Rugi Triliunan tapi Berani IPO, Ini Kata Bos Blibli

Rabu, 26 Oktober 2022 - 11:14 WIB
loading...
Rugi Triliunan tapi...
Blibli dijadwalkan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode BELI pada 7 November 2022. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - PT Global Digital Niaga Tbk atau Blibli membeberkan alasan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di tengah kondisi keuangan perusahaan yang masih membukukan rugi.

Sebagai informasi, Blibli dijadwalkan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode BELI pada 7 November 2022.

Perseroan menawarkan 17,77 miliar saham atau 15,00% dari modal ditempatkan dan disetor. Dengan harga penawaran awal Rp410 hingga Rp460, perseroan mengincar dana jumbo sebesar Rp8,17 triliun.

Dalam prospektus yang dirilis, Blibli masih mencatatkan rugi Rp2,5 triliun di semester I/2022. Sedangkan dari sisi pendapatan, Blibli membukukan Rp6,7 triliun pada periode Juni 2022 atau naik 123% dibanding periode yang sama 2021 yang sebesar Rp2,9 triliun.



CEO dan Co-Founder Blibli Kusumo Martanto mengatakan, secara keseluruhan pertumbuhan penjualan perseroan lebih cepat jika dibandingkan pertumbuhan pasar. Selain itu, perseroan juga terus berupaya untuk memperbaiki produk dan layanannya.

“Kalau dilihat dari tahun ke tahun, secara persentase atasnya makin bagus. Bukan hanya penjualan, tapi juga revenue. Kami semakin menunjukkan kinerja yang sangat bagus,” tuturnya dalam Market Buzz IDX Channel, Rabu (26/10/2022).

Menurut dia, meski dalam kondisi pandemi Covid-19, perseroan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya.



Hal ini ditopang oleh bisnis model perseroan yakni, bussiness to customer (B2C) yang secara margin atau take rate lebih tinggi dibandingkan model bisnis customer to customer (C2C) atau open marketplace.

Selain itu, sambung dia, peningkatan kinerja perseroan dari tahun ke tahun juga dilakukan secara terukur. Perseroan meyakini bahwa dalam membangun bisnis harus berkelanjutan atau sustainable.

“Kami juga terus mengoptimalkan biaya-biaya, sehingga persentasenya terhadap pendapatan semakin kecil,” tukasnya.

Lebih lanjut, Kusumo menerangkan bahwa Blibli memiliki strategi yang berbeda dengan perusahaan serupa. Dia bilang, Blibli mengutamakan kepercayaan dengan mencari produk asli dan berkualitas, serta model bisnis omni channel baik secara luring (offline) maupun daring (online) yang terintegrasi.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1725 seconds (0.1#10.140)