Sri Mulyani: Dunia Idap Inflasi Kronis Terburuk dalam 40 Tahun

Selasa, 25 Oktober 2022 - 20:57 WIB
loading...
Sri Mulyani: Dunia Idap...
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan inflasi dunia jadi yang terburuk dalam 40 tahun. FOTO/ANTARA Photo
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa dunia mengidap inflasi kronis terburuk dalam 40 tahun. Dampak inflasi menurunkan daya beli masyarakat berpengaruh besar terutama kepada kelompok rentan dan miskin.

"Kenaikan harga komoditas ini mendorong inflasi tinggi di berbagai negara. Kenaikannya adalah the worst in 40 years,” ungkap Sri dalam Program Pelatihan Kepemimpinan IA ITB di Jakarta, Selasa (25/10/2022).



Menurut dia inflasi yang saat ini terjadi merupakan inflasi terburuk yang dialami sejumlah negara. Kondisi ini terjadi di Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Jepang yang selama berdekade-dekade berjuang dengan deflasi.

"Suddenly, mereka punya inflasi. Ini adalah di satu sisi tadinya para policy maker di negara-negara maju itu mikir, oh ini inflasi sementara karena tadi demandnya lari duluan supply-nya telat di belakang," jelasnya.

Namun faktanya, inflasi terus menerus naik. Hal ini menyebabkan negara-negara maju tersebut menaikkan suku bunga dengan tajam. Dia mengatakan, biasanya bank sentral menaikkan suku bunga 25 basis poin atau 0,25%. Sekarang menjadi sudah biasa melihat bank sentral menaikkan 50 basis sampai 75 basis sekali naik.

"Kenaikan sebuah suku bunga policy seperti ini bukanlah sesuatu yang sepele. Di seluruh dunia, di negara maju ini akan menimbulkan dampak dan memang itu yang diinginkan, yaitu dampak untuk melemahkan demand supaya supply-nya bisa kerja dulu. Ini supaya inflasinya turun," tandas Sri.



Meski demikian, kenaikan suku bunga yang menyebabkan dan menciptakan potensi terjadinya pelemahan demand perlu dicermati. Menkeu menyatakan, kondisi ini dapat menyebabkan resesi.

"Kalau resesinya datang lebih dulu tapi inflasinya belum turun, maka yang terjadi ekonominya adalah resesi tambah inflasi. Namanya stagflasi. Itu yang tidak diinginkan," tutup Sri Mulyani.

(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1860 seconds (0.1#10.140)