Harga Telur Melonjak, Tembus Rp26.500 per Kg di Peternak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga telur ayam di pasaran terpantau mengalami lonjakan. Ternyata, kenaikan itu juga terjadi di tingkat peternak ayam.
"Di peternak juga naik 10% dari harga awal bulan. Harga tertinggi di peternak Rp26.500/kg untuk diambil pedagang," kata Suwardi Peternak Telur di Kendal kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Selasa (23/8/2022).
Kendati demikian, dia mengungkapkan, kenaikan itu bukan yang tertinggi dalam sejarah. Sebab, yang tertinggi itu pada saat menjelang lebaran, harganya sampai tembus Rp29.000/kg di peternak.
"Di peternak, saat ini tidak paling tinggi karena menjelang lebaran sempat Rp29.000/kg di peternak dan di pasaran Rp35.000/kg," ungkap Suwardi.
Lebih lanjut dia mamaparkan, harga telur yang melonjak ini disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya karena banyak kegiatan warga yang vakum selama dua tahun pandemi Covid-19.
Kemudian dipicu juga oleh cairnya Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang dirapel sehingga permintaan melebihi produksi.
"BPNT yang dirapel ini bikin permintaan over produksi sehingga para agen jadi khawatir tidak kedapatan telur, makanya harganya dinaikin agar dapat duluan," paparnya.
Oleh karena itu, dia meminta agar pemerintah merealisasikan BPNT ini tiap bulan sehingga tidak menimbulkan kepanikan yang pada akhirnya harga dapat dimainkan oleh oknum yang memanfaatkan keadaan.
"Ternyata telur dan beras naik karena BPNT. Semua itu tidak serta merta peternak menerima kenaikan yang dratis hanya maksimal 10% dari harga normal," ucapnya. Suwardi memperkirakan harga telur akan kembali normal pada awal September mendatang.
"Di peternak juga naik 10% dari harga awal bulan. Harga tertinggi di peternak Rp26.500/kg untuk diambil pedagang," kata Suwardi Peternak Telur di Kendal kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Selasa (23/8/2022).
Kendati demikian, dia mengungkapkan, kenaikan itu bukan yang tertinggi dalam sejarah. Sebab, yang tertinggi itu pada saat menjelang lebaran, harganya sampai tembus Rp29.000/kg di peternak.
"Di peternak, saat ini tidak paling tinggi karena menjelang lebaran sempat Rp29.000/kg di peternak dan di pasaran Rp35.000/kg," ungkap Suwardi.
Lebih lanjut dia mamaparkan, harga telur yang melonjak ini disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya karena banyak kegiatan warga yang vakum selama dua tahun pandemi Covid-19.
Kemudian dipicu juga oleh cairnya Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang dirapel sehingga permintaan melebihi produksi.
"BPNT yang dirapel ini bikin permintaan over produksi sehingga para agen jadi khawatir tidak kedapatan telur, makanya harganya dinaikin agar dapat duluan," paparnya.
Oleh karena itu, dia meminta agar pemerintah merealisasikan BPNT ini tiap bulan sehingga tidak menimbulkan kepanikan yang pada akhirnya harga dapat dimainkan oleh oknum yang memanfaatkan keadaan.
"Ternyata telur dan beras naik karena BPNT. Semua itu tidak serta merta peternak menerima kenaikan yang dratis hanya maksimal 10% dari harga normal," ucapnya. Suwardi memperkirakan harga telur akan kembali normal pada awal September mendatang.