Setelah Lulus Kuliah, Lebih Baik Berbisnis atau Bekerja?

Selasa, 09 Agustus 2022 - 14:20 WIB
loading...
Setelah Lulus Kuliah, Lebih Baik Berbisnis atau Bekerja?
Ilustrasi. FOTO/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Generasi muda setelah menyelesaikan jenjang pendidikan dihadapkan pilihan meniti karir profesional atau memulai bisnis. Hal ini menjadi alasan generasi muda harus memikirkan matang-matang masa depan. Apabila merintis untuk usaha memang bukan suatu hal yang mudah. Armita Hutagalung, yang merupakan Founder ByArra mengungkapkan pentingnya DNA dalam memulai suatu bisnis.

"Untuk menjadi seorang entrepreneur, hal yang paling mendasar adalah DNA bisnis. Apakah seseorang itu memiliki mental dan mindset pebisnis atau tidak. DNA bisnis adalah modal dasar untuk memulai," ungkap Armita dalam Talkshow Thinker Talk bertajuk Entrepreneur or Professional, baru-baru ini.



Senada dengan Vito, CFO Edenfarm mengungkapkan bahwa menetapkan tujuan harus dibangun dari awal untuk menjalakan perusahaan lebih konsisten. Menurut dia visi dan misi dalam membangun perusahaan adalah landasan bagaimana perusahaan bisa berdiri secara konsisten.

"Menjadi seorang entrepreneur tidak hanya bertanggung jawab kepada diri sendiri melainkan orang banyak, terutama karyawan yang perlu kita gaji. Untuk itu kita perlu konsisten dan kuat secara mental, apalagi di awal merintis suatu perusahaan," tambah Vito.

Sementara, dalam prespektif karir profesional Yudhistira Pangaji yang merupakan B2B Sales Director Hisense Indonesia mengungkapkan untuk menjalani karir sebagai seorang karyawan harus memiliki sikap open minded dalam menjalankan sistem perusahaan maupun bekerjasama dengan rekan satu tim.

"Sebagai perusahaan multinasional company, kita bekerja dengan orang-orang dengan latar belakang dari berbagai negara berbeda. Oleh karena itu, kemampuan konseptual saja tidak cukup. Kita mesti open minded, tapi tidak menghilangkan identitas sebagai Warga Negara Indonesia," ungkap Aji.


Apalagi perusahaan yang dijalankan sudah relatif lama. Oleh karena itu, perusahaan dan karyawan pasti dituntut harus selalu siap merubah kultur agar bisnisnya mampu bertahan dan berkembang. "Sebagai perusahaan yang melegenda dan berdiri puluhan tahun, kita harus memahami visi dan kultur dari perusahaan untuk menjaga stabilisasi dan identitas dari sebuah brand," ungkap PR Manager United Family FoodArvianne.

(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3287 seconds (0.1#10.140)