Barito Pacific Kantongi Pendapatan Rp36,1 Triliun Sepanjang 9 Bulan 2022

Jum'at, 04 November 2022 - 20:26 WIB
loading...
Barito Pacific Kantongi...
Salah satu unit usaha Barito Pacific. Foto/BPRT
A A A
JAKARTA - PT Barito Pacific Tbk (BRPT) meraih pendapatan sebesar USD2,33 miliar atau sekitar Rp36,1 triliun (kurs Rp15.500) pada sembilan bulan pertama tahun 2022. Angka itu naik 3% dibanding periode yang sama tahun lalu. Naik tipisnya pendapatan membuat posisi laba bersih perseroan hanya sebesar USD39 juta, dari porsi laba bersih USD272 juta pada sembilan bulan 2021.



Presiden Direktur Barito Pacific Agus Pangestu mengatakan, berlanjutnya ketidakstabilan geopolitik dan kebijakan Covid-19 yang ketat di China menjadi faktor utama yang memengaruhi kinerja perusahaan di sembilan bulan pertama 2022.

Tekanan pada margin petrokimia terjadi dikarenakan meningkatnya harga bahan baku yang tidak diikuti dengan kenaikan sebanding harga produk petrokimia.

"Hal ini bukan berarti belum pernah terjadi sebelumnya, karena kami telah bertahan dengan baik melewati volatilitas yang tinggi pada sektor petrokimia, dan saat ini memiliki ketahanan konsolidasi pilar yang jauh lebih kuat seiring dengan kinerja yang stabil pada segmen energi," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (4/11/2022).

Posisi EBITDA perseroan sebesar USD360 juta, dari porsi USD639 juta di periode yang sama tahun 2021.

Bisnis panas bumi milik perusahaan (Star Energy), kata dia, terus memberikan kinerja positif terhadap Barito Pacific, dengan pendapatan pada sembilan bulan tahun 2022 tumbuh 6,8% menjadi USD424 juta dan EBITDA naik 7,2% secara year on year (YoY) menjadi USD354 juta.

"Tingkat operasi rata-rata pada ketiga aset tetap terjaga di atas 90%, dengan faktor intermitensi yang rendah menegaskan profil keandalan energi panas bumi yang tinggi," jelas Agus Pangestu.

Perusahaan, sambung Agus, juga berhasil menjaga neraca keuangan, dengan debt to capital sebesar 44% dan net debt to equity sebesar 0.42x pada sembilan bulan pertama tahun 2022.

Bisnis petrokimia milik perusahaan, yakni Chandra Asri, mempertahankan kebijakan keuangan yang hati-hati dengan likuiditas yang kuat dan terus menerima dukungan dari pasar modal atas keberhasilan penyelesaian penerbitan obligasi senilai Rp2 triliun.



"Lalu stock split yang sukses 1:4 untuk meningkatkan likuiditas saham," pungkas Agus Pangestu.

(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2039 seconds (0.1#10.140)