Pengusaha Ready Mix di Makassar Kompak Cari Solusi Atasi Persoalan Harga
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Sejumlah pengusaha ready mix di Kota Makassar menggelar diskusi untuk mencari solusi dalam rangka mengatasi kompleksitas persoalan harga produk. Diskusi itu berlangsung di Timur Resto Nipah Park, Jumat (5/8/2022).
"Kita bertemu untuk memenuhi atau mencari solusi keresahan bersama yaitu masalah keseragaman harga," ungkap General Manager Sales and Marketing Kalla Beton , Syatir.
Dia menjelaskan, biaya operasional mengalami kenaikan drastis tapi tidak dibarengi dengan peningkatan harga produk. "Kita mengeluhkan masalah harga beton di Makassar. Harga beton sudah tidak rasional lagi," katanya.
Persoalan lain yang menjadi tantangan, lanjut Syatir, ada pihak ketiga yang dikenal dengan nama freelance yang cenderung memainkan harga di lapangan. Dimana harga yang disampaikan kepada konsumen tidak sesuai dengan harga di perusahaan.
"Jadi itu merugikan biasa karena mereka yang bicara langsung di lapangan dengan kontraktor, jadi hal ini yang mesti kita tertibkan agar terjadi keseragaman harga," bebernya.
Ia juga mengatakan bahwa sebagai bentuk komitmen dari apa yang dibicarakan pada saat ini, pihaknya akan melakukan pertemuan rutin untuk memantau perkembangan dan tidak lanjut dari pembicaraan sebelumnya.
"Kita inisiasi pertempuan ini dua kali sebulan kalau biasa, kita membicarakan permasalahan bersama dan mencari solusi bersama. Pertemuan berikutnya awal September," paparnya.
Chief Executive Officer Kalla Beton Syam'un Saebe menuturkan perkembangan perusahaan Ready Mix sangat pesat dari awalnya hanya tujuh perusahaan sekarang mencapai 20 perusahaan.
"Maka dari itu kita harus berkembang bersama agar tidak terjadi pesaingan tidak sehat," tuturnya.
Ia mengatakan usaha Ready Mix adalah usaha jasa yang menawarkan produk kepada konsumen. Tetapi jangan sampai menjadi bagian pada kasta terendah.
"Kita perlihatkan bahwa kita bisa bekerja sama saling membantu karena kita sama-sama cari keuntungan. Sebab kenaikan saat ini hanya Rp20 ribu sedangkan harga kebutuhan seperti BBM, Semen, yang naik begitu pesat," paparnya.
Pihaknya ingin menganalisa bagaimana harga sekarang apakah menguntungkan atau apa. Namun pihaknya juga tidak ingin mengambil keuntungan ke kostumer degan tidak wajar.
"Jangan malah rugi karena persaingan tidak sehat. Kita harus sama-sama melihat rasionalitas harga jualan kita dengan keadaan saat ini," bebernya.
Maka dari itu pihaknya akan mengadakan komunikasi intens dengan seluruh pengusaha Ready Mix untuk membicarakan terkait dengan masalah tersebut.
"Jadi dengan biaya mantainace sangat mahal. Kita tidak bisa ketika tidak diperbaiki ini masalah harga, kemudian dengan adanya broker atau freelance itu merugikanpelanggan dan perusahaan," paparnya.
Dimana freelance mempromosikan harga yang murah, tetapi volume yang dimainkan. Mereka mengatakan sekian banyak jumlahnya, tetapi ternyata tidak demikian.
"Kita mencari solusi bagaimana hal itu bisa diatur agar yang merugikan perusahaan itu bisa diminimalisir," paparnya.
"Kita bertemu untuk memenuhi atau mencari solusi keresahan bersama yaitu masalah keseragaman harga," ungkap General Manager Sales and Marketing Kalla Beton , Syatir.
Dia menjelaskan, biaya operasional mengalami kenaikan drastis tapi tidak dibarengi dengan peningkatan harga produk. "Kita mengeluhkan masalah harga beton di Makassar. Harga beton sudah tidak rasional lagi," katanya.
Persoalan lain yang menjadi tantangan, lanjut Syatir, ada pihak ketiga yang dikenal dengan nama freelance yang cenderung memainkan harga di lapangan. Dimana harga yang disampaikan kepada konsumen tidak sesuai dengan harga di perusahaan.
"Jadi itu merugikan biasa karena mereka yang bicara langsung di lapangan dengan kontraktor, jadi hal ini yang mesti kita tertibkan agar terjadi keseragaman harga," bebernya.
Ia juga mengatakan bahwa sebagai bentuk komitmen dari apa yang dibicarakan pada saat ini, pihaknya akan melakukan pertemuan rutin untuk memantau perkembangan dan tidak lanjut dari pembicaraan sebelumnya.
"Kita inisiasi pertempuan ini dua kali sebulan kalau biasa, kita membicarakan permasalahan bersama dan mencari solusi bersama. Pertemuan berikutnya awal September," paparnya.
Chief Executive Officer Kalla Beton Syam'un Saebe menuturkan perkembangan perusahaan Ready Mix sangat pesat dari awalnya hanya tujuh perusahaan sekarang mencapai 20 perusahaan.
"Maka dari itu kita harus berkembang bersama agar tidak terjadi pesaingan tidak sehat," tuturnya.
Ia mengatakan usaha Ready Mix adalah usaha jasa yang menawarkan produk kepada konsumen. Tetapi jangan sampai menjadi bagian pada kasta terendah.
"Kita perlihatkan bahwa kita bisa bekerja sama saling membantu karena kita sama-sama cari keuntungan. Sebab kenaikan saat ini hanya Rp20 ribu sedangkan harga kebutuhan seperti BBM, Semen, yang naik begitu pesat," paparnya.
Pihaknya ingin menganalisa bagaimana harga sekarang apakah menguntungkan atau apa. Namun pihaknya juga tidak ingin mengambil keuntungan ke kostumer degan tidak wajar.
"Jangan malah rugi karena persaingan tidak sehat. Kita harus sama-sama melihat rasionalitas harga jualan kita dengan keadaan saat ini," bebernya.
Maka dari itu pihaknya akan mengadakan komunikasi intens dengan seluruh pengusaha Ready Mix untuk membicarakan terkait dengan masalah tersebut.
"Jadi dengan biaya mantainace sangat mahal. Kita tidak bisa ketika tidak diperbaiki ini masalah harga, kemudian dengan adanya broker atau freelance itu merugikanpelanggan dan perusahaan," paparnya.
Dimana freelance mempromosikan harga yang murah, tetapi volume yang dimainkan. Mereka mengatakan sekian banyak jumlahnya, tetapi ternyata tidak demikian.
"Kita mencari solusi bagaimana hal itu bisa diatur agar yang merugikan perusahaan itu bisa diminimalisir," paparnya.
(agn)