Perang Energi Melawan Rusia Menguji Solidaritas Eropa
loading...
A
A
A
BRUSELLS - Perang Rusia Ukraina yang belum juga berkesudahan menyebabkan situasi sangat menantang di Eropa, yang menguji solidaritas negara-negara di kawasan itu. Tidak hanya dalam bagaimana mereka bereaksi terhadap agresi Putin, tetapi juga terkait respons mereka menghadapi dampak yang ditimbulkan.
Dampak konflik Rusia Ukraina telah menyebar menjadi perang energi yang beriak ke seluruh Eropa. Jerman telah bergegas untuk meningkatkan penyimpanan gas alamnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron mendorong warganya agar mengurangi penggunaan gas mereka sebesar 10% menjelang musim dingin, dan Italia sedang mencari mengurangi konsumsi gas sebesar 7 %.
“Kami belum pernah mengalami pengalaman yang menantang seperti itu,” ujar Komisaris Ekonomi UE, Paolo Gentiloni dilansir CNBC.
“Saya menyerukan solidaritas Eropa, karena pengalaman yang kita miliki dalam krisis sebelumnya … yakni bahwa bertindak bersama, merespons bersama, Anda tidak hanya dapat menghindari perpecahan di antara negara-negara Eropa tetapi Anda memiliki kekuatan, reaksi,” kata Gentiloni, merujuk pada pengadaan dan peluncuran vaksin Covid-19.
Gentiloni juga merujuk pada apa yang dilakukan seluruh UE untuk membantu negara-negara anggota memerangi krisis energi. “Saya tidak menyerukan hutang bersama lebih lanjut,” ucap Gentiloni menyoroti.
“Karena kita memiliki hutang bersama yang besar untuk apa yang kita sebut UE generasi berikutnya. Saya menyerukan alat yang dibuat bersama berdasarkan pinjaman untuk menghadapi keadaan darurat yang kita miliki,” katanya.
Perpecahan
Tetapi perpecahan mulai terlihat bila kita melihat bagaimana cara negara-negara Eropa menangani krisis energi. Polandia, Belgia, Italia dan Yunani termasuk di antara negara-negara yang mengusulkan "koridor harga" gas di seluruh Eropa dalam upaya untuk mengatasi kenaikan harga.
Dampak konflik Rusia Ukraina telah menyebar menjadi perang energi yang beriak ke seluruh Eropa. Jerman telah bergegas untuk meningkatkan penyimpanan gas alamnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron mendorong warganya agar mengurangi penggunaan gas mereka sebesar 10% menjelang musim dingin, dan Italia sedang mencari mengurangi konsumsi gas sebesar 7 %.
“Kami belum pernah mengalami pengalaman yang menantang seperti itu,” ujar Komisaris Ekonomi UE, Paolo Gentiloni dilansir CNBC.
“Saya menyerukan solidaritas Eropa, karena pengalaman yang kita miliki dalam krisis sebelumnya … yakni bahwa bertindak bersama, merespons bersama, Anda tidak hanya dapat menghindari perpecahan di antara negara-negara Eropa tetapi Anda memiliki kekuatan, reaksi,” kata Gentiloni, merujuk pada pengadaan dan peluncuran vaksin Covid-19.
Gentiloni juga merujuk pada apa yang dilakukan seluruh UE untuk membantu negara-negara anggota memerangi krisis energi. “Saya tidak menyerukan hutang bersama lebih lanjut,” ucap Gentiloni menyoroti.
“Karena kita memiliki hutang bersama yang besar untuk apa yang kita sebut UE generasi berikutnya. Saya menyerukan alat yang dibuat bersama berdasarkan pinjaman untuk menghadapi keadaan darurat yang kita miliki,” katanya.
Perpecahan
Tetapi perpecahan mulai terlihat bila kita melihat bagaimana cara negara-negara Eropa menangani krisis energi. Polandia, Belgia, Italia dan Yunani termasuk di antara negara-negara yang mengusulkan "koridor harga" gas di seluruh Eropa dalam upaya untuk mengatasi kenaikan harga.