Harga Produk China Terkenal Murah, Begini Penjelasannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga produk-produk dari China, selama ini dikenal sangat murah. Sejumlah pasar di dunia pun rata-rata menjual barang produksi China. Ternyata ini terkait dengan kebijakan pemerintah China, utamanya kebijakan ekspor, haji karyawan, hingga pajak.
Dilansir dari IndustryWeek, China memiliki strategi nasional 'dumping' yang merupakan tindakan produsen pengekspor produk ke negara lain, dengan harga yang berada di bawah pasar dalam negeri atau biaya produksi.
Tujuan dari 'dumping' adalah, demi menghancurkan dan merebut pasar untuk produk atau komoditas tertentu, sehingga harga kepada konsumen akan diturunkan jauh di bawah persaingan.
Strategi ini diusung oleh China sebagai negara Neomerkantilisme. Di mana istilah tersebut merujuk pada negara yang memiliki kebijakan mendorong ekspor, dan menghambat impor demi mengontrol pergerakan modal.
Hal ini tentu akan membuat China akan untung, karena memiliki banyak permintaan. Kebijakan ini memang tidak dilarang oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Tenaga kerja di China juga dibayar sangatlah murah, dan juga berlimpah mengingat negara ini memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia.
Tak heran bila China, masih memiliki sekitar satu miliar penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kebanyakan pabrik yang telah menggunakan mesin dalam sistem produksinya, dinilai lebih murah dan berujung terhadap tingginya akan pengangguran.
Selain itu seluruh pekerja yang berada di naungan All-China Federation of Trade Unions atau ACFTU juga menjadi penyebabnya. Sebab, serikat yang dibuat pemerintah ini menetapkan aturan bahwa membentuk serikat kerja penuh persaingan adalah ilegal. Sehingga semua persaingan baik lokal maupun asing akan dimonopoli oleh ACFTU.
Bila ada para buruh yang protes akan aturan ini, maka akan dipecat bahkan disiksa. Karena itulah cukup banyak kasus bunuh diri di China. China bahkan tidak memberikan asuransi maupun kompensasi bagi para pekerjanya. Meskipun mereka memiliki aturan tentang kesejahteraan pekerja.
Aturan tentang kesejahteraan pekerja, hanya dijadikan formalitas dan tidak pernah diterapkan. Negara ini juga menjadi salah satu negara paling tercemar di dunia, mengingat banyaknya pabrik produksi dan minimnya kesadaran terhadap kepedulian lingkungan.
Kemudian bagi perusahaan asing yang hendak memasukkan produknya ke China, maka perusahaan tersebut harus memiliki beberapa pekerja asal China di dalam perusahaannya. Pekerja ini juga harus memiliki posisi penting dalam perusahaan tersebut.
Hal yang membuat barang China ini memiliki harga murah lainnya, dikarenakan adanya pajak penambahan nilai atau Value Added Tax (VAT). Sehingga setiap perusahaan yang berhasil mengekspor barang ke luar negeri, akan mendapatkan kembali pajak tersebut.
Kebanyakan perusahaan di China juga diwajibkan untuk membentuk mitra dengan negara ini. Di mana tujuannya adalah untuk mempertahankan kepemilikan mayoritas, mengambil sebagian besar keuntungan, dan memiliki kendali nyata atas perusahaan. Itulah mengapa barang di China memiliki harga murah. Banyaknya yang dikorbankan tentu menjadi harga yang sepadan dengan keuntungan yang didapatnya.
Dilansir dari IndustryWeek, China memiliki strategi nasional 'dumping' yang merupakan tindakan produsen pengekspor produk ke negara lain, dengan harga yang berada di bawah pasar dalam negeri atau biaya produksi.
Tujuan dari 'dumping' adalah, demi menghancurkan dan merebut pasar untuk produk atau komoditas tertentu, sehingga harga kepada konsumen akan diturunkan jauh di bawah persaingan.
Strategi ini diusung oleh China sebagai negara Neomerkantilisme. Di mana istilah tersebut merujuk pada negara yang memiliki kebijakan mendorong ekspor, dan menghambat impor demi mengontrol pergerakan modal.
Hal ini tentu akan membuat China akan untung, karena memiliki banyak permintaan. Kebijakan ini memang tidak dilarang oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Tenaga kerja di China juga dibayar sangatlah murah, dan juga berlimpah mengingat negara ini memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia.
Tak heran bila China, masih memiliki sekitar satu miliar penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kebanyakan pabrik yang telah menggunakan mesin dalam sistem produksinya, dinilai lebih murah dan berujung terhadap tingginya akan pengangguran.
Baca Juga
Selain itu seluruh pekerja yang berada di naungan All-China Federation of Trade Unions atau ACFTU juga menjadi penyebabnya. Sebab, serikat yang dibuat pemerintah ini menetapkan aturan bahwa membentuk serikat kerja penuh persaingan adalah ilegal. Sehingga semua persaingan baik lokal maupun asing akan dimonopoli oleh ACFTU.
Bila ada para buruh yang protes akan aturan ini, maka akan dipecat bahkan disiksa. Karena itulah cukup banyak kasus bunuh diri di China. China bahkan tidak memberikan asuransi maupun kompensasi bagi para pekerjanya. Meskipun mereka memiliki aturan tentang kesejahteraan pekerja.
Aturan tentang kesejahteraan pekerja, hanya dijadikan formalitas dan tidak pernah diterapkan. Negara ini juga menjadi salah satu negara paling tercemar di dunia, mengingat banyaknya pabrik produksi dan minimnya kesadaran terhadap kepedulian lingkungan.
Baca Juga
Kemudian bagi perusahaan asing yang hendak memasukkan produknya ke China, maka perusahaan tersebut harus memiliki beberapa pekerja asal China di dalam perusahaannya. Pekerja ini juga harus memiliki posisi penting dalam perusahaan tersebut.
Hal yang membuat barang China ini memiliki harga murah lainnya, dikarenakan adanya pajak penambahan nilai atau Value Added Tax (VAT). Sehingga setiap perusahaan yang berhasil mengekspor barang ke luar negeri, akan mendapatkan kembali pajak tersebut.
Kebanyakan perusahaan di China juga diwajibkan untuk membentuk mitra dengan negara ini. Di mana tujuannya adalah untuk mempertahankan kepemilikan mayoritas, mengambil sebagian besar keuntungan, dan memiliki kendali nyata atas perusahaan. Itulah mengapa barang di China memiliki harga murah. Banyaknya yang dikorbankan tentu menjadi harga yang sepadan dengan keuntungan yang didapatnya.
(eyt)