Pilihan Saham Menarik untuk Awal Pekan Depan, Ada PGAS hingga SMBR
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan pekan ini mengalami perubahan 0,15% atau berada di level 7.045,527 dari 7.056,040 pada penutupan pekan sebelumnya.
Meski demikian, terdapat beberapa pilihan saham yang bisa dijadikan rekomendasi investor pada awal pekan yang akan datang. Beberapa saham tersebut di antaranya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR).
Investment Specialist PT Trimegah Sekuritas Indonesia Ajie Dewandaru menjelaskan, untuk saham PGAS bisa dilihat dari sisi valuasi yang pergerakan harganya jauh lebih murah dibanding perusahaan bisnis serupa.
"Jadi secara valuasi bisa dikatakan harga PGAS itu masih cukup diskon dan secara teknikal sendiri PGAS ini masih bergerak uptrend kalau bisa kita lihat dari akhir bulan September," papar Ajie dalam analisisnya, dikutip Minggu (6/11/2022).
Dengan pergerakan saham PGAS yang masih naik, Trimegah Sekuritas pun merekomendasikan beli. Selain itu, PGAS merupakan salah satu saham big caps, sehingga pergerakannya cenderung lebih defensif dan cukup bagus untuk diinvestasikan dalam jangka panjang.
Sebagai informasi, pada penutupan perdagangan Jumat (4/11), PGAS ditutup di zona hijau. Saham emiten BUMN itu naik 0,26% di level 1.945, namun sempat dominan di zona merah.
"Kalau saya lihat pergerakan PGAS itu masih bisa bergerak uptrend ya, walaupun sempet bergerak di zona merah, tapi akhirnya bisa bergerak rebound lagi naik dan tutup ada di zona hijau dan dia rebound-nya persis di atas garis MA20. Jadi, bisa kita asumsikan pergerakan PGAS masih solid untuk bergerak naik atau di dalam uptrend channel-nya," terang Ajie.
Beranjak ke emiten consumer, saham MYOR bergerak dalam potensi membentuk pola continuation bullish flag. Sehingga, berpotensi akan bergerak semakin menguat.
"Pergerakan Mayora sudah cukup naik signifikan dari di bulan September sempat di angka 1.760 dan sekarang sudah diatas angka 20.400. Harusnya dengan potensi continuation bullish flag tadi dia untuk menyentuh angka 2.600 sangat mungkin," jelas dia.
Kemudian untuk perbankan big caps yang terpantau sudah mengalami penguatan signifikan dan perbankan lainnya sudah menembus level tertinggi sepanjang masa, pergerakan sahamnya juga kadang tak seirama.
Ajie mengaku lebih memilih BBRI dibanding bank besar lainnya. Pasalnya, dalam penyaluran kredit, bank BRI kemungkinan tidak akan begitu terpengaruh oleh resesi yang diprediksi akan terjadi pada tahun depan.
"Karena memang secara segmentasinya sendiri, bank BRI itu selalu menargetkan segmen menengah ke bawah di mana itu adalah kalangan yang cukup tidak berpengaruh di resesi terutama yang ada di daerah karena mereka jauh lebih sustain seperti petani dan nelayan," urainya.
Dengan demikian, sambung Ajie, saham BBRI hingga akhir tahun mungkin bisa mencapai hingga level 5.000. Selanjutnya untuk saham SMBR, secara sektoral menurut Ajie didorong oleh kondisi volume penjualan semen itu di kuartal II dan III yang secara mengejutkan bisa naik.
"Jadi bisa kita asumsikan harusnya di kuartal ke depan dan juga di tahun depan itu potensi kenaikan dari volume penjualan semen masih bisa meningkat," tukasnya.
Jika dilihat dari big caps lainnya seperti SMGR dan INTP, pergerakannya sudah naik lebih dahulu sedangkan SMBR lebih lagging.
Sehingga, investor bisa manfaatkan momentum kenaikan dari SMBR ini dengan melihat kondisi sektoral di mana industrinya mulai tumbuh lagi.
Adapun pada penutupan Jumat (4/11) lalu, saham SMBR menguat 4,52% di level 462. Sementara dalam sepekan terakhir, SMBR juga sudah mengalami penguatan dan sudah menyentuh ke 472.
"Kalau SMBR mungkin jangka pendeknya sampai Jumat minggu depan di 470 atau 480 kalau misalkan kita bersifat optimis," tutup Ajie.
