Dibahas dalam SOE Conference, Ini 3 Strategi untuk Genjot Inklusi Keuangan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian BUMN terus terlibat dalam upaya meningkatkan implementasi program inklusi keuangan melalui Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Upaya ini selain melalui sosialisasi juga dengan mengedukasi masyarakat melalui infrastruktur digital yang murah.
Berbicara dalam Panel Diskusi IV SOE Conference Internasional bertajuk Peran BUMN dalam Memperluas Keuangan Inklusif, di Nusa Dua Bali, Senior Direktur Inisiatif Amerika Latin di Pusat Pengembangan Global, Liliana Rojas Suarez mengatakan bahwa ada tiga strategi yang bisa dijalankan dalam meningkatkan inklusi keuangan ke seluruh lapisan masyarakat.
Pertama, dikatakannya adalah model implementasi inklusi keuangan yang mudah diakses atau digunakan oleh masyarakat. Pasalanya, banyak inisiatif inklusi keuangan yang dilakukan oleh negara-negara di dunia, akan tetapi tidak semuanya berhasil.
"Tidak masalah model seperti apa yang digunakan, pelajaran utamanya adalah harus memberikan keuntungan besar dan berkelanjutan," ujarnya melalui siaran pers, Rabu (26/10/2022).
Dia menyebut, sistem perbankan yang modern saat ini dapat menjadi pendekatan yang baik untuk dapat menjamah masyarakat agar masuk ke sistem keuangan. Hanya saja, tantangan yang akan dihadapi adalah seberapa jauh tersedianya jaringan seluler karena itu dibutuhkan untuk mengoperasikan bank.
Strategi kedua, lanjut dia, yakni gerbang pembayaran secara digital yang luas. Menurut Liliana, rata-rata negara yang berhasil meningkatkan inklusi keuangan adalah mereka yang menggunakan layanan pembayaran secara digital karena itu sangat mudah digunakan masyarakat.
"Dan yang ketiga, ini yang sangat penting, keterjangkauan dalam mengakses infrastruktur digital, seperti ponsel hingga internet," tuturnya.
Ia menekankan, tidak hanya soal tersedia atau tidak, infrastruktur digital yang ada tentunya harus terjangkau untuk seluruh masyarakat. Tidak terkecuali bagi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil dengan pendapatan yang rendah. "Sebab, jika terlalu tinggi, kita akan memiliki masalah dalam menggunakan digitalisasi," ujarnya.
Profesor dari Harvard Kennedy School, Jay K Rosengard mengatakan, Indonesia salah satu negara yang cukup berhasil meningkatkan inklusi keuangan lewat kehadiran perbankan di sektor pertanian.
Kementerian BUMN menyelenggarakan SOE International Conference & Expo 2022: Driving Sustainable and Inclusive Growth pada 17-18 Oktober 2022 di Nusa Dua, Bali. Event ini bagian dari dari Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) Road to G20.
SOE International Conference diselenggarakan sebagai komitmen pemerintah untuk mendukung implementasi aspek environment, social, and governance (ESG) dan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya di sektor kesehatan, inklusi keuangan, transformasi digital dan transisi energi.
Berbicara dalam Panel Diskusi IV SOE Conference Internasional bertajuk Peran BUMN dalam Memperluas Keuangan Inklusif, di Nusa Dua Bali, Senior Direktur Inisiatif Amerika Latin di Pusat Pengembangan Global, Liliana Rojas Suarez mengatakan bahwa ada tiga strategi yang bisa dijalankan dalam meningkatkan inklusi keuangan ke seluruh lapisan masyarakat.
Pertama, dikatakannya adalah model implementasi inklusi keuangan yang mudah diakses atau digunakan oleh masyarakat. Pasalanya, banyak inisiatif inklusi keuangan yang dilakukan oleh negara-negara di dunia, akan tetapi tidak semuanya berhasil.
"Tidak masalah model seperti apa yang digunakan, pelajaran utamanya adalah harus memberikan keuntungan besar dan berkelanjutan," ujarnya melalui siaran pers, Rabu (26/10/2022).
Dia menyebut, sistem perbankan yang modern saat ini dapat menjadi pendekatan yang baik untuk dapat menjamah masyarakat agar masuk ke sistem keuangan. Hanya saja, tantangan yang akan dihadapi adalah seberapa jauh tersedianya jaringan seluler karena itu dibutuhkan untuk mengoperasikan bank.
Strategi kedua, lanjut dia, yakni gerbang pembayaran secara digital yang luas. Menurut Liliana, rata-rata negara yang berhasil meningkatkan inklusi keuangan adalah mereka yang menggunakan layanan pembayaran secara digital karena itu sangat mudah digunakan masyarakat.
"Dan yang ketiga, ini yang sangat penting, keterjangkauan dalam mengakses infrastruktur digital, seperti ponsel hingga internet," tuturnya.
Ia menekankan, tidak hanya soal tersedia atau tidak, infrastruktur digital yang ada tentunya harus terjangkau untuk seluruh masyarakat. Tidak terkecuali bagi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil dengan pendapatan yang rendah. "Sebab, jika terlalu tinggi, kita akan memiliki masalah dalam menggunakan digitalisasi," ujarnya.
Profesor dari Harvard Kennedy School, Jay K Rosengard mengatakan, Indonesia salah satu negara yang cukup berhasil meningkatkan inklusi keuangan lewat kehadiran perbankan di sektor pertanian.
Kementerian BUMN menyelenggarakan SOE International Conference & Expo 2022: Driving Sustainable and Inclusive Growth pada 17-18 Oktober 2022 di Nusa Dua, Bali. Event ini bagian dari dari Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) Road to G20.
SOE International Conference diselenggarakan sebagai komitmen pemerintah untuk mendukung implementasi aspek environment, social, and governance (ESG) dan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya di sektor kesehatan, inklusi keuangan, transformasi digital dan transisi energi.
(fai)