OJK Ungkap Blibli Siap Kembali Melapak di Pasar Modal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) mengungkap perkembangan proses startup Blibli menuju pencatatan umum saham perdana, atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi menjelaskan, Blibli telah memasukkan pernyataan pendaftaran sejak lama, namun rencana untuk IPO tersebut sempat tertunda.
“Memang sempat tertunda untuk IPO, tapi beberapa waktu (kemudian) kelihatannya memasukkan pernyataan pendaftaran lagi,” kata Inarno dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK, Senin (3/10/2022).
Lebih lanjut, Inarno menjelaskan bahwa saat ini OJK belum bisa membeberkan harga IPO Blibli. Pasalnya, masih menunggu proses book building dan sangat tergantung pada faktor eksternal.
“Jadi berapa besarannya itu belum bisa kami tentukan,” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, per 27 September 2022 terdapat 35 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Perusahaan yang tengah antre tersebut terdiri dari satu perusahaan dari sektor bahan baku, tiga dari sektor industri, empat perusahaan sektor tranportasi, dan tiga perusahaan di sektor non-siklikal.
Kemudian, sebanyak enam perusahaan dari sektor siklikal. Lima perusahaan sektor teknologi, enam dari sektor kesehatan, tiga perusahaan sektor energi, dua perusahaan dari sektor keuangan, dan satu perusahaan dari sektor properti serta infrastruktur.
Dari 35 calon perusahaan tercatat yang berada dalam pipeline pencatatan saham tersebut, beberapa di antaranya bergerak pada sektor energi, teknologi, dan keuangan yang menargetkan emisi lebih dari Rp1 triliun.
“Memang sempat tertunda untuk IPO, tapi beberapa waktu (kemudian) kelihatannya memasukkan pernyataan pendaftaran lagi,” kata Inarno dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK, Senin (3/10/2022).
Lebih lanjut, Inarno menjelaskan bahwa saat ini OJK belum bisa membeberkan harga IPO Blibli. Pasalnya, masih menunggu proses book building dan sangat tergantung pada faktor eksternal.
“Jadi berapa besarannya itu belum bisa kami tentukan,” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, per 27 September 2022 terdapat 35 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Perusahaan yang tengah antre tersebut terdiri dari satu perusahaan dari sektor bahan baku, tiga dari sektor industri, empat perusahaan sektor tranportasi, dan tiga perusahaan di sektor non-siklikal.
Kemudian, sebanyak enam perusahaan dari sektor siklikal. Lima perusahaan sektor teknologi, enam dari sektor kesehatan, tiga perusahaan sektor energi, dua perusahaan dari sektor keuangan, dan satu perusahaan dari sektor properti serta infrastruktur.
Dari 35 calon perusahaan tercatat yang berada dalam pipeline pencatatan saham tersebut, beberapa di antaranya bergerak pada sektor energi, teknologi, dan keuangan yang menargetkan emisi lebih dari Rp1 triliun.
(uka)