Ambil Alih Hak Partisipasi Shell di Blok Masela, Pertamina Harus Siapkan Rp21 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah menargetkan pembicaraan mengenai akuisisi hak partisipasi atau participating interest (PI) Shell di Blok Masela oleh PT Pertamina (Persero) dapat selesai pada tahun ini. Salah satu syarat utama untuk mencapai kesepakatan tentu saja terkait nilai akuisisi PI itu sendiri.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, untuk bisa masuk ke proyek Masela tentu Pertamina harus menemukan kesepakatan dengan Shell.
Dia menuturkan, Shell sudah memiliki basis nilai yang minimal harus bisa disiapkan oleh Pertamina. Nilai tersebut merupakan total dana yang telah digelontorkan oleh Shell selama menjadi mitra Inpex di Masela.
“Kalau ada yang masuk, pertama dilihat negosiasi dengan Shell, mereka mau lepas berapa, ada cash out kan mereka (Shell). Apakah Shell lepas PI ganti aja (dana) yang udah diekluarin, ini strategi Shell juga. Pertamina negosiasi dengan Shell. Biar jalan, kami surati mereka agar mendukung divestasi. Sekitar USD1,4 miliar (Rp21 triliun kurs Rp15.000) sudah dikeluarkan Shell,” tutur Dwi di Bandung, Rabu (5/10/2022).
Dwi membeberkan salah satu basis negosiasi antara Pertamina dan Shell juga saat ini sedang dilakukan. Pertamina, kata dia, sedang melakukan studi data room Blok Masela. Diharapkan bulan ini pelaksanaan studi bisa rampung, baru kemudian diputuskan berapa persen PI yang disanggupi atau akan diambil oleh Pertamina.
Investasi di Blok Masela memang bukanlah investasi sedikit. Pada rencana pengembangan atau Plan of Development (POD) awal, nilai investasinya diestimasikan bisa mencapai USD19,8 miliar dengan kapasitas fasilitas LNG mencapai 9,5 Metrik Ton Per Annum (MTPA) atau setara 1.600 juta kaki kubik per hari (MMscfd) serta gas pipa mencapai 150 MMscfd. Selain itu Blok Masela juga diproyeksi hasilkan kondensat 35 ribu barel per hari.
Terbaru, investasinya diperkirakan akan bertambah USD1,3-USD1,4 miliar miliar untuk membiayai penerapan carbon capture utilization and storage (CCUS).
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, untuk bisa masuk ke proyek Masela tentu Pertamina harus menemukan kesepakatan dengan Shell.
Dia menuturkan, Shell sudah memiliki basis nilai yang minimal harus bisa disiapkan oleh Pertamina. Nilai tersebut merupakan total dana yang telah digelontorkan oleh Shell selama menjadi mitra Inpex di Masela.
“Kalau ada yang masuk, pertama dilihat negosiasi dengan Shell, mereka mau lepas berapa, ada cash out kan mereka (Shell). Apakah Shell lepas PI ganti aja (dana) yang udah diekluarin, ini strategi Shell juga. Pertamina negosiasi dengan Shell. Biar jalan, kami surati mereka agar mendukung divestasi. Sekitar USD1,4 miliar (Rp21 triliun kurs Rp15.000) sudah dikeluarkan Shell,” tutur Dwi di Bandung, Rabu (5/10/2022).
Dwi membeberkan salah satu basis negosiasi antara Pertamina dan Shell juga saat ini sedang dilakukan. Pertamina, kata dia, sedang melakukan studi data room Blok Masela. Diharapkan bulan ini pelaksanaan studi bisa rampung, baru kemudian diputuskan berapa persen PI yang disanggupi atau akan diambil oleh Pertamina.
Investasi di Blok Masela memang bukanlah investasi sedikit. Pada rencana pengembangan atau Plan of Development (POD) awal, nilai investasinya diestimasikan bisa mencapai USD19,8 miliar dengan kapasitas fasilitas LNG mencapai 9,5 Metrik Ton Per Annum (MTPA) atau setara 1.600 juta kaki kubik per hari (MMscfd) serta gas pipa mencapai 150 MMscfd. Selain itu Blok Masela juga diproyeksi hasilkan kondensat 35 ribu barel per hari.
Terbaru, investasinya diperkirakan akan bertambah USD1,3-USD1,4 miliar miliar untuk membiayai penerapan carbon capture utilization and storage (CCUS).
(uka)