Wilmar Padi Indonesia Optimalkan Produk Samping
loading...
A
A
A
SERANG - PT Wilmar Padi Indonesia (WPI) mengoptimal produk samping (by product) di industri penggilingan padinya. Produk samping tersebut selain bisa menambah pendapatan perseroan juga untuk kesejahteraan petani yang dibinanya.
Rice Head Business PT Wilmar Padi Indonesia Saronto Soebagio mengatakan pabrik penggilan padinya memproses gabah menjadi beras berkualitas premium. Dalam proses penggilingan tersebut terdapat produk samping yang bernilai ekonomi.
Misalnya saja bekatul dijual ke produsen pakan ternak, sekam atau kulit gabah dijadikan bahan bakar untuk boiler pabrik, dan menir dijual ke industri tepung beras. Jika selama ini menir dijual, nantinya akan diproses sendiri. Pasalnya, Wilmar akan bangun pabrik tepung beras untuk memproses menir yang merupakan by product dari penggilingan padinya.
(Baca juga:PT Wilmar Padi Indonesia Lebarkan Sayap ke Serang)
“Nilai tambahnya itu banyak banget. Tapi itu tidak dinikmati seluruhnya oleh Wilmar, karena sebagiannya dikembalikan ke petani dengan cara membeli gabah petani di atas harga pasar,” kata Saronto saat menerima kunjungan kerja dari Komisi IV DPR RI dan Dirjen Tanaman Pangan ke penggilingan padi modern milik Wilmar di Serang, Banten, Selasa (13/12/2022).
Saronto menjelaskan hingga saat ini sudah memasuki tahun ketiga WPI menjalin kerja sama atau membina 5.559 petani dengan luas lahan 4.424 hektare (ha) dan 49 demplot. Kerja sama tersebut tersebar di Mojokerto, Ngawi, Madiun, Bojonegoro, Banten, Kuala Tanjung, Medan, dan Palembang. “Petani senang dengan kerja sama ini. Mereka kembali pada musim tanam kedua dan ketiga,” katanya.
Ia mengatakan dari uji coba melalui demplot diperoleh peningkatan produksi sebesar 15-30%. Sedangkan aplikasi di lapangan dengan luasan yang besar peningkatan produksi petani rata-rata 15%. Hal itu turut berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan petani dan sejalan dengan visi dan misi perusahaan agar generasi muda tertarik masuk ke pertanian.
(Baca juga:Wilmar Operasikan Sekolah Alam di Kawasan Konservasi)
Pihaknya pun turut menyediakan surveyor yang memantau harian ke petani langsung. Tak hanya itu pihaknya juga menjalin kerja sama dengan produsen bibit unggulan, pestisida dan Pupuk Mahkota yang diproduksi PT Wilmar Chemical Indonesia. Hal itu merupakan faktor utama dalam peningkatan produksi. “Kalau faktor utamanya sudah tersedia, peningkatan produksi akan sangat mungkin tercapai,” katanya.
Tak hanya itu, ia pun menjawab terkait isu monopoli beras oleh Wilmar. Menurutnya, penyerapan yang dilakukan oleh perusahaan masih sangat kecil dibanding total produksi di Indonesia. “Contohnya, penyerapan gabah di Jawa Timur hanya 2,93%, Banten 0,75% dan Lampung 0,53%,” jelasnya.
Rice Head Business PT Wilmar Padi Indonesia Saronto Soebagio mengatakan pabrik penggilan padinya memproses gabah menjadi beras berkualitas premium. Dalam proses penggilingan tersebut terdapat produk samping yang bernilai ekonomi.
Misalnya saja bekatul dijual ke produsen pakan ternak, sekam atau kulit gabah dijadikan bahan bakar untuk boiler pabrik, dan menir dijual ke industri tepung beras. Jika selama ini menir dijual, nantinya akan diproses sendiri. Pasalnya, Wilmar akan bangun pabrik tepung beras untuk memproses menir yang merupakan by product dari penggilingan padinya.
(Baca juga:PT Wilmar Padi Indonesia Lebarkan Sayap ke Serang)
“Nilai tambahnya itu banyak banget. Tapi itu tidak dinikmati seluruhnya oleh Wilmar, karena sebagiannya dikembalikan ke petani dengan cara membeli gabah petani di atas harga pasar,” kata Saronto saat menerima kunjungan kerja dari Komisi IV DPR RI dan Dirjen Tanaman Pangan ke penggilingan padi modern milik Wilmar di Serang, Banten, Selasa (13/12/2022).
Saronto menjelaskan hingga saat ini sudah memasuki tahun ketiga WPI menjalin kerja sama atau membina 5.559 petani dengan luas lahan 4.424 hektare (ha) dan 49 demplot. Kerja sama tersebut tersebar di Mojokerto, Ngawi, Madiun, Bojonegoro, Banten, Kuala Tanjung, Medan, dan Palembang. “Petani senang dengan kerja sama ini. Mereka kembali pada musim tanam kedua dan ketiga,” katanya.
Ia mengatakan dari uji coba melalui demplot diperoleh peningkatan produksi sebesar 15-30%. Sedangkan aplikasi di lapangan dengan luasan yang besar peningkatan produksi petani rata-rata 15%. Hal itu turut berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan petani dan sejalan dengan visi dan misi perusahaan agar generasi muda tertarik masuk ke pertanian.
(Baca juga:Wilmar Operasikan Sekolah Alam di Kawasan Konservasi)
Pihaknya pun turut menyediakan surveyor yang memantau harian ke petani langsung. Tak hanya itu pihaknya juga menjalin kerja sama dengan produsen bibit unggulan, pestisida dan Pupuk Mahkota yang diproduksi PT Wilmar Chemical Indonesia. Hal itu merupakan faktor utama dalam peningkatan produksi. “Kalau faktor utamanya sudah tersedia, peningkatan produksi akan sangat mungkin tercapai,” katanya.
Tak hanya itu, ia pun menjawab terkait isu monopoli beras oleh Wilmar. Menurutnya, penyerapan yang dilakukan oleh perusahaan masih sangat kecil dibanding total produksi di Indonesia. “Contohnya, penyerapan gabah di Jawa Timur hanya 2,93%, Banten 0,75% dan Lampung 0,53%,” jelasnya.