Pertamina Hulu Sanga Sanga Berdayakan Desa Ciptakan Pupuk Cair

Senin, 21 November 2022 - 21:20 WIB
loading...
Pertamina Hulu Sanga Sanga Berdayakan Desa Ciptakan Pupuk Cair
Pertamina Hulu Sanga Sanga memberdayakan masyarakat melalui pembuatan pupuk cair. FOTO/Ichsan Amin
A A A
BALIKPAPAN - Bisa mandiri dan menghasilkan perekonomian kepada masing-masing keluarga merupakan harapan bagi warga Desa Sarijaya, Kecamatan Sanga Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara. Didukung Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Regional 3 Kalimantan Subholding Upstream Pertamina EP (PEP) Sanga Sanga Field, sejak 2019 warga Desa Sarijaya memberdayakan diri lewat program Pertanian Terpadu Sistem Inovasi Sosial Kelompok Setaria atau TANTE SISKA.

Ketua Kelompok Tani Setaria, Sutrimo menjelaskan, jauh sebelum adanya program TANTE SISKA, masyarakat Desa Sarijaya, sempat mengalami penurunan produktivitas akibat hilangnya pendapatan masyarakat yang disebabkan penutupan perusahaan tambang.

Hingga akhirnya pada 2019, sejak PHI Sanga Sanga hadir memberikan pelatihan dengan merevitalisasi lahan pasca tambang batubara menjadi lahan pertanian yang efektif, mengubah perilaku warga desa yang tadinya mengelola pertanian secara konservatif menjadi lebih berdaya guna. Melalui konsep integrated farming Tante Siska, warga Desa Sarijaya pada akhirnya mampu menginspirasi warga desa lainnya untuk menambah penghasilan secara mandiri lewat konsep ini.

“Integrated farming ini kami mulai dengan pemanfaatan Sekam Padi gratis. Kami diberi pengetahuan bagaimana mengolah Sekam padi hingga menghasilkan nilai ekonomis,” ungkapnya. Petani Desa Sarijaya memproses Sekam Padi memanfaatkan inovasi Damkar. Ini adalah alat pengolahan Sekam menjadi campuran kompos dan pupuk cair,” ujarnya, ketika MNC Portal mengunjungi Desa Sarijaya pada pekan lalu (16/11/2022).



Cara kerja Sekam Padi cukup sederhana, yakni diolah ke dalam tungku pembakaran ramah lingkungan (Damkar) dimana asap dan hasil pembakaran Sekam termanfaatkan tanpa ada yang terbuang. Asapnya yang bercampur air dimanfaatkan sebagai bahan pupuk cair. Sementara Sekam bisa digunakan sebagai campuran kompos.

Proses menghasilkan kompos dan pupuk cair efektif mengurangi biaya pada petani di wilayah Desa Sarijaya. “Kami harapkan ke depannya bisa bermanfaat dan bernilai ekonomis. Artinya, ke depan bisa ada investor yang menafaatkan hasil-hasil produk kami ini dengan dipandu Pertamina EP Sanga Sanga. Saat ini, banyak warga desa lainnya di Kutai Kartanegara meminta pelatihan kepada kami dan kami layani semua,” pungkasnya.

Senior Field Manager PEP Sangasanga Field, Gondo Irawan mengatakan, program Pertanian Terpadu Sistem Inovasi Sosial Kelompok Setaria atau Tante Siska mampu mendorong pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan melalui program-program tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dijalankan.

Program TANTE SISKA disusun dan dilaksanakan dalam periode 2019-2023 adalah untuk mengembangkan kegiatan pertanian dengan skema ekonomi yang berputar dan sistem inovasi sosial yang mengedepankan efisiensi dan pengembangan keanekaragaman produk secara ramah lingkungan.

“Dengan sistem ekonomi sirkular dan ramah lingkungan yang dilaksanakan di Desa Sarijaya, Kecamatan Sanga Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara, program ini dilaksanakan bersama Kelompok Tani Setaria. Salah satu upaya yang dilakukan dalam merespon penurunan produktivitas dan hilangnya pendapatan masyarakat yang disebabkan oleh penutupan perusahaan tambang adalah dengan merevitalisasi lahan pasca tambang batubara menjadi lahan pertanian yang efektif,” jelas Gondo.



Hasil Studi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2020 menyatakan bahwa satu inovasi Tante Siska, yaitu Inovasi damkar berhasil mengurangi emisi CO2 sebesar 7,76 ton CO2eq/tahun. Inovasi ini mengubah asap bahan bakar menjadi asap cair dan dapat digunakan sebagai campuran kompos dan pupuk cair.

Adapun, inovasi Damkar merupakan bagian dari Eco-Innovation Perusahaan yang terintegrasi dengan nilai- nilai utama Perusahaan. Berkat inovasi yang dilakukan, pendapatan kelompok mencapai menjadi Rp 354 juta/tahun pada 2021, atau lebih dari 27 juta per bulan. “Dengan kata lain, program ini telah berhasil merespon permasalahan yang ada di daerah sekitar operasional Perusahaan,” pungkas Gondo.

(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1076 seconds (0.1#10.140)