Dihadang Pandemi, Nilai Ekspor Bunga Pala Sulut Naik 55%
loading...
A
A
A
MANADO - Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) merupakan salah satu sentra penghasil bunga pala atau fully terbesar di kawasan timur Indonesia. Nah, dibukanya kembali PSBB secara bertahap memberi angin segar bagi geliat ekspor pertanian, termasuk komoditas unggulan asal Sulut tersebut.
"Tidak berhenti walaupun di awal masa pandemi, komoditas ini dibutuhkan dunia. Dan dengan penerapan New Normal semoga dapat lebih bergairah," kata Donni Muksydayan, Kepala Karantina Pertanian Manado, saat melakukan monitoring ekspor bunga pala 14,4 ton senilai Rp4,7 miliar, Senin (29/6/2020).
Menurut Donni, sebelum berlayar ke negara tujuan ekspor, India, pejabat Karantina Pertanian Manado memeriksa komoditas tersebut dan melakukan pengawasan perlakuan fumigasi menggunakan fosfin (PH3).
Tujuan utama dari fumigasi tersebut untuk mensucihamakan komoditas sehingga tidak ada serangga yang ikut dilalulintaskan. Hal ini merupakan persyaratan dari negara tujuan, sehingga dapat diterbitkan phytosanitary certificate (PC). ( Baca:Sulawesi Utara Ekspor 128 Ton Kelapa Parut ke Eropa )
Menurut Donni, ini adalah kegiatan ekspor yang kelima puluh kalinya, dihitung berdasarkan jumlah PC yang diterbitkan oleh Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Manado sepanjang tahun ini.
“Ekspor Komoditas pala biji atau fully sepanjang tahun 2020 menunjukkan tren positif, terhitung dari Januari hingga Juni mengalami peningkatan 21,78%,” imbuhnya.
Berdasarkan data sistem perkarantinaan, IQFAST tercatat komoditas bunga pala yang berhasil diekspor hingga bulan ini mencapai 78,9 ton dengan nilai sebesar Rp412 miliar. Angka itu naik sekitar 55% dibanding dengan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp265 miliar.
Selain India dan beberapa negara di Timur Tengah, berbagai negara di benua Eropa juga sudah sejak lama menjadi negara tujuan ekspor komoditas tersebut. Setelah sampai di negara tujuan, bunga pala pada umumnya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan berbagai produk, mulai dari makanan, minuman, kosmetik, hingga parfum," tambahnya.
Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil mengatakan sejalan dengan arah program Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam meningkatkan tiga kali lipat ekspor komoditas pertanian dalam empat tahun ke depan, Barantan akan terus berupaya mendukung akselerasi tersebut melalui berbagai inovasi sistem digitalisasi layanan ekspor.
Selain sistem Permohonan Pemerisaan Karantina (PPK) online yang telah jalan, aplikasi peta potensi komoditas pertanian berorientasi ekspor atau IMACE juga akan terus dimaksimalkan. Ali Jamil berharap aplikasi tersebut dapat digunakan sebagai landasan kebijakan dalam mendorong pembangunan komoditas pertanian berbasis kawasan berorientasi ekspor.
"Pemerintah daerah dapat memanfaatkan peta ini untuk mengembangkan potensi wilayah dan kami pun akan lebih mudah memfasilitasi ekspornya," tegas Ali jamil.
"Tidak berhenti walaupun di awal masa pandemi, komoditas ini dibutuhkan dunia. Dan dengan penerapan New Normal semoga dapat lebih bergairah," kata Donni Muksydayan, Kepala Karantina Pertanian Manado, saat melakukan monitoring ekspor bunga pala 14,4 ton senilai Rp4,7 miliar, Senin (29/6/2020).
Menurut Donni, sebelum berlayar ke negara tujuan ekspor, India, pejabat Karantina Pertanian Manado memeriksa komoditas tersebut dan melakukan pengawasan perlakuan fumigasi menggunakan fosfin (PH3).
Tujuan utama dari fumigasi tersebut untuk mensucihamakan komoditas sehingga tidak ada serangga yang ikut dilalulintaskan. Hal ini merupakan persyaratan dari negara tujuan, sehingga dapat diterbitkan phytosanitary certificate (PC). ( Baca:Sulawesi Utara Ekspor 128 Ton Kelapa Parut ke Eropa )
Menurut Donni, ini adalah kegiatan ekspor yang kelima puluh kalinya, dihitung berdasarkan jumlah PC yang diterbitkan oleh Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Manado sepanjang tahun ini.
“Ekspor Komoditas pala biji atau fully sepanjang tahun 2020 menunjukkan tren positif, terhitung dari Januari hingga Juni mengalami peningkatan 21,78%,” imbuhnya.
Berdasarkan data sistem perkarantinaan, IQFAST tercatat komoditas bunga pala yang berhasil diekspor hingga bulan ini mencapai 78,9 ton dengan nilai sebesar Rp412 miliar. Angka itu naik sekitar 55% dibanding dengan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp265 miliar.
Selain India dan beberapa negara di Timur Tengah, berbagai negara di benua Eropa juga sudah sejak lama menjadi negara tujuan ekspor komoditas tersebut. Setelah sampai di negara tujuan, bunga pala pada umumnya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan berbagai produk, mulai dari makanan, minuman, kosmetik, hingga parfum," tambahnya.
Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil mengatakan sejalan dengan arah program Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam meningkatkan tiga kali lipat ekspor komoditas pertanian dalam empat tahun ke depan, Barantan akan terus berupaya mendukung akselerasi tersebut melalui berbagai inovasi sistem digitalisasi layanan ekspor.
Selain sistem Permohonan Pemerisaan Karantina (PPK) online yang telah jalan, aplikasi peta potensi komoditas pertanian berorientasi ekspor atau IMACE juga akan terus dimaksimalkan. Ali Jamil berharap aplikasi tersebut dapat digunakan sebagai landasan kebijakan dalam mendorong pembangunan komoditas pertanian berbasis kawasan berorientasi ekspor.
"Pemerintah daerah dapat memanfaatkan peta ini untuk mengembangkan potensi wilayah dan kami pun akan lebih mudah memfasilitasi ekspornya," tegas Ali jamil.
(uka)