Demi Menahan Laju Inflasi, Harga Barang Jangan Naik Serentak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu seperti sekarang ini, memang sebuah keniscayaan jika harga barang-barang naik. Terbaru, pemerintah menaikan tarif ojek online (ojol) yang akan berlaku akhir bulan ini.
Namun untuk menjaga laju inflasi, pemerintah diharapkan mengantisipasi dengan berbagai kebijakan yang tepat. Utamanya, jangan sampai kenaikan barang-barang naik secara bersamaan karena akan sangat memukul daya beli masyarakat. Baca News RCTI+.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memutuskan untuk menunda kenaikan tarif ojek online (ojol) yang sebelumnya direncanakan mulai Minggu (14/8/2022). Pemberlakuan tarif baru ojol akan diberlakukan pada 29 Agustus mendatang. Seperti diketahui, Kementerian Perhubungan mengeluarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 564 Tahun 2022 Tentang Pedoman Perhitungan Biaya Jasa Penggunaan Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat yang Dilakukan dengan Aplikasi. Aturan tersebut diteken pada 4 Agustus 2022.
Penetapan tarif baru ojek online (ojol) oleh Kemenhub menuai pro dan kontra. Pasalnya, kenaikan tarif yang ditetapkan oleh Kemenhub sangat tinggi dan berpotensi membebani masyarakat dan ekonomi nasional. Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, tarif baru yang ditetapkan oleh Kemenhub kenaikannya mencapai lebih dari 30 persen.
“Kenaikan tarif baru ojol memang tinggi, mungkin lebih dari 30 persen. Pada kilometer pertama hingga empat saja, kenaikannya sudah 50 persen. Sehingga nanti tarif ojol baru ini akan terasa sekali,” ujar Piter.
Penundaan tarif baru ojol ini juga terkait dengan banyaknya pihak yang merasa keberatan dengan ketentuan tarif baru ojol ini. Saat ini ojol sudah menjadi moda transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat bawah. Sehingga jika kebijakan ini diterapkan diyakini akan semakin menggerus daya beli masyarakat yang memang sudah melemah akibat inflasi yang tinggi. Sehingga inflasi pun diprediksi akan meningkat. "Saya perkirakan dengan kenaikan tarif ojol ini inflasi bisa meningkat lebih dari 6 persen," kata Piter.
Menurut Piter, sebelum ada kenaikan tarif ojol inflasi akan berada di kisaran 5 persen sampai 6 persen. Mengapa sebesar itu, karena banyak produsen belum mentransmisikan kenaikan harga-harga bahan baku terhadap harga jual kepada konsumen. Padahal inflasi di tingkat produsen itu sudah lebih dari 10%. Sementara inflasi di tingkat konsumen masih 4%,” terang Piter. Nah, kenaikan tarif ojol yang tinggi ini, lanjut Piter, dapat menjadi pemicu bagi produsen untuk mulai menerapkan kenaikan harga bahan baku kepada konsumen.
Dampak langsung dari kenaikan ojol ini tidak hanya akan dirasakan oeh driver maupun konsumen pengguna transportasi berbasis aplikasi ini. Pelaku UMKM juga akan ikut merasakan dampaknya. Sebab selama ini ini aplikasi ojol juga dimanfaatkan oleh pelaku UMKM untuk menjajakan dagangannya, serta mengantarkan produk mereka ke tangan konsumen. Jangan lupa juga, keniakan tarif ojol ini juga akan berdampak pada pula perusahaan penyedia aplikasi transportasi, seperti GoJek dan Grab.
Ancaman inflasi yang terus meningkat bukan hanya datang dari kenaikan tarif ojol, tapi juga dari harga-harga barang dan kebutuhan pokok lainnya yang memang sudah merangkak naik sebelumnya. Dalam beberapa kesempatan baik Presiden Joko Widodo maupun Menteri Keuangan Sri Mulyani melontarkan sinyal bahwa harga BBM bakal naik. Sebab subsidi BBM dari APBN sudah sangat tinggi, lebih dari Rp500 triliun. Tiket pesawat juga bakal naik menyusul mahalnya harga avtur.
Perang Rusia-Ukraina, Pandemi yang masih ada, serta merosotnya kondisi ekonomi negara-negara lain di dunia, tampaknya memang benar-benar telah membuat tekanan yang hebat bagi kondisi perekonomian nasional. Krisis bahan pangan juga dialami didalam negeri, khususnya bahan pangan impor seperti tepung terigu. Perlahan tapi pasti harga mie instan ataupun mie yang dijual oleh pedagang kaki lima mulai merangkak naik. Bahkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pernah menyampaikan bahwa kenaikan harga tepung terigu di pasar dunia, akan mengakibatkan harga mie instant naik hingga tiga kali lipat.
