Holding BUMN Mampu Kembangkan Bisnis UMKM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan usaha milik negara ( BUMN ) merupakan perusahaan yang memiliki misi tak hanya mencari keuntungan semata, tapi juga merupakan agen pembangunan nasional. Oleh karena itu BUMN harus terus diperkuat dan disinergikan, salah satunya lewat pembentukan holding.
" Holding BUMN bisa menjadi lokomatif kebangkitan ekonomi nasional sehingga harus diperkuat agar memiliki cakupan yang luas. Holding BUMN juga menjadikan BUMN bekerja lebih padu, tidak lagi bekerja secara sektoral dalam membangun kebangkitan ekonomi," kata Abdul Hakim Bafagih, anggota Komisi VI DPR dalam seminar dengan tema “Holding BUMN Sebagai Lokomotif Kebangkitan Ekonomi Nasional” di gedung pertemuan hotel Farrel, Nganjuk, Jawa Timur, Kamis (27/10/2022).
Salah satu sinergi BUMN dalam bentuk holding yang apik adalah Holding Ultra Mikro, yang menjadikan BRI sebagai induk, dan Pegadaian serta PNM sebagai anak perusahaan. Holding ini sangat berperan dalam mengembangkan ekosistem bisnis UMKM.
"Dengan melakukan berbagai kerja sama tersebut, maka BUMN tidak lagi bersaing dalam memberikan pelayanan, tetapi saling melengkapi. Jangkauan pelayanan terhadap masyarakat juga semakin luas. Holding BUMN menjadi bukti bahwa apa yang dilakukan BUMN tidak lagi sektoral," kata Kepala BRI Cabang Nganjuk, Hadi Nur Sanjaya.
Holding Ultra Mikro telah membuka akses layanan keuangan yang lebih luas kepada masyarakat. Terdapat 45 juta potensi nasabah ultra mikro yang dapat diberdayakan.
Sekitar 15 juta di antaranya sudah dapat mengakses lembaga pembiayaan formal. Meskipun demikian, masih ada sekitar 12 juta pelaku usaha UMi yang mengakses pembiayaan informal termasuk rentenir, dan sekitar 18 juta pelaku usaha UMi lainnya belum tersentuh lembaga pembiayaan formal maupun informal. Di sinilah segmen UMi dapat menjadi sumber pertumbuhan baru bagi BRI Group.
Setahun setelah terbentuk pada pertengahan September 2021, Holding Ultra Mikro (UMi) terbukti berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempercepat inklusi keuangan. Melalui Holding UMi ketiga entitas perusahaan yang tergabung memiliki lebih dari 16.900 unit gerai layanan fisik di seluruh Indonesia.
Tak hanya itu, 1.003 Co-Location Gerai Senyum dan lebih dari 70.000 tenaga pemasar juga dilengkapi dengan platform Senyum Mobile yang siap melayani pelaku usaha UMi.
Dalam prosesnya, BRI mensinergikan kinerja ketiga entitas dengan 3 tahapan, tahap pertama proses emporwering people. Hal ini dilakukan PNM dengan menyentuh kelompok usaha kaum perempuan lewat edukasi dan pendampingan.
Tahapan kedua adalah fase integrasi, yakni melalui perkembangan usaha, kebutuhan modal dapat dilayani oleh BRI dan Pegadaian. Pelaku usaha UMi dalam tahap ini memiliki pilihan dalam memperoleh pinjaman.
Ketiga adalah upgrade, yakni proses agar skala usaha dapat terus naik, misalnya segmen UMi menjadi segmen mikro, atau mikro ke kecil dan usaha kecil jadi menengah. Dengan demikian, Holding UMi dapat terus mendorong pelaku usaha meningkatkan skala bisnisnya agar dapat lebih besar dan semakin Tangguh.
Hingga akhir Agustus 2022 tercatat jumlah nasabah yang telah diintegrasikan ketiga entitas Holding UMi mencapai 23,5 juta nasabah dengan total outstanding pembiayaan sebesar Rp183,9 triliun.
" Holding BUMN bisa menjadi lokomatif kebangkitan ekonomi nasional sehingga harus diperkuat agar memiliki cakupan yang luas. Holding BUMN juga menjadikan BUMN bekerja lebih padu, tidak lagi bekerja secara sektoral dalam membangun kebangkitan ekonomi," kata Abdul Hakim Bafagih, anggota Komisi VI DPR dalam seminar dengan tema “Holding BUMN Sebagai Lokomotif Kebangkitan Ekonomi Nasional” di gedung pertemuan hotel Farrel, Nganjuk, Jawa Timur, Kamis (27/10/2022).
Salah satu sinergi BUMN dalam bentuk holding yang apik adalah Holding Ultra Mikro, yang menjadikan BRI sebagai induk, dan Pegadaian serta PNM sebagai anak perusahaan. Holding ini sangat berperan dalam mengembangkan ekosistem bisnis UMKM.
"Dengan melakukan berbagai kerja sama tersebut, maka BUMN tidak lagi bersaing dalam memberikan pelayanan, tetapi saling melengkapi. Jangkauan pelayanan terhadap masyarakat juga semakin luas. Holding BUMN menjadi bukti bahwa apa yang dilakukan BUMN tidak lagi sektoral," kata Kepala BRI Cabang Nganjuk, Hadi Nur Sanjaya.
Holding Ultra Mikro telah membuka akses layanan keuangan yang lebih luas kepada masyarakat. Terdapat 45 juta potensi nasabah ultra mikro yang dapat diberdayakan.
Sekitar 15 juta di antaranya sudah dapat mengakses lembaga pembiayaan formal. Meskipun demikian, masih ada sekitar 12 juta pelaku usaha UMi yang mengakses pembiayaan informal termasuk rentenir, dan sekitar 18 juta pelaku usaha UMi lainnya belum tersentuh lembaga pembiayaan formal maupun informal. Di sinilah segmen UMi dapat menjadi sumber pertumbuhan baru bagi BRI Group.
Setahun setelah terbentuk pada pertengahan September 2021, Holding Ultra Mikro (UMi) terbukti berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempercepat inklusi keuangan. Melalui Holding UMi ketiga entitas perusahaan yang tergabung memiliki lebih dari 16.900 unit gerai layanan fisik di seluruh Indonesia.
Tak hanya itu, 1.003 Co-Location Gerai Senyum dan lebih dari 70.000 tenaga pemasar juga dilengkapi dengan platform Senyum Mobile yang siap melayani pelaku usaha UMi.
Dalam prosesnya, BRI mensinergikan kinerja ketiga entitas dengan 3 tahapan, tahap pertama proses emporwering people. Hal ini dilakukan PNM dengan menyentuh kelompok usaha kaum perempuan lewat edukasi dan pendampingan.
Tahapan kedua adalah fase integrasi, yakni melalui perkembangan usaha, kebutuhan modal dapat dilayani oleh BRI dan Pegadaian. Pelaku usaha UMi dalam tahap ini memiliki pilihan dalam memperoleh pinjaman.
Ketiga adalah upgrade, yakni proses agar skala usaha dapat terus naik, misalnya segmen UMi menjadi segmen mikro, atau mikro ke kecil dan usaha kecil jadi menengah. Dengan demikian, Holding UMi dapat terus mendorong pelaku usaha meningkatkan skala bisnisnya agar dapat lebih besar dan semakin Tangguh.
Hingga akhir Agustus 2022 tercatat jumlah nasabah yang telah diintegrasikan ketiga entitas Holding UMi mencapai 23,5 juta nasabah dengan total outstanding pembiayaan sebesar Rp183,9 triliun.
(uka)