Dimulai di 11 Kabupaten/Kota, Uji Coba QR Code untuk Solar Subsidi Dinilai Tepat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kebijakan PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Trading and Commercial perseroan, PT Pertamina Patra Niaga untuk melakukan uji coba pengaturan penjualan solar subsidi agar tepat sasaran dinilai tepat. Hal ini dinilai perlu untuk memastikan keandalan sistem jika mekanisme penggunaan QR Code nantinya diterapkan secara nasional.
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, uji coba ini penting untuk menguji keandalan sistem, dan juga memastikan keandalan pelayanan.Dia menambahkan, upaya pengendalian distribusi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sudah tidak bisa ditawar lagi agar dapat terdeteksi dan tepat sasaran.
"Keandalan sistem harus betul-betul diuji,jangan nanti malah mengganggu pelayanan ketika benar-benar diterapkan. Ini untuk mendukung pelayanan pengisian BBM masyarakat," ujar Tulus, Kamis (1/12/2022).
Chief Economist Bank Permata Josua Pardede juga menyambut positif inisiatif Pertamina yang mulai menggunakan QR Code dalam pendistribusian solar bersubsidi. Langkah ini diharapkannya dapat mengubah pola distribusi BBM bersubsidi menjadi lebih tepat sasaran. "Langkah ini cukup positif sebagai lanjutan dari arah kebijakan subsidi yang akan lebih tepat sasaran ke depan dari pemerintah," tegasnya.
Dengan kebijakan ini, kata dia, Pertamina akan menjadi motor perubahan mekanisme pemberian subsidi, yakni tidak lagi diberikan kepada barang, namun diarahkan kepada penerima yang sudah diseleksi. "Dengan demikian, subsidi yang diberikan pemerintah akan lebih tepat sasaran, yakni ke masyarakat kalangan menengah ke bawah," tuturnya.
Pertamina Patra Niaga diketahui memulai uji coba penerapan subsidi tepat secara menyeluruh (full cycle) untuk produk solar Subsidi per hari ini. Uji coba akan dilakukan di 11 kota/kabupaten, yakni Kab. Pandeglang, Kab. Ciamis, Kab. Kuningan, Kab. Jepara, Kab. Cilacap, Kab. Wonogiri, Kota Mojokerto, Kota Kediri, Kota Lumajang, Kota Banjarmasin, dan Kota Payakumbuh
Uji coba ini juga dilakukan untuk melihat kesiapan infrastruktur digital serta kesiapan pengawas dan operator SPBU dalam mengimplementasikan mekanisme full cycle subsidi tepat. Uji coba penerapan subsidi tepat secara menyeluruh adalah penerapan scan QR untuk transaksi solar subsidi
Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) Saleh Abdurrahman mengungkapkan, langkah Pertamina yang bakal memperluas cakupan serta peningkatan kualitas uji coba sangat baik demi memastikan sistem baru tersebut bisa diaplikasikan, baik oleh petugas di lapangan maupun masyarakat. Dia optimistis uji coba bisa berjalan lancar. "Kami support Pertamina dan sudah ada contoh di beberapa daerah sebelumnya berjalan baik," kata Saleh.
Masyarakat yang sudah mendapatkan QR Code atau telah terdaftar di laman Subsidi Tepat akan dilayani untuk pembelian solar subsidi. Volume yang diberikan sesuai dengan SK BPH Migas No. 04/P3JBT/BPH Migas/KOM/2020 yakni: roda 4 pribadi maksimal 60 liter/hari; roda 4 angkutan barang dan umum maksimal 80 liter/hari; roda 6 angkutan barang dan umum maksimal 200 liter/hari. Sementara masyarakat yang belum memiliki QR Code atau belum terdaftar tetap dilayani, namun dengan volume maksimal 40 liter/hari.
Untuk kemudahan pengguna, QR Code tidak wajib menggunakan gawai, namun dapat dicetak dan dibawa ke SPBU. Pertamina Patra Niaga telah menyediakan bantuan pendaftaran yang tersebar di SPBU yang berada di wilayah uji coba agar masyarakat mudah untuk melakukan pendaftaran.
