Penumpang KAI Tembus 89,9 Juta, Paling Banyak Naik KRL
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat 89,9 juta penumpang pada semester I 2022. Adapun kenaikan penumpang terbanyak didominasi penumpang KRL di wilayah Jabodetabek.
"Kenaikan ini ditunjang oleh meredanya pandemi Covid-19, tingkat vaksinasi yang semakin membaik, dan relaksasi persyaratan perjalanan di awal tahun 2022," kata Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dalam pernyataan resmi, Selasa (18/10/2022).
Menurut dia sektor angkutan barang juga menunjukkan kinerja positif di paruh pertama tahun ini. KAI mengangkut 26,7 juta ton barang, naik 15% dibandingkan semester I 2021 sebanyak 23,2 juta ton barang.
"Secara umum, peningkatan tersebut juga dipengaruhi oleh faktor pandemi yang semakin mereda, sehingga iklim usaha turut membaik," imbuh Didiek.
Dia mengatakan selama pandemi, KAI membatasi jumlah maksimal pelanggan di dalam kereta. Upaya pencegahan penyebaran Covid-19 juga KAI lakukan dengan optimal melalui penerapan protokol kesehatan ketat di stasiun dan kereta api, mulai dari pengecekan suhu tubuh, wajib masker, hingga menjaga jarak antar pelanggan.
Untuk membantu pelanggan dalam melengkapi syarat naik kereta api pada masa pandemi Covid-19, KAI turut menyediakan test covid dengan tarif murah dan vaksinasi gratis di stasiun.
Di sisi lain, KAI juga melakukan inovasi layanan KA penumpang berupa percepatan waktu tempuh, penyediaan layanan wifi gratis, dan penyediaan layanan live cooking di atas KA. Inovasi layanan tersebut bertujuan untuk memenuhi harapan pelanggan akan waktu perjalanan yang lebih cepat, wifi gratis, dan masakan dadakan di atas KA.
Terobosan lain, KAI di bidang digital, yaitu KAI mulai uji coba fasilitas Face Recognition Boarding Gate di Stasiun Bandung. Hadirnya Face Recognition Boarding Gate tersebut bertujuan untuk mempermudah pelanggan KA Jarak Jauh yang ingin naik kereta api, tanpa perlu repot-repot menunjukkan berbagai dokumen seperti boarding pass fisik, e-boarding pass, KTP, ataupun dokumen vaksinasi.
Di sisi lain, KAI menghasilkan laba bersih di semester I 2022 sebesar Rp 740 miliar meningkat dibandingkan rugi Rp 480 miliar di periode yang sama tahun lalu. KAI membukukan kinerja EBITDA positif, yakni sebesar Rp 2,07 triliun atau tumbuh signifikan jika dibandingkan periode semester I 2021 sebesar Rp 548 miliar.
"Bangkitnya kinerja KAI ini sejalan dengan strategi, harapan, dan aspirasi Kementerian BUMN yang menginginkan perusahaan agar dapat bertahan dan semakin kuat di tengah krisis kesehatan dan ekonomi akibat Covid-19 ini," kata dia.
"Kenaikan ini ditunjang oleh meredanya pandemi Covid-19, tingkat vaksinasi yang semakin membaik, dan relaksasi persyaratan perjalanan di awal tahun 2022," kata Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dalam pernyataan resmi, Selasa (18/10/2022).
Menurut dia sektor angkutan barang juga menunjukkan kinerja positif di paruh pertama tahun ini. KAI mengangkut 26,7 juta ton barang, naik 15% dibandingkan semester I 2021 sebanyak 23,2 juta ton barang.
"Secara umum, peningkatan tersebut juga dipengaruhi oleh faktor pandemi yang semakin mereda, sehingga iklim usaha turut membaik," imbuh Didiek.
Dia mengatakan selama pandemi, KAI membatasi jumlah maksimal pelanggan di dalam kereta. Upaya pencegahan penyebaran Covid-19 juga KAI lakukan dengan optimal melalui penerapan protokol kesehatan ketat di stasiun dan kereta api, mulai dari pengecekan suhu tubuh, wajib masker, hingga menjaga jarak antar pelanggan.
Untuk membantu pelanggan dalam melengkapi syarat naik kereta api pada masa pandemi Covid-19, KAI turut menyediakan test covid dengan tarif murah dan vaksinasi gratis di stasiun.
Di sisi lain, KAI juga melakukan inovasi layanan KA penumpang berupa percepatan waktu tempuh, penyediaan layanan wifi gratis, dan penyediaan layanan live cooking di atas KA. Inovasi layanan tersebut bertujuan untuk memenuhi harapan pelanggan akan waktu perjalanan yang lebih cepat, wifi gratis, dan masakan dadakan di atas KA.
Terobosan lain, KAI di bidang digital, yaitu KAI mulai uji coba fasilitas Face Recognition Boarding Gate di Stasiun Bandung. Hadirnya Face Recognition Boarding Gate tersebut bertujuan untuk mempermudah pelanggan KA Jarak Jauh yang ingin naik kereta api, tanpa perlu repot-repot menunjukkan berbagai dokumen seperti boarding pass fisik, e-boarding pass, KTP, ataupun dokumen vaksinasi.
Di sisi lain, KAI menghasilkan laba bersih di semester I 2022 sebesar Rp 740 miliar meningkat dibandingkan rugi Rp 480 miliar di periode yang sama tahun lalu. KAI membukukan kinerja EBITDA positif, yakni sebesar Rp 2,07 triliun atau tumbuh signifikan jika dibandingkan periode semester I 2021 sebesar Rp 548 miliar.
"Bangkitnya kinerja KAI ini sejalan dengan strategi, harapan, dan aspirasi Kementerian BUMN yang menginginkan perusahaan agar dapat bertahan dan semakin kuat di tengah krisis kesehatan dan ekonomi akibat Covid-19 ini," kata dia.
(nng)