Empat Pilar Strategi Topang Pertumbuhan SILO

Selasa, 15 November 2022 - 20:11 WIB
loading...
Empat Pilar Strategi Topang Pertumbuhan SILO
PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO), anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) di sektor kesehatan, selalu berupaya meningkatkan kinerjanya.
A A A
JAKARTA - PT Siloam International Hospitals Tbk . (SILO), anak usaha PTLippo Karawaci Tbk. (LPKR) di sektor kesehatan, selalu berupaya meningkatkan kinerjanya. Harapannya, dapat mendorong pengembangan industri kesehatan di Indonesia.

Dalam keterangan tertulisnya, Selasa (15/11/2022), SILO fokus kepada empat pilar strategi. Pertama, pertumbuhan inti, yakni fokus padabisnis melalui kemitraan, efisiensi dan efektifitas operasional, serta mengembangkan inovasi danakses pasien.

Kedua, program klinis, yaitu mengembangkan klinik perawatan yang lengkap danholistik untuk pengobatan pasien. Ketiga, perluasan jaringan, yakni memaksimalkan pemanfaatanrawat inap yang ada dan selektif membangun rumah sakit baru.

(Baca juga:Ekspansi Digital SILO Turut Untungkan LPKR)

Keempat, kesehatan digital, yangbermakna SILO aktif mengembangkan platform digital untuk meningkatkan pengalaman daninteraksi pasien. Pada giliran berikutnya, empat pilar strategi pertumbuhan tersebut mendorong terbentuknyainisiatif pertumbuhan pendapatan dan inisiatif manajemen biaya.

Dalam inisiatif pertumbuhanpendapatan, SILO menetapkan paket harga yang seragam di berbagai rumah sakit. Sepertidiketahui, SILO saat ini mengoperasikan 41 rumah sakit yang terdiri dari 15 rumah sakit dikawasan Jabodetabek dan 26 rumah sakit yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan,Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Ambon.

SILO juga mengoperasikan 66 Klinik Siloam. Disamping itu, untuk meningkatkan pendapatan, SILO juga melakukan otomatisasi tim penjualandan proses dalam pelayanan pasien.

(Baca juga:Pendapatan SILO Diprediksi Tumbuh pada 2022)

Per kuartal III/2022, Siloam Digital Channels berkontribusimelayani 18% dari keseluruhan jumlah kunjungan pasien rawat jalan di Siloam. SILO jugaberkomitmen mengoptimalkan efisiensi penyelenggaraan pelayanan BPJS Kesehatan sertamemaksimalkan pemanfaatan dan meningkatkan pengembalian investasi peralatan danmengoptimalkan penggunaan ruang di rumah sakit.

Sedangkan dalam inisiatif manajemen biaya,SILO melakukan konsolidasi supplier, mengoptimasi efektifitas pengeluaran operasional (opex)dan merampingkan proses peninjauan dan persetujuan investasi capex, serta meningkatkanpengelolaan dan perencanaan kebutuhan inventaris.

Seperti diketahui, per kuartal III/2022, SILO membukukan pendapatan sebesar Rp5,4 triliun,dengan EBITDA Rp1,4 triliun dan laba bersih Rp457 miliar. SILO juga mencatat jumlah InpatientDays dan Jumlah Pasien Rawat Jalan tertinggi pada Kuartal III/2022, dibandingkan dengan 10kuartal sebelumnya.

Inpatient Days pada 9M2022 meningkat 8,3% menjadi 587.617 haridibandingkan dengan 542.772 hari pada 9M2021. Di 9M2022, SILO telah melayani lebih dari 2,2juta pasien rawat jalan, meningkat 32,2% dibandingkan dengan 9M2021. Kinerja SILO ini tentu saja berimbas positif terhadap induk usahanya LPKR yang merupakan pemegang saham utamadengan kepemilikan 58,05%.

Group CEO LPKR sekaligus Komisaris Utama SILO John Riady mengatakan LPKR melalui SILOberkomitmen untuk terus mengembangkan industri kesehatan di Indonesia. Industri kesehatanmerupakan salah satu industri atau sektor yang penting dan perlu dikembangkan di Indonesia.

Terlebih lagi, perekonomian diperkirakan semakin bertumbuh dan kebutuhan akan fasilitaskesehatan semakin tinggi. “LPKR melalui SILO akan terus melanjutkan ekspansi. Kami memilikimisi untuk memenuhi kebutuhan healthcare di Indonesia, dan tentunya berkomitmen untuk terusbertumbuh,” tegas John.
(dar)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1674 seconds (0.1#10.140)