Ancaman inflasi tinggi dan kenaikan harga barang dan jasa perlu jadi perhatian serius. Sebab, masyarakat bawah itu sangat sensitif dengan kenaikan harga. Apalagi daya beli masyarakat sudah tergerus akibat pandemi Covid-19, banyak PHK, penurunan gaji, kenaikan harga-harga bahan pangan, harga barang, dan sebagainya. “Idealnya tarif ojol maksimal hanya naik di kisaran 10%”, ujar Piter.
Di tengah kondisi inflasi yang tinggi seperti saat ini memang sebuah keniscayaan harga bang-barang naik. Sri Adiningsih, Ekonom dari Universitas Gadjah Mada mengatakan kenaikan tarif ojol sebenarnya mengikuti kenaikan yang lain. Seperti Upah, BBM, kenaikan harga-harga yang lain. Jika tarif ojol tidak naik, sementara harga BBM naik, ini juga akan menjadi beban bagi sekitar 3 juta driver ojol yang ada saat ini.
Sudah pasti kenaikan harga-harga ini akan berdampak sangat luas kepada masyarakat, yang beban hidupnya sudah sangat berat akibat pandemi. Sri Adiningsih berharap pemerintah dapat mengatur agar kenaikan yang terjadi terhadap harga barang dan jasa ini tidak terlalu tinggi, dan dilakukan secara bertahap. Hal ini dilakukan agar masyarakat tidak kaget dengan kondisi ekonomi saat ini. Pemerintah juga bisa mengatur dan berkordinasi sedemikian rupa, sehingga kenaikan barang dan jasa yang terjadi tidak bersaman dan dalam waktu yang berdekatan. Upaya ini bisa menjadi alternatif untuk menahan laju inflasi agar tidak menjulang tinggi.
Seperti apa kondisi ekonomi Indonesia dalam beberapa minggu ke depan? Bagaimana dampao kenaikan ojol nanti terhadap naiknya harga barang-barang? Seberapa besar pemerintah akan mengurangi subsidi BBM? Akankah harga mie instant benar-benar naik? Informasi ini bisa dipantau langsung melalui News RCTI+ secara update. Didukung oleh 93 publisher, news aggregator dibawah MNC Group ini setiap harinya selalu menghadirkan informasi-informasi penting yang dibutuhkan pembaca, termasuk informasi mengenai harga-harga barang/jasa dan kondisi ekonomi terkini baik nasional maupun global.
‘’News RCTI+ terus berkomitmen untuk memberitakan berbagai fenomena menarik, berdampak luas dan menjadi perhatian publik,’’ kata Co-Managing Director RCTI+, Valencia Tanoesoedibjo. Dia berharap News RCTI+ bisa menambah pengetahuan, hiburan sekaligus sumber inspirasi bagi masyarakat atas informasi penting yang disampaikan setiap hari.
Sebanyak 93 publisher menyuplai ribuan berita setiap hari ke News RCTI+ dalam berbagai isu di segala bidang. Ribuan berita tersebut ditampung dalam 14 kategori atau kanal. Yaitu, Berita Utama, Terkini, Populer, Otomotif, Travel, Ekonomi, Gaya Hidup, Muslim, Seleb, Teknologi, Olahraga, Global, Nasional, dan Infografis. News RCTI+ juga sudah menyediakan Topik Menarik untuk memudahkan pembaca mencari kumpulan berita menarik yang disukainya.
Publisher-publisher yang telah berkolaborasi dengan RCTI+ diantaranya: Okezone.com, Sindonews.com, Inews.id, Republika.com, Jawapos.com, Bisnis.com, Brilio.net, Tabloidbintang.com, Katadata.co.id, Rmol.id, rm.id, Infobanknews.com, dan Inilah.com. Selain itu ada Indozone.id, Ayojakarta.com, Pojoksatu.id, Alinea.id, Gwigwi.com, dw.com, todaykpop.com, Indosport, Skor.id, dan masih banyak lagi.
Tak hanya publisher yang home base-nya di Jakarta, News RCTI+ juga menggandeng banyak publisher berpengaruh yang markasnya di daerah. Sebut saja Radarjogja.com, Bantenhits.com, Ayosemarang.com, Ayobogor.com, Suarantb.com, Lombokpost.com, Suarasurabaya.net, Sumselupdate.com, Bukamatanews.id, Mandalapos.co.id dan masih banyak yang lain.
News menjadi satu bagian penting dari lima pilar yang ada di RCTI+. Selain news, empat pilar lainnya adalah video, audio, home of talent (HOT), dan games. Sehingga jika sudah cukup dengan informasi berita di News RCTI+, para pembaca juga bisa langsung melanjutkan petualangannya dengan menonton original series dan original movies, mendengarkan radio, bermain games hingga menonton bakat-bakat para seniman di home of talent (HOT). Banyak hiburan dan juga pengetahuan penting dan mengasyikkan tersaji sangat lengkap di RCTI+.
