Kimia Farma-Bosowa Bangun Pabrik Obat Herbal

Selasa, 09 Desember 2014 - 05:20 WIB
Kimia Farma-Bosowa Bangun Pabrik Obat Herbal
Kimia Farma-Bosowa Bangun Pabrik Obat Herbal
A A A
MAKASSAR - Keseriusan PT Kimia Farma Tbk untuk menjadi produsen obat ternama di Indonesia terus ditunjukkan, dengan semakin memperkuat bisnis usahanya melalui pembangunan pabrik di beberapa wilayah di Indonesia.

Kali ini pengembangan pabrik baru Kimia Farma tidak lagi menyasar di pulau Jawa saja, tapi ke depan akan dibangun di pulau Sulawesi dengan menjajaki pembangunan di Sulsel.

Menurut Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk Rusdi Rusmin mengatakan, rencana pembangunan pabrik tersebut sedang dijajaki, karena pihak Bosowa yang meminta kerja sama ini dan memang potensinya sangat bagus.

Apalagi, kata dia, saat ini memang Kimia Farma belum memiliki pabrik pengolahan obat-obat herbal berbahan dasar rumput laut.

“Rencana pembangunan pabrik di Sulsel memang ada, pertemuan dengan petinggi Bosowa Group baru saja dilakukan, Jumat pekan lalu, mereka yang mengundang Kimia Farma. Namun belum detail lokasi dan berapa investasinya, yang jelas nantinya merupakan pabrik obat herbal pertama di luar pulau Jawa,” ujarnya di sela-sela peresmian outletnya ke-600 di Maros, Senin (8/12/2014).

Dia menjelaskan, rumput laut menjadi fokus sebab daerah ini potensinya sangat besar, makanya ketika ditawarkan langsung direspon.

Dikatakan Rusdi Rusmin, tahun depan akan dibangun lima pabrik baru lagi, yakni, pabrik farmasi di Jawa Barat (Jabar), pabrik infus di Jawa Timur (Jatim) dengan masa pengerjaan dua sampai tiga tahun dan pabrik raksionasi darah di Cikarang. Sisanya, satu pabrik lagi akan dioperasikan Maret tahun depan di Banjaran yang merupakan pabrik garam farmasi terbesar di Indonesia.

“Total investasi membangun seluruh pabrik tersebut Rp1,3 triliun dan tahap awal dikucurkan Rp300 miliar dengan kapasitas produksi pabrik farmasi tersebut sekitar 2,5 kali lipat dari produksi normal pabrik yang ada mencapai 2,5 miliar produksi tablet, 1 miliar produksi kapsul dan cairan mencapai ratusan ribu file,” katanya.

Dari sisi bisnis, tahun ini PT Kimia Farma menargetkan penerimaan sebesar Rp4,8 triliun dan sudah tercapai sekitar 90% dari target, sedangkan tahun depan di targetkan pendapatan naik mencapai Rp5,4 triliun.

“Peningkatan itu optimis bisa di raih, apalagi saat ini program BPJS Kesehatan terus digenjot yang berarti kebutuhan akan obat semakin meningkat. Saat ini saja, kontribusi yang diperoleh dari penjualan obat di BPJS mencapai Rp380 miliar,” tuturnya.

Sementara itu, CEO Bosowa Corporation Erwin Aksa mengatakan, saat ini beberapa peneliti yang bekerja di pusat inovasi Bosowa sedang bekerja dalam berbagai bidang, salah satunya herbal medicine atau obat herbal dan memang beberapa pihak sudah menyatakan ketertarikannya bekerja sama di sektor tersebut.

“Lokasinya belum dipastikan dimana, saat ini masih dalam tahap penelitian oleh peneliti yang bekerja lembaga khusus milik Bosowa. Nantinya, lembaga ini menjadi cikal bakal pusat kreatif subsidary di beberapa kota besar yang memiliki kemampuan kreatif dan inovasi,” katanya.

Erwin Aksa menyatakan, nilai investasi dan kapasitas produksi belum bisa dipastikan, hanya saja nantinya pabrik ini akan menjadi pabrik besar seperti milik Bosowa lainnya.

“Lokasi pengembangannya belum pasti dimana, model produknya seperti apa itu menjadi kewenangan penelitinya. Begitupun dengan nilai investasinya, yang pasti kami akan membesarkan proyek tersebut,” tandasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3650 seconds (0.1#10.140)