Berikut ini adalah daftar saham pilihan beserta rekomendasi posisinya:
BBRI 4.500 – 4.850 BUY
MYOR 2.300 – 2.600 BUY
PGAS 1.800 – 2.190 BUY
SMBR 436 - 500 BUY
Meski demikian, terdapat beberapa pilihan saham yang bisa dijadikan rekomendasi investor pada awal pekan yang akan datang. Beberapa saham tersebut di antaranya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR).
Investment Specialist PT Trimegah Sekuritas Indonesia Ajie Dewandaru menjelaskan, untuk saham PGAS bisa dilihat dari sisi valuasi yang pergerakan harganya jauh lebih murah dibanding perusahaan bisnis serupa.
"Jadi secara valuasi bisa dikatakan harga PGAS itu masih cukup diskon dan secara teknikal sendiri PGAS ini masih bergerak uptrend kalau bisa kita lihat dari akhir bulan September," papar Ajie dalam analisisnya, dikutip Minggu (6/11/2022).
Dengan pergerakan saham PGAS yang masih naik, Trimegah Sekuritas pun merekomendasikan beli. Selain itu, PGAS merupakan salah satu saham big caps, sehingga pergerakannya cenderung lebih defensif dan cukup bagus untuk diinvestasikan dalam jangka panjang.
Sebagai informasi, pada penutupan perdagangan Jumat (4/11), PGAS ditutup di zona hijau. Saham emiten BUMN itu naik 0,26% di level 1.945, namun sempat dominan di zona merah.
"Kalau saya lihat pergerakan PGAS itu masih bisa bergerak uptrend ya, walaupun sempet bergerak di zona merah, tapi akhirnya bisa bergerak rebound lagi naik dan tutup ada di zona hijau dan dia rebound-nya persis di atas garis MA20. Jadi, bisa kita asumsikan pergerakan PGAS masih solid untuk bergerak naik atau di dalam uptrend channel-nya," terang Ajie.
Beranjak ke emiten consumer, saham MYOR bergerak dalam potensi membentuk pola continuation bullish flag. Sehingga, berpotensi akan bergerak semakin menguat.
"Pergerakan Mayora sudah cukup naik signifikan dari di bulan September sempat di angka 1.760 dan sekarang sudah diatas angka 20.400. Harusnya dengan potensi continuation bullish flag tadi dia untuk menyentuh angka 2.600 sangat mungkin," jelas dia.
Kemudian untuk perbankan big caps yang terpantau sudah mengalami penguatan signifikan dan perbankan lainnya sudah menembus level tertinggi sepanjang masa, pergerakan sahamnya juga kadang tak seirama.
Ajie mengaku lebih memilih BBRI dibanding bank besar lainnya. Pasalnya, dalam penyaluran kredit, bank BRI kemungkinan tidak akan begitu terpengaruh oleh resesi yang diprediksi akan terjadi pada tahun depan.
"Karena memang secara segmentasinya sendiri, bank BRI itu selalu menargetkan segmen menengah ke bawah di mana itu adalah kalangan yang cukup tidak berpengaruh di resesi terutama yang ada di daerah karena mereka jauh lebih sustain seperti petani dan nelayan," urainya.
Dengan demikian, sambung Ajie, saham BBRI hingga akhir tahun mungkin bisa mencapai hingga level 5.000. Selanjutnya untuk saham SMBR, secara sektoral menurut Ajie didorong oleh kondisi volume penjualan semen itu di kuartal II dan III yang secara mengejutkan bisa naik.
"Jadi bisa kita asumsikan harusnya di kuartal ke depan dan juga di tahun depan itu potensi kenaikan dari volume penjualan semen masih bisa meningkat," tukasnya.
Jika dilihat dari big caps lainnya seperti SMGR dan INTP, pergerakannya sudah naik lebih dahulu sedangkan SMBR lebih lagging.
Sehingga, investor bisa manfaatkan momentum kenaikan dari SMBR ini dengan melihat kondisi sektoral di mana industrinya mulai tumbuh lagi.
Adapun pada penutupan Jumat (4/11) lalu, saham SMBR menguat 4,52% di level 462. Sementara dalam sepekan terakhir, SMBR juga sudah mengalami penguatan dan sudah menyentuh ke 472.
"Kalau SMBR mungkin jangka pendeknya sampai Jumat minggu depan di 470 atau 480 kalau misalkan kita bersifat optimis," tutup Ajie.
Berikut ini adalah daftar saham pilihan beserta rekomendasi posisinya:
BBRI 4.500 – 4.850 BUY
MYOR 2.300 – 2.600 BUY
PGAS 1.800 – 2.190 BUY
SMBR 436 - 500 BUY
(ind)