Harga Minyak Dunia Turun-Naik, Potensi Penurunan Harga BBM Subsidi Tetap Tipis

Minggu, 09 Oktober 2022 - 23:43 WIB
loading...
Harga Minyak Dunia Turun-Naik, Potensi Penurunan Harga BBM Subsidi Tetap Tipis
Potensi penurunan harga BBM subsidi seperti Pertalite sangat tipis. Foto/Dok Antara
A A A
JAKARTA - Harga minyak mentah atau crude oil di pasar global masih bergejolak. Naik atau turunnya harga minyak dunia memang bisa berpengaruh terhadap harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia.

Meski begitu, untuk BBM bersubsidi seperti Pertalite, potensi penurunan harga sangat kecil sekalipun pada kondisi di mana harga minyak dunia melandai.

Sebelumnya, pada 3 September 2022 lalu pemerintah menaikkan harga BBM subsidi jenis Pertalite dan juga Pertamax lantaran harga minyak mentah melonjak di atas USD100 per barel.

Setelah itu, harga komoditas strategis ini terus bergerak fluktuatif dan sempat turun ke level USD90 per barel. Pada 30 September 2022, harga minyak mentah berjangka Brent ditutup turun 0,8% menjadi USD88,49 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menetap 0,9% lebih rendah di posisi USD81,23 per barel.



Merosotnya harga minyak mentah ini sempat diikuti dengan penurunan harga Pertamax. Pertamina menurunkan harga Pertamax dari Rp14.500 menjadi Rp13.900 per liter pada 1 Oktober 2022. Meski begitu, Pertalite yang masuk BBM subsidi tidak ikut turun, sedangkan Pertamina Dex series justru naik.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, hingga saat ini peluang penurunan harga BBM Pertalite masih jauh dari harapan.

Menurut dia, hal ini karena Pertalite memang belum masuk dalam harga keekonomian lantaran masih ada beban kompensasi yang harus ditanggung pemerintah.

"Hal ini karena memang belum masuk ke harga keekonomian. Masih ada beban kompensasi yang harus ditanggung pemerintah di mana jika mengacu kepada mops saat ini dan kurs mata uang rupiah terhadap dolar AS jumlah kompensasi yang pemerintah berikan di angka Rp3000-an per liter," jelas Mamit saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Minggu (9/10/2022).



Selain itu, Mamit membeberkan saat ini harga minyak cendrung naik, apalagi menjelang musim dingin dan juga Natal serta tahun baru. Kebutuhan akan energi pasti mengalami peningkatan. "Belum lagi OPEC yang memangkas produksi mereka sampai 2 juta maka harga akan tetap tinggi," bebernya.

"Saya melihat juga jika Pertalite turun apakah akan diikuti oleh penurunan harga kebutuhan pokok dan ongkos transportasi? Yang ada nanti hanya berkurang di BBM tetapi yang lain tetap sama. Jadi, masyarakat tidak mendapatkan manfaat secara optimal penurunan harga BBM subsidi ini," imbuhnya.

Sebelumnya, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan alasan pemerintah tidak menurunkan harga BBM subsidi walaupun harga minyak mentah dunia sedang rendah saat ini.

Menurut Luhut, harga minyak dunia hingga kini memang berfluktuasi sehingga berdampak pada harga BBM. Namun, kata dia, pemerintah masih harus memantau perkembangan harga minyak yang bisa tiba-tiba naik lagi.

"Kemarin ada yang bilang sama saya itu harga minyak sudah turun, turunkan lagi dong subsidi. Eh saya bilang kau tunggu dulu barang ini loncat-loncat," kata Luhut di Nusa Dua Convention Center Bali.



Luhut melanjutkan, bahkan ada kemungkinan harga minyak mentah menembus ke level tertinggi yakni USD200 per barel lantaran ancaman krisis energi di negara lain masih mengintai.

"Saya ngomong, 3 hari kemudian boom naik lagi (harga minyak). Anda bisa membayangkan enggak tiba-tiba kalau ada tactical nuclear weapon dimainkan di sana, itu (harga minyak) bisa USD200 itu," tukasnya.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1904 seconds (0.1#10.140)