Namun untuk menjaga laju inflasi, pemerintah diharapkan mengantisipasi dengan berbagai kebijakan yang tepat. Utamanya, jangan sampai kenaikan barang-barang naik secara bersamaan karena akan sangat memukul daya beli masyarakat. Baca News RCTI+.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memutuskan untuk menunda kenaikan tarif ojek online (ojol) yang sebelumnya direncanakan mulai Minggu (14/8/2022). Pemberlakuan tarif baru ojol akan diberlakukan pada 29 Agustus mendatang. Seperti diketahui, Kementerian Perhubungan mengeluarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 564 Tahun 2022 Tentang Pedoman Perhitungan Biaya Jasa Penggunaan Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat yang Dilakukan dengan Aplikasi. Aturan tersebut diteken pada 4 Agustus 2022.
Penetapan tarif baru ojek online (ojol) oleh Kemenhub menuai pro dan kontra. Pasalnya, kenaikan tarif yang ditetapkan oleh Kemenhub sangat tinggi dan berpotensi membebani masyarakat dan ekonomi nasional. Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, tarif baru yang ditetapkan oleh Kemenhub kenaikannya mencapai lebih dari 30 persen.
“Kenaikan tarif baru ojol memang tinggi, mungkin lebih dari 30 persen. Pada kilometer pertama hingga empat saja, kenaikannya sudah 50 persen. Sehingga nanti tarif ojol baru ini akan terasa sekali,” ujar Piter.
Penundaan tarif baru ojol ini juga terkait dengan banyaknya pihak yang merasa keberatan dengan ketentuan tarif baru ojol ini. Saat ini ojol sudah menjadi moda transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat bawah. Sehingga jika kebijakan ini diterapkan diyakini akan semakin menggerus daya beli masyarakat yang memang sudah melemah akibat inflasi yang tinggi. Sehingga inflasi pun diprediksi akan meningkat. "Saya perkirakan dengan kenaikan tarif ojol ini inflasi bisa meningkat lebih dari 6 persen," kata Piter.
Menurut Piter, sebelum ada kenaikan tarif ojol inflasi akan berada di kisaran 5 persen sampai 6 persen. Mengapa sebesar itu, karena banyak produsen belum mentransmisikan kenaikan harga-harga bahan baku terhadap harga jual kepada konsumen. Padahal inflasi di tingkat produsen itu sudah lebih dari 10%. Sementara inflasi di tingkat konsumen masih 4%,” terang Piter. Nah, kenaikan tarif ojol yang tinggi ini, lanjut Piter, dapat menjadi pemicu bagi produsen untuk mulai menerapkan kenaikan harga bahan baku kepada konsumen.
Dampak langsung dari kenaikan ojol ini tidak hanya akan dirasakan oeh driver maupun konsumen pengguna transportasi berbasis aplikasi ini. Pelaku UMKM juga akan ikut merasakan dampaknya. Sebab selama ini ini aplikasi ojol juga dimanfaatkan oleh pelaku UMKM untuk menjajakan dagangannya, serta mengantarkan produk mereka ke tangan konsumen. Jangan lupa juga, keniakan tarif ojol ini juga akan berdampak pada pula perusahaan penyedia aplikasi transportasi, seperti GoJek dan Grab.
Ancaman inflasi yang terus meningkat bukan hanya datang dari kenaikan tarif ojol, tapi juga dari harga-harga barang dan kebutuhan pokok lainnya yang memang sudah merangkak naik sebelumnya. Dalam beberapa kesempatan baik Presiden Joko Widodo maupun Menteri Keuangan Sri Mulyani melontarkan sinyal bahwa harga BBM bakal naik. Sebab subsidi BBM dari APBN sudah sangat tinggi, lebih dari Rp500 triliun. Tiket pesawat juga bakal naik menyusul mahalnya harga avtur.
Perang Rusia-Ukraina, Pandemi yang masih ada, serta merosotnya kondisi ekonomi negara-negara lain di dunia, tampaknya memang benar-benar telah membuat tekanan yang hebat bagi kondisi perekonomian nasional. Krisis bahan pangan juga dialami didalam negeri, khususnya bahan pangan impor seperti tepung terigu. Perlahan tapi pasti harga mie instan ataupun mie yang dijual oleh pedagang kaki lima mulai merangkak naik. Bahkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pernah menyampaikan bahwa kenaikan harga tepung terigu di pasar dunia, akan mengakibatkan harga mie instant naik hingga tiga kali lipat.
