Kendalikan Inflasi, Ganjar Dorong Konsumsi Beras Lokal Unggulan Asli Klaten
loading...
A
A
A
KLATEN - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kembali menyalurkan program bantuan sosial (bansos) untuk Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dalam upaya pengendalian inflasi. Ganjar kali ini menyalurkan bantuan di Gapoktan Tani Makmur di Desa Kepanjen, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten
Ganjar memperkenalkan beras lokal Srinuk sebagai produk pertanian unggulan di Jawa Tengah. Srinuk merupakan produk beras asli Klaten yang dulu dikenal dengan Rojo Lele.
"Dan satu lagi ini produknya menarik karena hasil rekayasa. Kalau dulu ada Rojo Lele itu legend di Delanggu. Kalau orang Jawa makan nasi Rojo Lele mesti orang kaya top markotop. Enak, wanginya luar biasa. Dan karena dulu pernah hilang, sekarang dikembalikan dengan riset yang baru dikasih nama Srinuk," kata Ganjar dalam pernyataannya, Senin (20/9/2022).
Pemkab Klaten pun telah mengeluarkan kebijakan mendorong konsumsi beras lokal dengan mewajibkan ASN membeli 10 kilogram beras Srinuk setiap bulan. Menurut Ganjar, hal tersebut dilakukan untuk menguatkan ketahanan pangan di Jawa Tengah. Ganjar juga menyebutkan, produksi beras di Jawa Tengah hari ini cukup bagus dan mengalami surplus.
"Yuk, kita bantu dengan ikhlas lillahi ta'ala. Kalau ini kita dampingi ketahanan pangan kita kuat sambil tentu saja kalau Jawa Tengah beras sudah bagus dan surplus," ucap Ganjar.
Tak hanya itu, Ganjar juga mengupayakan ketahanan pangan dengan terus mengembangkan makanan pendamping beras. Hal itu dikarenakan banyak komoditas lain yang memiliki potensi cukup bagus di Klaten, seperti umbi-umbian dan jagung.
"Kita kembangkan pendamping beras lebih banyak lagi karena banyak umbi-umbian di sini, banyak jagung dan komoditas lain yang menggantikan. Nah kita dampingi dari segi itu," ucap Ganjar.
Dalam kesempatan ini, Ganjar juga menyalurkan program bantuan melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah dengan total bantuan Rp 950.880.000 untuk 2.264 gapoktan penerima. Untuk Kabupaten Klaten ada 131 gapoktan yang menerima bantuan.
Ganjar memperkenalkan beras lokal Srinuk sebagai produk pertanian unggulan di Jawa Tengah. Srinuk merupakan produk beras asli Klaten yang dulu dikenal dengan Rojo Lele.
"Dan satu lagi ini produknya menarik karena hasil rekayasa. Kalau dulu ada Rojo Lele itu legend di Delanggu. Kalau orang Jawa makan nasi Rojo Lele mesti orang kaya top markotop. Enak, wanginya luar biasa. Dan karena dulu pernah hilang, sekarang dikembalikan dengan riset yang baru dikasih nama Srinuk," kata Ganjar dalam pernyataannya, Senin (20/9/2022).
Pemkab Klaten pun telah mengeluarkan kebijakan mendorong konsumsi beras lokal dengan mewajibkan ASN membeli 10 kilogram beras Srinuk setiap bulan. Menurut Ganjar, hal tersebut dilakukan untuk menguatkan ketahanan pangan di Jawa Tengah. Ganjar juga menyebutkan, produksi beras di Jawa Tengah hari ini cukup bagus dan mengalami surplus.
"Yuk, kita bantu dengan ikhlas lillahi ta'ala. Kalau ini kita dampingi ketahanan pangan kita kuat sambil tentu saja kalau Jawa Tengah beras sudah bagus dan surplus," ucap Ganjar.
Tak hanya itu, Ganjar juga mengupayakan ketahanan pangan dengan terus mengembangkan makanan pendamping beras. Hal itu dikarenakan banyak komoditas lain yang memiliki potensi cukup bagus di Klaten, seperti umbi-umbian dan jagung.
"Kita kembangkan pendamping beras lebih banyak lagi karena banyak umbi-umbian di sini, banyak jagung dan komoditas lain yang menggantikan. Nah kita dampingi dari segi itu," ucap Ganjar.
Dalam kesempatan ini, Ganjar juga menyalurkan program bantuan melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah dengan total bantuan Rp 950.880.000 untuk 2.264 gapoktan penerima. Untuk Kabupaten Klaten ada 131 gapoktan yang menerima bantuan.
(nng)