Tingkatkan Daya Saing & Perluas Peluang, Sandiaga Uno Dorong Pelaku Ekraf Lakukan Digitalisasi
loading...
A
A
A
TANGERANG - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mendorong pelaku ekonomi kreatif khususnya UMKM untuk dapat terus melakukan inovasi, adaptasi dan kolaborasi.
Hal ini sebagai upaya dalam menghasilkan produk dan juga pemasaran, sehingga dapat memberikan dampak yang luas terhadap kebangkitan ekonomi dan terciptanya lapangan kerja.
Demikian dikatakan Menparekraf saat hadir di kegiatan "PESAT: Pendampingan UMKM Sukses dan Melesat" bagi pelaku ekonomi kreatif di Jagarawa, Tangerang, Banten, Sabtu (15/10/2022).
Ia mengatakan salah satu hal yang penting untuk dapat dipahami para pelaku UMKM saat ini adalah pentingnya digitalisasi. " Digitalisasi dapat meningkatkan daya saing dan memperluas peluang bagi pelaku usaha untuk mengembangkan pasar, sehingga dapat meningkatkan ekonomi para pelaku UMKM," katanya.
Menparekraf mengapresiasi kegiatan pelatihan yang memberikan pendamping pelatihan digitalisasi dengan strategi komunikasi konsumen dan pembuatan konten ini.
Dengan begitu, para pelaku ekonomi kreatif dapat senantiasa memperkuat ekosistem mereka di tengah pesatnya perkembangan era digital.
"Jika selalu mengikuti pelatihan digitalisasi, maka UMKM akan mampu menjawab tantangan dan halangan yang ada. Harapan kami juga agar pelaku UMKM dapat tergabung dalam program Gernas BBI," kata Menparekraf.
Kemenparekraf, dikatakannya, akan all out melakukan pendampingan dan pelatihan bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif. Di antaranya para pelaku parekraf khususnya UMKM dapat memanfaatkan program fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Kemenparekraf.
"Hal sejalan dengan arahan Presiden agar mendorong UMKM untuk mengembangkan skala usahanya dan memberikan peluang akses pembiayaan seluas-luasnya," ujar Menparekraf.
Ekonomi kreatif Indonesia memiliki potensi yang besar untuk terus dikembangkan. Saat ini ekonomi kreatif menjadi salah satu sektor penyumbang terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional dengan nilai kontribusi sebesar 7,8 persen.
Jumlah tersebut ditopang dengan tiga subsektor utama yakni kuliner, fesyen, dan kriya. Jumlah tersebut juga menempatkan Indonesia di peringkat tiga besar dunia dalam kontribusi terhadap PDB nasional di bawah Amerika Serikat dengan Hollywood dan Korea Selatan dengan K-Pop.
Saat ini, sebanyak 88,8% konsumen Indonesia menyatakan lebih dominan menggunakan dan mengonsumsi produk dengan brand atau jenama dalam negeri.
Adapun nilai ekspor ekonomi kreatif Indonesia pada tahun 2021 telah mencapai USD23,9 miliar. Sebelumnya pada 2020, ekonomi kreatif Indonesia baru berada pada angka USD18,8 miliar. Pemerintah menargetkan nilai ekspor ekonomi kreatif Indonesia pada tahun 2022 dapat mencapai angka USD25,14 miliar.
Hal ini sebagai upaya dalam menghasilkan produk dan juga pemasaran, sehingga dapat memberikan dampak yang luas terhadap kebangkitan ekonomi dan terciptanya lapangan kerja.
Demikian dikatakan Menparekraf saat hadir di kegiatan "PESAT: Pendampingan UMKM Sukses dan Melesat" bagi pelaku ekonomi kreatif di Jagarawa, Tangerang, Banten, Sabtu (15/10/2022).
Ia mengatakan salah satu hal yang penting untuk dapat dipahami para pelaku UMKM saat ini adalah pentingnya digitalisasi. " Digitalisasi dapat meningkatkan daya saing dan memperluas peluang bagi pelaku usaha untuk mengembangkan pasar, sehingga dapat meningkatkan ekonomi para pelaku UMKM," katanya.
Menparekraf mengapresiasi kegiatan pelatihan yang memberikan pendamping pelatihan digitalisasi dengan strategi komunikasi konsumen dan pembuatan konten ini.
Dengan begitu, para pelaku ekonomi kreatif dapat senantiasa memperkuat ekosistem mereka di tengah pesatnya perkembangan era digital.
"Jika selalu mengikuti pelatihan digitalisasi, maka UMKM akan mampu menjawab tantangan dan halangan yang ada. Harapan kami juga agar pelaku UMKM dapat tergabung dalam program Gernas BBI," kata Menparekraf.
Kemenparekraf, dikatakannya, akan all out melakukan pendampingan dan pelatihan bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif. Di antaranya para pelaku parekraf khususnya UMKM dapat memanfaatkan program fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Kemenparekraf.
"Hal sejalan dengan arahan Presiden agar mendorong UMKM untuk mengembangkan skala usahanya dan memberikan peluang akses pembiayaan seluas-luasnya," ujar Menparekraf.
Ekonomi kreatif Indonesia memiliki potensi yang besar untuk terus dikembangkan. Saat ini ekonomi kreatif menjadi salah satu sektor penyumbang terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional dengan nilai kontribusi sebesar 7,8 persen.
Jumlah tersebut ditopang dengan tiga subsektor utama yakni kuliner, fesyen, dan kriya. Jumlah tersebut juga menempatkan Indonesia di peringkat tiga besar dunia dalam kontribusi terhadap PDB nasional di bawah Amerika Serikat dengan Hollywood dan Korea Selatan dengan K-Pop.
Saat ini, sebanyak 88,8% konsumen Indonesia menyatakan lebih dominan menggunakan dan mengonsumsi produk dengan brand atau jenama dalam negeri.
Adapun nilai ekspor ekonomi kreatif Indonesia pada tahun 2021 telah mencapai USD23,9 miliar. Sebelumnya pada 2020, ekonomi kreatif Indonesia baru berada pada angka USD18,8 miliar. Pemerintah menargetkan nilai ekspor ekonomi kreatif Indonesia pada tahun 2022 dapat mencapai angka USD25,14 miliar.
(akr)