Anggaran BBM Berpotensi Ditambah, Pemerintah Pantau Fluktuasi Harga Minyak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan pemerintah menjamin stok bahan bakar minyak (BBM) terjaga untuk masyarakat.
"Pertama kami jaga pasokan, kedua kami laksanakan peraturan ini sesuai dengan revisi (Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014)," kata Arifin dalam acara Forum Kapasitas Nasional II-2022 l, dikutip Kamis (28/7/2022).
Jika nantinya kuota BBM subisidi yang telah ditetapkan jebol, pihaknya memastikan telah ada hitungan terkait data kuota yang tidak tertampung.
Sementara itu mengenai potensi penambahan anggaran untuk BBM, Arifin mengatakan hal tersebut bergantung pada harga minyak dunia yang saat ini masih mengalami fluktuasi.
"Kami harus lihat fluktuasi dari harga minyak dunia karena kan masih fluktuatif yang tertinggi pernah USD117 per barel, tapi kemarin sudah turun sedikit di atas USD100. Kemarin juga sudah disampaikan bahwa Rusia dan Ukraina sepakat untuk mengamankan pasokan gandum dan pupuk, kami harap juga ke depan mudah-mudahan migas juga demikian," paparnya.
Baca Juga: Harga BBM Terus Naik, Motor Listrik Kian Dilirik
Terkait proyeksi kenaikan anggaran, dia menilai ada tiga skenario yang akan terjadi, yaitu worst case, good case, dan normal case.
"Ini kita kan (harga minyak) USD100 per barel, tapi kalau worst case hitunganya bisa jadi USD200, jadi tinggal dikalikan dua saja. Nah, ini yang harus bisa kita antisipasi. Untuk itu, kita memang harus tepat sasaran," tandasnya.
Menurut dia, jika memang terjadi beberapa skenario terburuk, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan beberapa kementerian terkait, termasuk Kementrian Keuangan, untuk dapat menjaga pasokan BBM sampai kepada masyarakat. "Ya kami harus koordinasi selalu," pungkasnya.
"Pertama kami jaga pasokan, kedua kami laksanakan peraturan ini sesuai dengan revisi (Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014)," kata Arifin dalam acara Forum Kapasitas Nasional II-2022 l, dikutip Kamis (28/7/2022).
Jika nantinya kuota BBM subisidi yang telah ditetapkan jebol, pihaknya memastikan telah ada hitungan terkait data kuota yang tidak tertampung.
Sementara itu mengenai potensi penambahan anggaran untuk BBM, Arifin mengatakan hal tersebut bergantung pada harga minyak dunia yang saat ini masih mengalami fluktuasi.
"Kami harus lihat fluktuasi dari harga minyak dunia karena kan masih fluktuatif yang tertinggi pernah USD117 per barel, tapi kemarin sudah turun sedikit di atas USD100. Kemarin juga sudah disampaikan bahwa Rusia dan Ukraina sepakat untuk mengamankan pasokan gandum dan pupuk, kami harap juga ke depan mudah-mudahan migas juga demikian," paparnya.
Baca Juga: Harga BBM Terus Naik, Motor Listrik Kian Dilirik
Terkait proyeksi kenaikan anggaran, dia menilai ada tiga skenario yang akan terjadi, yaitu worst case, good case, dan normal case.
"Ini kita kan (harga minyak) USD100 per barel, tapi kalau worst case hitunganya bisa jadi USD200, jadi tinggal dikalikan dua saja. Nah, ini yang harus bisa kita antisipasi. Untuk itu, kita memang harus tepat sasaran," tandasnya.
Menurut dia, jika memang terjadi beberapa skenario terburuk, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan beberapa kementerian terkait, termasuk Kementrian Keuangan, untuk dapat menjaga pasokan BBM sampai kepada masyarakat. "Ya kami harus koordinasi selalu," pungkasnya.
(ind)