Pengusaha Logistik Pede Bisnisnya Tembus Rp4.500 Triliun di 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) optimistis pergerakan sektor logistik pada tahun 2023 akan terus tumbuh dibandingkan tahun ini. Syaratnya, para pelaku bisnis logistik terus beradaptasi dengan teknologi.
Di tahun ini volume pengiriman barang telah mencapai 11,5 juta shipment per hari. Diperkirakan angka itu akan terus meningkat mencapai 15 juta shipment per hari di tahun 2023.
"Berbicara tentang 2023 dan 2024, bisnis kita (logistik) masih sangat baik. Mungkin kalo didolarkan mencapai USD300 miliar (Rp4.500 triliun/kurs Rp15.000) di 2024," katanya di Jakarta, Kamis (17/11/2022).
Berdasarkan catatannya, Nofrisel mengatakan, hampir 60% pergerakan barang berpusat di pulau Jawa. Sekitar 20% di Sumatra dan sisanya di sejumlah wilayah lain di Indonesia.
Jakarta sendiri mencatat lebih dari 7.000.000 shipment setiap harinya. Oleh sebab itu, Nofrisel mengingatkan kepada pelaku bisnis sektor logistik Indonesia untuk terus beradaptasi menggunakan teknologi dalam mengefisiensikan pengiriman.
"Jika tidak ditangani dengan baik, bisa rawan terjadi mismatching, bottlenecking dan mengakibatkan penurunan kualitas logistik. Salah satu strategi peningkatan efisiensi logistik adalah mengotomasi jaringan supply chain lewat digitalisasi teknologi," tandasnya.
Di tahun ini volume pengiriman barang telah mencapai 11,5 juta shipment per hari. Diperkirakan angka itu akan terus meningkat mencapai 15 juta shipment per hari di tahun 2023.
"Berbicara tentang 2023 dan 2024, bisnis kita (logistik) masih sangat baik. Mungkin kalo didolarkan mencapai USD300 miliar (Rp4.500 triliun/kurs Rp15.000) di 2024," katanya di Jakarta, Kamis (17/11/2022).
Berdasarkan catatannya, Nofrisel mengatakan, hampir 60% pergerakan barang berpusat di pulau Jawa. Sekitar 20% di Sumatra dan sisanya di sejumlah wilayah lain di Indonesia.
Jakarta sendiri mencatat lebih dari 7.000.000 shipment setiap harinya. Oleh sebab itu, Nofrisel mengingatkan kepada pelaku bisnis sektor logistik Indonesia untuk terus beradaptasi menggunakan teknologi dalam mengefisiensikan pengiriman.
"Jika tidak ditangani dengan baik, bisa rawan terjadi mismatching, bottlenecking dan mengakibatkan penurunan kualitas logistik. Salah satu strategi peningkatan efisiensi logistik adalah mengotomasi jaringan supply chain lewat digitalisasi teknologi," tandasnya.
(uka)