Lihat Juga: Kemenparekraf: Literasi Keuangan dan Bisnis DPUP 2024 Cegah dari Pinjol Ilegal dan Judol
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, uji coba ini penting untuk menguji keandalan sistem, dan juga memastikan keandalan pelayanan.Dia menambahkan, upaya pengendalian distribusi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sudah tidak bisa ditawar lagi agar dapat terdeteksi dan tepat sasaran.
"Keandalan sistem harus betul-betul diuji,jangan nanti malah mengganggu pelayanan ketika benar-benar diterapkan. Ini untuk mendukung pelayanan pengisian BBM masyarakat," ujar Tulus, Kamis (1/12/2022).
Chief Economist Bank Permata Josua Pardede juga menyambut positif inisiatif Pertamina yang mulai menggunakan QR Code dalam pendistribusian solar bersubsidi. Langkah ini diharapkannya dapat mengubah pola distribusi BBM bersubsidi menjadi lebih tepat sasaran. "Langkah ini cukup positif sebagai lanjutan dari arah kebijakan subsidi yang akan lebih tepat sasaran ke depan dari pemerintah," tegasnya.
Dengan kebijakan ini, kata dia, Pertamina akan menjadi motor perubahan mekanisme pemberian subsidi, yakni tidak lagi diberikan kepada barang, namun diarahkan kepada penerima yang sudah diseleksi. "Dengan demikian, subsidi yang diberikan pemerintah akan lebih tepat sasaran, yakni ke masyarakat kalangan menengah ke bawah," tuturnya.
Pertamina Patra Niaga diketahui memulai uji coba penerapan subsidi tepat secara menyeluruh (full cycle) untuk produk solar Subsidi per hari ini. Uji coba akan dilakukan di 11 kota/kabupaten, yakni Kab. Pandeglang, Kab. Ciamis, Kab. Kuningan, Kab. Jepara, Kab. Cilacap, Kab. Wonogiri, Kota Mojokerto, Kota Kediri, Kota Lumajang, Kota Banjarmasin, dan Kota Payakumbuh
Uji coba ini juga dilakukan untuk melihat kesiapan infrastruktur digital serta kesiapan pengawas dan operator SPBU dalam mengimplementasikan mekanisme full cycle subsidi tepat. Uji coba penerapan subsidi tepat secara menyeluruh adalah penerapan scan QR untuk transaksi solar subsidi
Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) Saleh Abdurrahman mengungkapkan, langkah Pertamina yang bakal memperluas cakupan serta peningkatan kualitas uji coba sangat baik demi memastikan sistem baru tersebut bisa diaplikasikan, baik oleh petugas di lapangan maupun masyarakat. Dia optimistis uji coba bisa berjalan lancar. "Kami support Pertamina dan sudah ada contoh di beberapa daerah sebelumnya berjalan baik," kata Saleh.
Masyarakat yang sudah mendapatkan QR Code atau telah terdaftar di laman Subsidi Tepat akan dilayani untuk pembelian solar subsidi. Volume yang diberikan sesuai dengan SK BPH Migas No. 04/P3JBT/BPH Migas/KOM/2020 yakni: roda 4 pribadi maksimal 60 liter/hari; roda 4 angkutan barang dan umum maksimal 80 liter/hari; roda 6 angkutan barang dan umum maksimal 200 liter/hari. Sementara masyarakat yang belum memiliki QR Code atau belum terdaftar tetap dilayani, namun dengan volume maksimal 40 liter/hari.
Untuk kemudahan pengguna, QR Code tidak wajib menggunakan gawai, namun dapat dicetak dan dibawa ke SPBU. Pertamina Patra Niaga telah menyediakan bantuan pendaftaran yang tersebar di SPBU yang berada di wilayah uji coba agar masyarakat mudah untuk melakukan pendaftaran.
Lihat Juga: Kemenparekraf: Literasi Keuangan dan Bisnis DPUP 2024 Cegah dari Pinjol Ilegal dan Judol
(fai)