Terus Bakar Uang, Bandara Kertajati bak Hidup Segan Mati Tak Mau
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kehadiran Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati , Majalengka, Jawa Barat, dinilai belum mendatangkan manfaat bagi masyarakat. Sebaliknya, bandara tersebut kini menjadi beban pemerintah sebab sejak tahap perencanaan, Pemprov Jawa Barat telah menggelontorkan dana triliunan rupiah untuk pembangunan bandara itu.
Baca juga: Mulai November 2022 Penerbangan Umroh Berangkat dari Bandara Kertajati
Wakil Ketua Kadin Jabar Aldo F Widiyana mengatakan, belum banyak masyarakat Jabar yang bisa merasakan langsung manfaat bandara tersebut. Selain itu, efek domino yang diharapkan pun belum optimal.
Menurutnya, alih-alih menjadi sumber pendapatan daerah yang signifikan, BIJB kini malah terus-menerus menyedot biaya operasional yang tak sedikit.
"Hingga kini, BJIB terus jadi cost center. Jangan sampailah BIJB bakar uang terus," tegas Aldo dalam keterangannya, Selasa (6/9/2022).
Dengan kondisi tersebut, lanjut Aldo, dibutuhkan political will yang kuat, baik dari pemerintah pusat maupun Pemprov Jabar dalam hal ini Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
"Tanpa keinginan yang kuat dari pemerintah, ya Bandara Kertajati hanya akan seperti ini, hidup segan mati tak mau," ujarnya.
Agar Bandara Kertajati segera menghadirkan manfaat bagi masyarakat, lanjut dia, pihak pengelola bandara memperhatikan fasilitas yang ada serta memperkuat jaringan. Penguatan jaringan bisa dilakukan dengan maskapai penerbangan hingga bisnis-bisnis lainnya, seperti hotel, rumah makan, gudang, termasuk industri di kawasan bandara yang akan dibangun.
"Perlu juga untuk menyamai standar layanan dari bandara-bandara yang biasanya menjadi tujuan konsumen, seperti Bandara Soekarno Hatta," ujarnya.
Aldo menambahkan, pemilihan sumber daya manusia yang baik pun diyakininya dapat membantu meningkatkan kualitas Bandara Kertajati.
Terpisah, anggota DPRD Jabar Daddy Rohanandi pun menyesalkan kondisi yang terjadi di Bandara Kertajati. Bahkan, dia menyebut, tak rela jika APBD terus tersedot Bandara Kertajati.
"Saya sudah beberapa kali sampaikan, bahwa saya tak ikhlas uang APBD sebanyak itu hanya menghasilkan bandara yang nyaris tak beroperasi seperti sekarang," tegasnya.
Baca juga: Mulai November 2022 Penerbangan Umroh Berangkat dari Bandara Kertajati
Wakil Ketua Kadin Jabar Aldo F Widiyana mengatakan, belum banyak masyarakat Jabar yang bisa merasakan langsung manfaat bandara tersebut. Selain itu, efek domino yang diharapkan pun belum optimal.
Menurutnya, alih-alih menjadi sumber pendapatan daerah yang signifikan, BIJB kini malah terus-menerus menyedot biaya operasional yang tak sedikit.
"Hingga kini, BJIB terus jadi cost center. Jangan sampailah BIJB bakar uang terus," tegas Aldo dalam keterangannya, Selasa (6/9/2022).
Dengan kondisi tersebut, lanjut Aldo, dibutuhkan political will yang kuat, baik dari pemerintah pusat maupun Pemprov Jabar dalam hal ini Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
"Tanpa keinginan yang kuat dari pemerintah, ya Bandara Kertajati hanya akan seperti ini, hidup segan mati tak mau," ujarnya.
Agar Bandara Kertajati segera menghadirkan manfaat bagi masyarakat, lanjut dia, pihak pengelola bandara memperhatikan fasilitas yang ada serta memperkuat jaringan. Penguatan jaringan bisa dilakukan dengan maskapai penerbangan hingga bisnis-bisnis lainnya, seperti hotel, rumah makan, gudang, termasuk industri di kawasan bandara yang akan dibangun.
"Perlu juga untuk menyamai standar layanan dari bandara-bandara yang biasanya menjadi tujuan konsumen, seperti Bandara Soekarno Hatta," ujarnya.
Aldo menambahkan, pemilihan sumber daya manusia yang baik pun diyakininya dapat membantu meningkatkan kualitas Bandara Kertajati.
Terpisah, anggota DPRD Jabar Daddy Rohanandi pun menyesalkan kondisi yang terjadi di Bandara Kertajati. Bahkan, dia menyebut, tak rela jika APBD terus tersedot Bandara Kertajati.
"Saya sudah beberapa kali sampaikan, bahwa saya tak ikhlas uang APBD sebanyak itu hanya menghasilkan bandara yang nyaris tak beroperasi seperti sekarang," tegasnya.
(uka)