Mentan Sebut Peran Petrokimia Gresik Hadapi Tantangan Ketahanan Pangan

Sabtu, 17 September 2022 - 00:55 WIB
loading...
Mentan Sebut Peran Petrokimia Gresik Hadapi Tantangan Ketahanan Pangan
Petrokimia Gresik memikul amanah untuk terus menyalurkan pupuk bersubsidi bagi petani di berbagai daerah di Indonesia. Foto/Ilustrasi/Ist
A A A
GRESIK - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyatakan bahwa untuk menghadapi tantangan ketahanan pangan (krisis pangan dunia) dibutuhkan kolaborasi dan peranan aktif para stakeholder.

Di antaranya Petrokimia Gresik yang saat ini memikul amanah untuk terus menyalurkan pupuk bersubsidi bagi petani di berbagai daerah di Indonesia.



Mentan mengungkapkan, Presiden selalu mengatakan harus ada langkah extraordinary dari semua pihak untuk menghadapi tantangan ketahanan pangan ini.

Hal itu disampaikan Mentan saat bersama Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menjadi nara sumber dalam sebuah acara di Jakarta.

Mentan menyampaikan bahwa ancaman krisis pangan dunia saat ini disebabkan beberapa hal. Mulai dari Covid-19 yang terjadi selama 2,5 tahun, climate change, dan pengaruh geopolitics yaitu perang di kawasan Eropa.

“Neraca kita saat ini cukup baik, 12 komoditi dasar kita cukup terjaga. Tapi kita tidak boleh terlalu PD (percaya diri). Semua langkah harus dipersiapkan," ujarnya, dikutip Jumat (17/9/2022).



Dia menegaskan bahwa ancaman krisis pangan harus diwaspadai karena dampaknya sangat besar. "Jangan lupa Indonesia adalah negara keempat terbesar. Ada 273 juta orang yang membutuhkan pangan dan tidak bisa ditunda,” tandasnya.

Sementara itu, Petrokimia Gresik terus berusaha menjaga ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani dengan beberapa pendekatan. Dengan tujuan agar Indonesia keluar dari ancaman krisis pangan.

Dwi Satriyo menegaskan bahwa Petrokimia Gresik memastikan produksi dan distribusi pupuk hingga petani berjalan dengan lancar.

“Sebagian bahan baku pupuk saat ini masih kita peroleh dari impor. Bahan baku yang sempat mengalami permasalahan adalah KCl untuk produks ipupuk NPK di awal perang kawasan Eropa. Pada kondisi normal, jumlah KCl yang diekspor adalah 41,6 juta ton setahun. Dari total tersebut 47 persen berasal dari Belarusia dan Rusia. Bisa dibayangkan jika supply dari Belarusia dan Rusia ini terganggu,” tandasnya.



Oleh karena itu, demi menjaga ketahanan pangan nasional, Petrokimia Gresik menambah pengadaan KCl dari Kanada.

Kedua, berupaya meningkatkan produktivitas pertanian melalui program Agro Solution menciptakan ekosistem pertanian secara komprehensif, baik on farm maupun off farm.

Mulai dari penyediaan dana atau modal usaha yang bersinergi dengan lembaga perbankan, kemudian jaminan asuransi, ketersediaan pupuk dan pengendalian hama.

“Dalam program ini Petrokimia Gresik mengedukasi penggunaan pupuk non subsidi. Dengan pengawalan yang baik, mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani,” ujar Dwi Satriyo.

Petrokimia Gresik juga melakukan transformasi digital untuk memastikan perbaikan kinerja agar kebutuhan petani bisa tercukupi dengan baik. Selain itu pengembangan SDM pertanian dengan menggandeng sejumlah penyelenggara pendidikan sektor pertanian.

“Kami menciptakan SDM unggul pertanian dengan membuka program magang bagi mahasiswa pertanian, bekerja sama dengan tujuh Politeknik Pertanian di Indonesia untuk mendorong regenerasi di sektor pertanian,” tandas Dwi Satriyo.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2047 seconds (0.1#10.140)