Semester I 2022, Telkom Bukukan Pendapatan Rp72 Triliun
loading...
A
A
A
Sementara itu segmen Wholesale dan International mencatat pendapatan Rp7,9 triliun atau tumbuh 14,6 persen YoY. Telkom terus mengembangkan infrastruktur tidak hanya di domestik tapi juga internasional, seperti turut serta dalam konsorsium pembangunan sistem komunikasi kabel laut Bifrost dan SEA-ME-WE 6 (South East Asia - Middle East - West Europe 6) yang diperkirakan selesai pada 2024 dan 2025.
Melalui anak usahanya, Telin, Telkom memiliki sistem komunikasi kabel laut sepanjang 222.260 km yang menghubungkan infrastruktur domestik ke luar negeri, termasuk menuju Eropa dan Amerika Serikat.
Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel membukukan pendapatan Rp3,7 triliun atau tumbuh 15,5 persen YoY dengan EBITDA dan laba bersih tumbuh 16,6 persen dan 27,2 persen.
Margin EBITDA dan margin laba bersih Mitratel pun mengalami peningkatan mencapai 77,5 persen dan 23,9 persen, sejalan dengan komitmen perseroan untuk mengoptimalkan value untuk shareholder. Sejalan dengan kinerja keuangan, jumlah kolokasi dan tenant Mitratel mengalami pertumbuhan sebesar 13,8 persen dan 20,3 persen YoY.
Mitratel juga mengembangkan bisnis Fiber-to-the-Tower sebagai bagian dari strategi menjadi perusahaan infrastruktur digital. Saat ini, Telkom tengah melakukan proses konsolidasi tower di mana Mitratel akan kembali mengambil alih tower milik Telkomsel.
Sementara itu, data center dan cloud masih menjadi fokus bisnis yang dikembangkan Telkom seiring dengan permintaan yang tumbuh signifikan dari aktivitas bisnis digital perusahaan.
Telkom memiliki 27 data center yang terdiri dari 22 domestik dan 5 luar negeri termasuk tier 3 dan 4 di Singapura.
Pada bisnis ini, TelkomGroup menawarkan beberapa produk dan solusi seperti shared colocation, dedicated colocation, working room, cross connect, smart hand, dan data center interconnect.
Kini Telkom sedang melakukan proses konsolidasi data center di bawah satu entitas dengan brand yang bernama NeutraDC, untuk selanjutnya dilakukan unlocking value dalam rangka penciptaan nilai yang lebih besar, yang diharapkan dapat direalisasikan dalam dua tahun ke depan.
Melalui anak usahanya, Telin, Telkom memiliki sistem komunikasi kabel laut sepanjang 222.260 km yang menghubungkan infrastruktur domestik ke luar negeri, termasuk menuju Eropa dan Amerika Serikat.
Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel membukukan pendapatan Rp3,7 triliun atau tumbuh 15,5 persen YoY dengan EBITDA dan laba bersih tumbuh 16,6 persen dan 27,2 persen.
Margin EBITDA dan margin laba bersih Mitratel pun mengalami peningkatan mencapai 77,5 persen dan 23,9 persen, sejalan dengan komitmen perseroan untuk mengoptimalkan value untuk shareholder. Sejalan dengan kinerja keuangan, jumlah kolokasi dan tenant Mitratel mengalami pertumbuhan sebesar 13,8 persen dan 20,3 persen YoY.
Mitratel juga mengembangkan bisnis Fiber-to-the-Tower sebagai bagian dari strategi menjadi perusahaan infrastruktur digital. Saat ini, Telkom tengah melakukan proses konsolidasi tower di mana Mitratel akan kembali mengambil alih tower milik Telkomsel.
Sementara itu, data center dan cloud masih menjadi fokus bisnis yang dikembangkan Telkom seiring dengan permintaan yang tumbuh signifikan dari aktivitas bisnis digital perusahaan.
Telkom memiliki 27 data center yang terdiri dari 22 domestik dan 5 luar negeri termasuk tier 3 dan 4 di Singapura.
Pada bisnis ini, TelkomGroup menawarkan beberapa produk dan solusi seperti shared colocation, dedicated colocation, working room, cross connect, smart hand, dan data center interconnect.
Kini Telkom sedang melakukan proses konsolidasi data center di bawah satu entitas dengan brand yang bernama NeutraDC, untuk selanjutnya dilakukan unlocking value dalam rangka penciptaan nilai yang lebih besar, yang diharapkan dapat direalisasikan dalam dua tahun ke depan.