Solidaritas Eropa Melawan Rusia, Prancis Alirkan Gas ke Jerman

Jum'at, 14 Oktober 2022 - 10:52 WIB
loading...
Solidaritas Eropa Melawan...
Prancis telah mengirimkan pasokan gas ke Jerman untuk pertama kalinya sebagai bagian dari solidaritas Eropa di tengah meningkatnya krisis energi. Foto/Dok
A A A
BERLIN - Prancis telah mengirimkan pasokan gas ke Jerman untuk pertama kalinya sebagai bagian dari solidaritas Eropa di tengah meningkatnya krisis energi . Gas Prancis dialirkan melalui pipa, sebagai bagian dari kesepakatan antara kedua negara untuk mengurangi kekurangan energi setelah Rusia mematikan keran gas ke Eropa.



Meskipun aliran dari Prancis kurang dari 2% dari kebutuhan sehari-hari Jerman, hal ini disambut baik ketika Berlin berjuang untuk mendiversifikasi energinya. Sementara itu Rusia telah dituduh menggunakan pasokan gas sebagai senjata melawan Barat sejak invasi ke Ukraina.

Operator jaringan Prancis, GRTgaz, mengatakan untuk tahap awal bakal mengirimkan 31 gigawatt jam (GWh) per hari, melalui pipa dari desa perbatasan Prancis Obergailbach. Ditambahkan bahwa kapasitas maksimum aliran gas dari Prancis secara harian bisa tembus 100 GWh.

Bulan lalu, dalam kesepakatan solidaritas energi, Jerman berjanji untuk menyediakan listrik tambahan ke Prancis bila diperlukan, dan sebagai gantinya Prancis setuju untuk membantu Jerman dengan pasokan gas.

"Jika kita tidak memiliki solidaritas Eropa dan pasar yang terintegrasi dan bersatu saat ini, kita akan memiliki masalah serius," kata Presiden Prancis, Emmanuel Macron pada hari Rabu, kemarin.



Prancis diterangkan tidak terlalu terpengaruh oleh kebijakan Rusia yang mematikan keran gas ke Eropa, karena sebagian besar kebutuhan energinya dipenuhi oleh Norwegia dan melalui pasokan gas alam cair.

Invasi Rusia ke Ukraina pada Februari, telah menyebabkan kenaikan harga gas, dan semua pelanggan di Uni Eropa harus menghadapi kenaikan tarif pada musim dingin ini.

Saat itu Jerman mengandalkan Rusia untuk 55% pasokan gasnya. Namun ekonomi terbesar di Eropa ini telah mengurangi ketergantungannya menjadi 35% dan pada akhirnya ingin memangkas impor menjadi nol.

Jerman juga meningkatkan penggunaan batu bara dan memperpanjang umur pembangkit listrik yang sebelumnya akan ditutup, meskipun ada dampak negatif terhadap lingkungan.

Mantan kanselir Jerman, Angela Merkel mengatakan, dia tidak menyesal mengandalkan Rusia sebagai pemasok utama untuk gas selama 16 tahun di pemerintahan.

Pemerintah Jerman di tengah ancaman krisis energi, berencana mengurangi penggunaan gas sebesar 2% dengan membatasi penggunaan pencahayaan dan pemanas di gedung-gedung publik saat memasuki musim dingin kali ini.

Sementara itu Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan, bahwa keran gas ke Eropa masih dapat dinyalakan kembali. "Kami tidak membatasi siapa pun dalam apa pun," katanya, seraya menambahkan bahwa Moskow siap memasok volume gas tambahan pada periode musim gugur-musim dingin.

Namun terlepas dari kata-kata Putin, dimulainya kembali pasokan gas ke Eropa tampaknya tidak mungkin. Nord Stream 1, pipa gas terbesar Rusia ke Eropa telah ditutup tanpa batas waktu pada bulan Agustus karena alasan teknis, dan sejumlah kebocoran kemudian ditemukan pada bulan September.

Proyek Nord Stream 2, akan mulai beroperasi tahun ini, tapi ditolak izin operasinya oleh Jerman karena invasi tersebut. Kebocoran juga telah ditemukan dalam pipa Nord Stream 2.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2151 seconds (0.1#10.140)