Beras Bansos Bulog Kini Punya Kualitas Medium
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bulog kini punya sarana penggilingan modern untuk mengolah beras asalan menjadi beras sesuai permintaan pasar yang diberi nama rice to rice (RTR). RTR Sukoharjo, Jawa Tengah, memiliki kapasitas simpan sampai dengan 250 ton.
Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaludin Iqbal, mengatakan dengan adanya 10 modern rice milling plant (MRMP) dan RTR akan membantu Bulog secara bertahap meningkatkan kualitas cadangan beras pemerintah (CBP), yang biasanya disalurkan melalui operasi pasar dan bantuan sosial (bansos).
"Perlahan tapi pasti kita akan menjadikan beras Bulog berkualitas," kata Awaludin di fasilitas RTR Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (22/7/2022).
Di sisi lain, Awaludin mengatakan, kualitas CBP untuk operasi pasar maupun bansos memang hanya sampai tingkat medium. Sementara itu, untuk beras komersial, diproduksi Bulog sampai kualitas premium.
"Jadi CBP itu kan hanya dari sisi status berasnya yang ditugaskan pemerintah. Tapi dari sisi kualitasnya, komersial bisa medium dan premium. Kalau CBP hanya sampai medium kalau sampai saat ini," tutur Awaludin.
Sarana penggilingan itu tidak hanya melayani pesanan beras berkualitas di sekitar kawasan, tapi juga hingga ke Papua seperti yang dipesan oleh PT Freeport Indonesia.
"Kita tidak membatasi layanan penjualan. Bahkan kemarin ada pesanan beras yang (merek) Kota Radja dari Freeport," ujar Operation Manager RTR Sukoharjo Wisnu Sancoyo.
Pesanan Freeport yang datang ke RTR Sukoharjo lebih kepada urusan selera. Sebab, beras lokal di sana lebih keras.
"Bukan (karena secara kualitas lebih rendah), lebih karena kecocokan saja. Beras yang dari sana kan lebih keras, mungkin mereka lebih sesuai dengan yang ada di sini," ungkapnya.
Untuk total RTR, Bulog saat ini memiliki tujuh RTR yang tersebar di wilayah seperti DKI Jakarta, Indramayu, Sukoharjo, Sidoarjo, Lombok Timur, Makassar, dan Sidrap. Dari adanya 7 RTR, Bulog mematok target omzet dari masing-masing RTR sekitar Rp2 miliar per bulan.
"Target ini sama dengan RTR lainnya. Kita lebih target kepada omzet sih, minimal Rp2 miliar per bulan," kata Wisnu.
Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaludin Iqbal, mengatakan dengan adanya 10 modern rice milling plant (MRMP) dan RTR akan membantu Bulog secara bertahap meningkatkan kualitas cadangan beras pemerintah (CBP), yang biasanya disalurkan melalui operasi pasar dan bantuan sosial (bansos).
"Perlahan tapi pasti kita akan menjadikan beras Bulog berkualitas," kata Awaludin di fasilitas RTR Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (22/7/2022).
Di sisi lain, Awaludin mengatakan, kualitas CBP untuk operasi pasar maupun bansos memang hanya sampai tingkat medium. Sementara itu, untuk beras komersial, diproduksi Bulog sampai kualitas premium.
"Jadi CBP itu kan hanya dari sisi status berasnya yang ditugaskan pemerintah. Tapi dari sisi kualitasnya, komersial bisa medium dan premium. Kalau CBP hanya sampai medium kalau sampai saat ini," tutur Awaludin.
Sarana penggilingan itu tidak hanya melayani pesanan beras berkualitas di sekitar kawasan, tapi juga hingga ke Papua seperti yang dipesan oleh PT Freeport Indonesia.
"Kita tidak membatasi layanan penjualan. Bahkan kemarin ada pesanan beras yang (merek) Kota Radja dari Freeport," ujar Operation Manager RTR Sukoharjo Wisnu Sancoyo.
Pesanan Freeport yang datang ke RTR Sukoharjo lebih kepada urusan selera. Sebab, beras lokal di sana lebih keras.
"Bukan (karena secara kualitas lebih rendah), lebih karena kecocokan saja. Beras yang dari sana kan lebih keras, mungkin mereka lebih sesuai dengan yang ada di sini," ungkapnya.
Untuk total RTR, Bulog saat ini memiliki tujuh RTR yang tersebar di wilayah seperti DKI Jakarta, Indramayu, Sukoharjo, Sidoarjo, Lombok Timur, Makassar, dan Sidrap. Dari adanya 7 RTR, Bulog mematok target omzet dari masing-masing RTR sekitar Rp2 miliar per bulan.
"Target ini sama dengan RTR lainnya. Kita lebih target kepada omzet sih, minimal Rp2 miliar per bulan," kata Wisnu.
(uka)