Digitalisasi Percepat UMKM Naik Kelas dan Perluas Pasar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah terus menggencarkan literasi dan inklusi keuangan, termasuk di sektor keuangan syariah. Program ini juga menyasar kalangan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sebagai tulang punggung perekonomian nasional.
Berdasarkan hasil survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019, tingkat inklusi keuangan syariah di Indonesia mencapai 9% dan tingkat literasi keuangan syariah mencapai 8,93%.
Capaian tersebut belum optimal mengingat Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.
Oleh karena itu, Indonesia memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan inklusi dan literasi keuangan syariah. Namun, tentunya pemerintah memerlukan dukungan dari para pemangku kepentingan untuk menyukseskan program ini.
Dukungan datang salah satunya dari PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah atau Askrindo Syariah. Kali ini, Askrindo Syariah menggelar literasi di kota Medan, Sumatera Utara, Senin (26/9), dengan mengangkat tema Inklusi Penjaminan Syariah pada sektor UMKM di Era Digital.
Kegiatan tersebut diikuti peserta dari lembaga keuangan bank dan non-bank syariah, serta koperasi syariah di kota Medan.
Plt Direktur Utama Askrindo Syariah Subagio Istiarno mengatakan, Askrindo Syariah secara aktif menggelar literasi khususnya di bidang penjaminan syariah. Sebelum di Medan, kegiatan serupa telah diselenggarakan di beberapa kota yaitu Aceh, Pekanbaru dan Mataram.
Subagio berharap literasi ini dapat membantu serta mendorong para UMKM agar naik kelas serta menyongsong digitalisasi bisnis.
"Di era 4.0 saat ini kami mengharapkan serta membantu para UMKM agar mampu beradaptasi dengan kondisi pasar di mana lebih dari 50% itu menggunakan teknologi agar para UMKM lebih siap lagi dalam menghadapinya," ujarnya melalui siaran pers, dikutip Selasa (27/9/2022).
Melalui digitalisasi, lanjut dia, para UMKM akan menghemat biaya promosi karena bisa dilakukan melalui media sosial serta platform e-commerce, dan jangkauan pasarnya juga akan lebih luas lagi bahkan hingga ke luar negeri.
"Dengan penguatan digitalisasi ini maka UMKM akan memudahkan konsumen secara real time dalam menerima pesanan serta membantu mempertahankan pendapatan serta meningkatkan produktifitas agar usaha terus berjalan. Dengan digitalisasi ini pula diharapkan pasar mereka akan lebih dikenal dan dapat bersaing lebih luas lagi," paparnya.
Komisaris Utama Askrindo Syariah Siti Ma'rifah menambahkan, penguatan ekonomi dan keuangan syariah merupakan bagian dari pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif serta pembiayaan ekonomi yang harmonis dengan lingkungan ekonomi syariah dan digitalisasi.
Askrindo Syariah, kata Siti, mendukung program pemerintah dalam hal pengembangan ekosistem syariah khususnya di sektor UMKM melalui penjaminan pembiayaan.
Askrindo Syariah juga ingin memastikan agar pelaku UMKM dapat bertahan dan bangkit pasca pandemi Covid-19 sehingga dapat berkontribusi pada perekonomian Indonesia.
"Kami berharap dapat selalu membantu industri UMKM agar terus berkembang, berdaya saing sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional di Indonesia," tuturnya.
Sementara itu, Walikota Medan Bobby Nasution menilai kegiatan literasi ini menjadikan momentum bagi para UMKM dan dirinya berkeyakinan bahwa dengan adanya kolaborasi dari seluruh stakeholder maka UMKM akan bisa maju serta berdaya saing.
"Kota Medan memiliki potensi ekonomi kerakyatan yang cukup besar. Potensi itu secara rill ada dan bersentuhan dengan aktivitas ekonomi kerakyatan, termasuk potensi UMKM. Selain itu, membuat UMKM naik kelas juga merupakan salah satu dari lima program prioritas pemerintah kota Medan," ungkap menantu presiden Jokowi itu.
Dia melanjutkan, pemerintah Kota Medan berkomitmen untuk terus melakukan pembinaan baik dari tahap produksi, pengemasan, distribusi sampai tahap pemasaran bahkan memfasilitasi akses pada permodalan.
