan mengalami musim kemarau panjang. Untuk itu, para penyuluh dan petani harus segera melakukan percepatan tanam agar di sisa musim hujan ini petani masih bias panen, untuk menjaga ketersediaan dan ketahanan pangan terutama di masa pandemi Covid-19,” tuturnya.
Kecamatan Praya Barat di Kabupaten Lombok Tengah memang diproyeksikan menjadi lokasi kegiatan Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) tahun 2020.
Tujuan dari proyek SIMURP, yaitu meningkatkan produksi dan produktivitas padi. Dalam rangka mencapai tujuan SIMURP ini, petani didampingi penyuluh pertanian telah mendahului melakukan percepatan tanam padi mulai April 2020.
Dijelaskan Pimpinan BPP Kecamatan Praya Barat, Lalu Abdul Razaq, di masa pandemi Covid-19 penyuluh pertanian tidak berhenti bekerja mendampingi petani.
“Terutama dalam kegiatan panen, pengolahan lahan, dan tanam untuk percepatan tanam padi pada Musim Tanam II, yang penting tetap mengikuti protokol kesehatan,” katanya.
Ditambahkan Lalu Abdul Razaq, di samping tanam padi, di Kecamatan Praya Barat para petani juga bercocok tanam komoditas hortikultura, khususnya bawang merah dan melon.
Pada Musim tanam II ini, bawang merah telah ditanam pada lahan seluas 20 Ha dan melon ditanam pada lahan 5 Ha. Penaman memang tidak serentak, penanaman telah dilakukan bulan Mei dan Juni, sedangkan panen diperkirakan pada Agsutus dan September.
“Proyek kegiatan SIMURP di Kecamatan Praya Barat dilalui oleh 2 aliran irigasi, yaitu Jurang Sate Hilir dan Bendungan Batu Jai, dengan melibatkan 3 kelompok tani dan 150 orang petani. Semoga petani semangat mengelola usaha taninya, dan dapat meningkatkan IP dan meningkatkan provitas komoditas pertanian dengan adanya proyek SIMURP,” harap Lalu Abdul Razaq.(EDZ/NF)
Hal ini sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Dalam setiap kesempatan, Mentan selalu mengajak semua insan pertanian untuk mempercepat masa tanam.
“Semua harus turun ke lapangan. Penyuluh harus turun ke lapangan dan mendampingi petani mempercepat tanam. Manfaatkan ketersediaan air sebelum musim kemarau. Kita harus mengantisipasi terjadinya krisis pangan di masa pandemi Covid-19 juga saat musim kemarau nanti,” katanya, Jumat (26/06/2020).
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDMP Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi, mengatakan petani dan penyuluh bisa menerapkan dan mengembangkan Pertanian Cerdas Iklim (Climate Smart Agriculture) melalui proyek SIMURP. Proyek ini akan diterapkan di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
“CSA dilakukan sebagai antisipasi dampak perubahan iklim global. Apalagi Indonesia diperkirakan akan mengalami musim kemarau panjang. Untuk itu, para penyuluh dan petani harus segera melakukan percepatan tanam agar di sisa musim hujan ini petani masih bias panen, untuk menjaga ketersediaan dan ketahanan pangan terutama di masa pandemi Covid-19,” tuturnya.
Kecamatan Praya Barat di Kabupaten Lombok Tengah memang diproyeksikan menjadi lokasi kegiatan Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) tahun 2020.
Tujuan dari proyek SIMURP, yaitu meningkatkan produksi dan produktivitas padi. Dalam rangka mencapai tujuan SIMURP ini, petani didampingi penyuluh pertanian telah mendahului melakukan percepatan tanam padi mulai April 2020.
Dijelaskan Pimpinan BPP Kecamatan Praya Barat, Lalu Abdul Razaq, di masa pandemi Covid-19 penyuluh pertanian tidak berhenti bekerja mendampingi petani.
“Terutama dalam kegiatan panen, pengolahan lahan, dan tanam untuk percepatan tanam padi pada Musim Tanam II, yang penting tetap mengikuti protokol kesehatan,” katanya.
Ditambahkan Lalu Abdul Razaq, di samping tanam padi, di Kecamatan Praya Barat para petani juga bercocok tanam komoditas hortikultura, khususnya bawang merah dan melon.
Pada Musim tanam II ini, bawang merah telah ditanam pada lahan seluas 20 Ha dan melon ditanam pada lahan 5 Ha. Penaman memang tidak serentak, penanaman telah dilakukan bulan Mei dan Juni, sedangkan panen diperkirakan pada Agsutus dan September.
“Proyek kegiatan SIMURP di Kecamatan Praya Barat dilalui oleh 2 aliran irigasi, yaitu Jurang Sate Hilir dan Bendungan Batu Jai, dengan melibatkan 3 kelompok tani dan 150 orang petani. Semoga petani semangat mengelola usaha taninya, dan dapat meningkatkan IP dan meningkatkan provitas komoditas pertanian dengan adanya proyek SIMURP,” harap Lalu Abdul Razaq.(EDZ/NF)
(atk)