Ancaman inflasi tinggi dan kenaikan harga barang dan jasa perlu jadi perhatian serius. Sebab, masyarakat bawah itu sangat sensitif dengan kenaikan harga. Apalagi daya beli masyarakat sudah tergerus akibat pandemi Covid-19, banyak PHK, penurunan gaji, kenaikan harga-harga bahan pangan, harga barang, dan sebagainya. “Idealnya tarif ojol maksimal hanya naik di kisaran 10%”, ujar Piter.
Di tengah kondisi inflasi yang tinggi seperti saat ini memang sebuah keniscayaan harga bang-barang naik. Sri Adiningsih, Ekonom dari Universitas Gadjah Mada mengatakan kenaikan tarif ojol sebenarnya mengikuti kenaikan yang lain. Seperti Upah, BBM, kenaikan harga-harga yang lain. Jika tarif ojol tidak naik, sementara harga BBM naik, ini juga akan menjadi beban bagi sekitar 3 juta driver ojol yang ada saat ini.
Sudah pasti kenaikan harga-harga ini akan berdampak sangat luas kepada masyarakat, yang beban hidupnya sudah sangat berat akibat pandemi. Sri Adiningsih berharap pemerintah dapat mengatur agar kenaikan yang terjadi terhadap harga barang dan jasa ini tidak terlalu tinggi, dan dilakukan secara bertahap. Hal ini dilakukan agar masyarakat tidak kaget dengan kondisi ekonomi saat ini. Pemerintah juga bisa mengatur dan berkordinasi sedemikian rupa, sehingga kenaikan barang dan jasa yang terjadi tidak bersaman dan dalam waktu yang berdekatan. Upaya ini bisa menjadi alternatif untuk menahan laju inflasi agar tidak menjulang tinggi.
Seperti apa kondisi ekonomi Indonesia dalam beberapa minggu ke depan? Bagaimana dampao kenaikan ojol nanti terhadap naiknya harga barang-barang? Seberapa besar pemerintah akan mengurangi subsidi BBM? Akankah harga mie instant benar-benar naik? Informasi ini bisa dipantau langsung melalui News RCTI+ secara update. Didukung oleh 93 publisher, news aggregator dibawah MNC Group ini setiap harinya selalu menghadirkan informasi-informasi penting yang dibutuhkan pembaca, termasuk informasi mengenai harga-harga barang/jasa dan kondisi ekonomi terkini baik nasional maupun global.
‘’News RCTI+ terus berkomitmen untuk memberitakan berbagai fenomena menarik, berdampak luas dan menjadi perhatian publik,’’ kata Co-Managing Director RCTI+, Valencia Tanoesoedibjo. Dia berharap News RCTI+ bisa menambah pengetahuan, hiburan sekaligus sumber inspirasi bagi masyarakat atas informasi penting yang disampaikan setiap hari.
Sebanyak 93 publisher menyuplai ribuan berita setiap hari ke News RCTI+ dalam berbagai isu di segala bidang. Ribuan berita tersebut ditampung dalam 14 kategori atau kanal. Yaitu, Berita Utama, Terkini, Populer, Otomotif, Travel, Ekonomi, Gaya Hidup, Muslim, Seleb, Teknologi, Olahraga, Global, Nasional, dan Infografis. News RCTI+ juga sudah menyediakan Topik Menarik untuk memudahkan pembaca mencari kumpulan berita menarik yang disukainya.
Publisher-publisher yang telah berkolaborasi dengan RCTI+ diantaranya: Okezone.com, Sindonews.com, Inews.id, Republika.com, Jawapos.com, Bisnis.com, Brilio.net, Tabloidbintang.com, Katadata.co.id, Rmol.id, rm.id, Infobanknews.com, dan Inilah.com. Selain itu ada Indozone.id, Ayojakarta.com, Pojoksatu.id, Alinea.id, Gwigwi.com, dw.com, todaykpop.com, Indosport, Skor.id, dan masih banyak lagi.
Tak hanya publisher yang home base-nya di Jakarta, News RCTI+ juga menggandeng banyak publisher berpengaruh yang markasnya di daerah. Sebut saja Radarjogja.com, Bantenhits.com, Ayosemarang.com, Ayobogor.com, Suarantb.com, Lombokpost.com, Suarasurabaya.net, Sumselupdate.com, Bukamatanews.id, Mandalapos.co.id dan masih banyak yang lain.
News menjadi satu bagian penting dari lima pilar yang ada di RCTI+. Selain news, empat pilar lainnya adalah video, audio, home of talent (HOT), dan games. Sehingga jika sudah cukup dengan informasi berita di News RCTI+, para pembaca juga bisa langsung melanjutkan petualangannya dengan menonton original series dan original movies, mendengarkan radio, bermain games hingga menonton bakat-bakat para seniman di home of talent (HOT). Banyak hiburan dan juga pengetahuan penting dan mengasyikkan tersaji sangat lengkap di RCTI+.
(nng)