OPEC+ Sepakat Pangkas Produksi 2 Juta Barel, Harga Minyak Dunia Menghangat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga minyak mentah dunia menguat tipis pada awal perdagangan di Asia, Kamis (6/10), merespons kesepakatan organisasi negara pengekspor minyak bumi dan sekutu (OPEC+) termasuk Rusia untuk memangkas produksi minyak 2 juta barel per hari (bph). Data perdagangan menunjukkan minyak Brent di Intercontinental Exchange (ICE) untuk kontrak Desember tumbuh 0,25% menjadi USD93,60 per barel.
Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk pengiriman Desember menguat 0,23% sebesar USD87,04 per barel. Perjanjian anggota OPEC termasuk Rusia diperkirakan bakal semakin menekan pasokan di pasar yang sudah ketat sebelumnya, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (6/10/2022).
Arab Saudi, pemimpin de facto OPEC+, pada pertemuan Rabu lalu mengatakan bahwa pemangkasan produksi adalah setara dengan sekitar 2% dari pasokan di seluruh dunia. Kebijakan ini diambil sebagai tanggapan terhadap kenaikan suku bunga di negara-negara Barat dan melemahnya ekonomi global.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden melontarkan kritik atas kesepakatan itu dengan menyebutnya sebagai pandangan sempit. Gedung Putih mengatakan akan berkonsultasi dengan Kongres ihwal pasokan tambahan untuk mengurangi ketergantungan terhadap harga energi.
Sementara itu, secara terpisah pada Rabu kemarin (5/10), Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan Rusia dapat ikut memangkas produksi minyak untuk mengimbangi efek dari pembatasan harga yang diberlakukan oleh Barat atas tindakan Moskow di Ukraina.
Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk pengiriman Desember menguat 0,23% sebesar USD87,04 per barel. Perjanjian anggota OPEC termasuk Rusia diperkirakan bakal semakin menekan pasokan di pasar yang sudah ketat sebelumnya, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (6/10/2022).
Arab Saudi, pemimpin de facto OPEC+, pada pertemuan Rabu lalu mengatakan bahwa pemangkasan produksi adalah setara dengan sekitar 2% dari pasokan di seluruh dunia. Kebijakan ini diambil sebagai tanggapan terhadap kenaikan suku bunga di negara-negara Barat dan melemahnya ekonomi global.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden melontarkan kritik atas kesepakatan itu dengan menyebutnya sebagai pandangan sempit. Gedung Putih mengatakan akan berkonsultasi dengan Kongres ihwal pasokan tambahan untuk mengurangi ketergantungan terhadap harga energi.
Sementara itu, secara terpisah pada Rabu kemarin (5/10), Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan Rusia dapat ikut memangkas produksi minyak untuk mengimbangi efek dari pembatasan harga yang diberlakukan oleh Barat atas tindakan Moskow di Ukraina.
(nng)