Kompetensi Digital Kunci Hadapi Dinamika Era Industri 4.0
loading...
A
A
A
JAKARTA - Keterampilan dan kompetensi digital menjadi modal penting bagi masyarakat di era industri 4.0 agar tak tertinggal dan bisa memetik manfaat dari industri berbasis teknologi digital tersebut.
Tak hanya itu, masyarakat juga dituntut untuk cakap digital lantaran semua aktivitas manusia saat ini sangat bergantung pada teknologi.
Dalam webinar bertajuk “Tingkatkan Kecakapan Digital di Era 4.0” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (21/10), Presidium Mafindo Farid Zamroni Mardizansyah membeberkan sejumlah fakta digital di Indonesia.
Dengan populasi sebanyak 277,7 juta orang, penggunaan telepon seluler (ponsel) tercatat sebanyak 370,1 juta unit, pengguna internet mencapai 204,7 juta orang, serta 191,4 juta orang aktif menggunakan media sosial.
Indeks pembangunan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia pada 2020, dalam skala 0-10, adalah 5,59. Indeks tertinggi di Jakarta sebesar 7,46 dan terendah di Papua sebesar 3,35.
Menurut Farid, indeks tersebut berkaitan dengan kecakapan digital. “Yaitu kemampuan individu dalam hal mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak, serta sistem operasi digital,” ujar Farid, dikutip Jumat (28/10/2022).
Dengan berbagai fakta tersebut, Farid bilang, setidaknya dibutuhkan keterampilan untuk menghadapi dinamika era industri 4.0.
“Keterampilan tersebut, antara lain keterampilan informasi media dan teknologi, keterampilan belajar dan inovasi, keterampilan hidup dan berkarir, serta kemampuan komunikasi yang efektif,” urainya.
Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Universitas Parahyangan Trisno Sakti Herwanto menambahkan, hal lainnya yang juga wajib dikuasai di era digital saat ini adalah kompetensi keamanan digital.
Kompetensi ini menyangkut mengamankan perangkat digital, mengamankan identitas digital, mewaspadai penipuan digital, memahami rekam jejak digital, dan memahami keamanan digital untuk anak.
“Waspadai malware yang mengincar data pribadi kita di ponsel atau laptop. Lalu, buatlah kata sandi yang kuat dan rutin diganti secara berkala,” saran dia.
Trisno juga mengingatkan untuk tidak mudah mengunggah informasi pribadi di media sosial demi mencegah masuknya kejahatan digital lewat celah informasi pribadi tersebut.
Sementara itu, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta Olivia Lewi Pramesti menyatakan, memegang teguh nilai-nilai budaya Pancasila juga penting dalam bergaul di dunia digital.
Pasalnya, individu yang beraktivitas di dunia digital datang dari daerah berbeda dengan latar belakang, budaya, maupun adat-istiadat yang berbeda pula.
Oleh karena itu, dibutuhkan norma dan etika baru dalam bergaul di dunia maya, layaknya di dunia nyata. “Ruang digital sebagai buah kemajuan teknologi, dengan demikian, adalah bagian dari budaya,” tuturnya.
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Kominfo diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif di era industri 4.0.
Tak hanya itu, masyarakat juga dituntut untuk cakap digital lantaran semua aktivitas manusia saat ini sangat bergantung pada teknologi.
Dalam webinar bertajuk “Tingkatkan Kecakapan Digital di Era 4.0” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (21/10), Presidium Mafindo Farid Zamroni Mardizansyah membeberkan sejumlah fakta digital di Indonesia.
Dengan populasi sebanyak 277,7 juta orang, penggunaan telepon seluler (ponsel) tercatat sebanyak 370,1 juta unit, pengguna internet mencapai 204,7 juta orang, serta 191,4 juta orang aktif menggunakan media sosial.
Indeks pembangunan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia pada 2020, dalam skala 0-10, adalah 5,59. Indeks tertinggi di Jakarta sebesar 7,46 dan terendah di Papua sebesar 3,35.
Menurut Farid, indeks tersebut berkaitan dengan kecakapan digital. “Yaitu kemampuan individu dalam hal mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak, serta sistem operasi digital,” ujar Farid, dikutip Jumat (28/10/2022).
Dengan berbagai fakta tersebut, Farid bilang, setidaknya dibutuhkan keterampilan untuk menghadapi dinamika era industri 4.0.
“Keterampilan tersebut, antara lain keterampilan informasi media dan teknologi, keterampilan belajar dan inovasi, keterampilan hidup dan berkarir, serta kemampuan komunikasi yang efektif,” urainya.
Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Universitas Parahyangan Trisno Sakti Herwanto menambahkan, hal lainnya yang juga wajib dikuasai di era digital saat ini adalah kompetensi keamanan digital.
Kompetensi ini menyangkut mengamankan perangkat digital, mengamankan identitas digital, mewaspadai penipuan digital, memahami rekam jejak digital, dan memahami keamanan digital untuk anak.
“Waspadai malware yang mengincar data pribadi kita di ponsel atau laptop. Lalu, buatlah kata sandi yang kuat dan rutin diganti secara berkala,” saran dia.
Trisno juga mengingatkan untuk tidak mudah mengunggah informasi pribadi di media sosial demi mencegah masuknya kejahatan digital lewat celah informasi pribadi tersebut.
Sementara itu, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta Olivia Lewi Pramesti menyatakan, memegang teguh nilai-nilai budaya Pancasila juga penting dalam bergaul di dunia digital.
Pasalnya, individu yang beraktivitas di dunia digital datang dari daerah berbeda dengan latar belakang, budaya, maupun adat-istiadat yang berbeda pula.
Oleh karena itu, dibutuhkan norma dan etika baru dalam bergaul di dunia maya, layaknya di dunia nyata. “Ruang digital sebagai buah kemajuan teknologi, dengan demikian, adalah bagian dari budaya,” tuturnya.
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Kominfo diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif di era industri 4.0.
(ind)