"Kami melakukan pembinaan pada UMKM baik melalui digitalisasi dan kerja sama juga dalam pemasaran produk UMKM secara online maupun offline," pungkas Bobby.
Berdasarkan hasil survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019, tingkat inklusi keuangan syariah di Indonesia mencapai 9% dan tingkat literasi keuangan syariah mencapai 8,93%.
Capaian tersebut belum optimal mengingat Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.
Oleh karena itu, Indonesia memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan inklusi dan literasi keuangan syariah. Namun, tentunya pemerintah memerlukan dukungan dari para pemangku kepentingan untuk menyukseskan program ini.
Dukungan datang salah satunya dari PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah atau Askrindo Syariah. Kali ini, Askrindo Syariah menggelar literasi di kota Medan, Sumatera Utara, Senin (26/9), dengan mengangkat tema Inklusi Penjaminan Syariah pada sektor UMKM di Era Digital.
Kegiatan tersebut diikuti peserta dari lembaga keuangan bank dan non-bank syariah, serta koperasi syariah di kota Medan.
Plt Direktur Utama Askrindo Syariah Subagio Istiarno mengatakan, Askrindo Syariah secara aktif menggelar literasi khususnya di bidang penjaminan syariah. Sebelum di Medan, kegiatan serupa telah diselenggarakan di beberapa kota yaitu Aceh, Pekanbaru dan Mataram.
Subagio berharap literasi ini dapat membantu serta mendorong para UMKM agar naik kelas serta menyongsong digitalisasi bisnis.
"Di era 4.0 saat ini kami mengharapkan serta membantu para UMKM agar mampu beradaptasi dengan kondisi pasar di mana lebih dari 50% itu menggunakan teknologi agar para UMKM lebih siap lagi dalam menghadapinya," ujarnya melalui siaran pers, dikutip Selasa (27/9/2022).
Baca Juga
Melalui digitalisasi, lanjut dia, para UMKM akan menghemat biaya promosi karena bisa dilakukan melalui media sosial serta platform e-commerce, dan jangkauan pasarnya juga akan lebih luas lagi bahkan hingga ke luar negeri.
"Dengan penguatan digitalisasi ini maka UMKM akan memudahkan konsumen secara real time dalam menerima pesanan serta membantu mempertahankan pendapatan serta meningkatkan produktifitas agar usaha terus berjalan. Dengan digitalisasi ini pula diharapkan pasar mereka akan lebih dikenal dan dapat bersaing lebih luas lagi," paparnya.
Komisaris Utama Askrindo Syariah Siti Ma'rifah menambahkan, penguatan ekonomi dan keuangan syariah merupakan bagian dari pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif serta pembiayaan ekonomi yang harmonis dengan lingkungan ekonomi syariah dan digitalisasi.
Askrindo Syariah, kata Siti, mendukung program pemerintah dalam hal pengembangan ekosistem syariah khususnya di sektor UMKM melalui penjaminan pembiayaan.
Askrindo Syariah juga ingin memastikan agar pelaku UMKM dapat bertahan dan bangkit pasca pandemi Covid-19 sehingga dapat berkontribusi pada perekonomian Indonesia.
"Kami berharap dapat selalu membantu industri UMKM agar terus berkembang, berdaya saing sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional di Indonesia," tuturnya.
Sementara itu, Walikota Medan Bobby Nasution menilai kegiatan literasi ini menjadikan momentum bagi para UMKM dan dirinya berkeyakinan bahwa dengan adanya kolaborasi dari seluruh stakeholder maka UMKM akan bisa maju serta berdaya saing.
"Kota Medan memiliki potensi ekonomi kerakyatan yang cukup besar. Potensi itu secara rill ada dan bersentuhan dengan aktivitas ekonomi kerakyatan, termasuk potensi UMKM. Selain itu, membuat UMKM naik kelas juga merupakan salah satu dari lima program prioritas pemerintah kota Medan," ungkap menantu presiden Jokowi itu.
Dia melanjutkan, pemerintah Kota Medan berkomitmen untuk terus melakukan pembinaan baik dari tahap produksi, pengemasan, distribusi sampai tahap pemasaran bahkan memfasilitasi akses pada permodalan.
"Kami melakukan pembinaan pada UMKM baik melalui digitalisasi dan kerja sama juga dalam pemasaran produk UMKM secara online maupun offline," pungkas Bobby.
(ind)