Badai PHK Diprediksi Lanjut di Tahun Depan, Pengamat: Bisa Lebih Buruk dari 2022
loading...

PHK masih akan terus berlanjut hingga 2023. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Badai pemutusan hubungan kerja ( PHK ) masih berlangsung, teranyar startup bidang investasi, Ajaib, melakukan PHK kepada 67 orang karyawannya. Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, memprediksi bahwa PHK masih akan terus berlanjut hingga tahun 2023, bergantung pada kondisi ekonomi dunia dan ekonomi nasional.
Baca juga: 67 Karyawan Ajaib Kena PHK, Segini Pesangon yang Didapat
"Masih berlanjut, hanya kadarnya akan tergantung kondisi ekonomi dunia dan ekonomi Indonesia di 2023," kata Heru kepada MPI, Selasa (29/11/2022).
Menurutnya, jika kondisi ekonomi stabil, maka PHK diprediksi tidak akan terlalu besar. Sebaliknya, jika kondisi ekonomi memburuk, maka kemungkinan PHK akan lebih besar dibandingkan dengan tahun 2022.
"Kalau ekonomi dunia dan Indonesia tetap stabil, PHK mungkin terjadi tapi tidak besar atau banyak. Kalau ekonomi memburuk, maka PHK secara kualitas dan kuantitas juga akan terjadi secara lebih besar dibanding 2022," ujarnya.
Seperti diketahui, pada tahun ini, sudah banyak perusahaan rintisan atau startup yang melakukan PHK, khususnya startup digital mulai dari Ruangguru, Shopee hingga GoTo. Tak hanya menghantam startup, badai PHK juga menerjang industri padat karya.
Baca juga: 6 Rekomendasi Kulkas Mini Rp 1 Jutaan Terbaik di 2022, Cocok untuk Anak Kos
Berdasarkan laporan dari sejumlah asosiasi, beberapa perusahaan yang bergerak di industri padat karya seperti tekstil sedang mengalami kinerja yang melambat. Beberapa perusahaan bahkan sudah ada yang memangkas jam kerjanya menjadi 3 hingga 4 hari, yang biasanya 7 hari kerja.
Lihat Juga: 9 Perusahaan Teknologi yang PHK Karyawan di Awal 2023, Nomor 9 Pecat hingga 18.000 Pekerja
Baca juga: 67 Karyawan Ajaib Kena PHK, Segini Pesangon yang Didapat
"Masih berlanjut, hanya kadarnya akan tergantung kondisi ekonomi dunia dan ekonomi Indonesia di 2023," kata Heru kepada MPI, Selasa (29/11/2022).
Menurutnya, jika kondisi ekonomi stabil, maka PHK diprediksi tidak akan terlalu besar. Sebaliknya, jika kondisi ekonomi memburuk, maka kemungkinan PHK akan lebih besar dibandingkan dengan tahun 2022.
"Kalau ekonomi dunia dan Indonesia tetap stabil, PHK mungkin terjadi tapi tidak besar atau banyak. Kalau ekonomi memburuk, maka PHK secara kualitas dan kuantitas juga akan terjadi secara lebih besar dibanding 2022," ujarnya.
Seperti diketahui, pada tahun ini, sudah banyak perusahaan rintisan atau startup yang melakukan PHK, khususnya startup digital mulai dari Ruangguru, Shopee hingga GoTo. Tak hanya menghantam startup, badai PHK juga menerjang industri padat karya.
Baca juga: 6 Rekomendasi Kulkas Mini Rp 1 Jutaan Terbaik di 2022, Cocok untuk Anak Kos
Berdasarkan laporan dari sejumlah asosiasi, beberapa perusahaan yang bergerak di industri padat karya seperti tekstil sedang mengalami kinerja yang melambat. Beberapa perusahaan bahkan sudah ada yang memangkas jam kerjanya menjadi 3 hingga 4 hari, yang biasanya 7 hari kerja.
Lihat Juga: 9 Perusahaan Teknologi yang PHK Karyawan di Awal 2023, Nomor 9 Pecat hingga 18.000 Pekerja
(uka)