Ini Deretan Saham yang Jadi Biang Keladi Terpuruknya IHSG Sepanjang 2022

Senin, 26 Desember 2022 - 16:55 WIB
loading...
Ini Deretan Saham yang Jadi Biang Keladi Terpuruknya IHSG Sepanjang 2022
Sejumlah saham sektor teknologi jadi pemberat pergerakan IHSG di 2022. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Pergerakan indeks harga saham gabungan ( IHSG ) turut dipengaruhi oleh kinerja saham-saham di sektor teknologi. Dalam satu bulan terakhir, IHSG tercatat melemah 2,59% meski pada penutupan perdagangan hari ini (26/12/2022) indeks ditutup menguat 0,52% ke level 6.835.



Saham-saham teknologi yang menjadi pemberat atau laggard bagi pergerakan IHSG antara lain, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk ( GOTO ) yang mengalami penurunan harga di sepanjang tahun berjalan. Meski sempat menyentuh harga tertinggi di level Rp392 pada 16 Juni lalu, namun harga GoTo terus anjlok dan berakhir di Rp82 pada penutupan perdagangan hari ini.

Melansir 2nd Session Closing IDX Channel, saham GOTO menjadi saham yang paling memberatkan pergerakan IHSG setelah anjlok sebesar 74,6% hingga akhir pekan lalu. Pelemahan tersebut berkontribusi sebesar 457 poin terhadap penurunan IHSG.

Selain GOTO, saham yang juga menjadi laggard bagi IHSG yakni saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang melemah hingga 76,6% sepanjang tahun berjalan. Pelemahan ini berkontribusi sebesar 122,3 poin terhadap penurunan IHSG.

Lalu, saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) turut menjadi deretan saham sektor teknologi yang memberatkan pergerakan IHSG dengan berkontribusi sebesar 45,5 poin. EMTK sendiri tercatat melemah sebesar 55,3% secara year to date.

Direktur Ekuator Swarna Investama, Hans Kwee, mengatakan bahwa terkoreksinya saham teknologi tahun ini tidak lepas dari adanya tren kenaikan suku bunga acuan.

“Jika suku bunga naik, maka biaya yang harus dikeluarkan perusahaan atau cost of fund akan meningkat,” kata Hans Kwee, di 2nd Session Closing IDX Channel, Senin (26/12/2022).



Meskipun demikian, menurut Hans, para investor dapat memanfaatkan pelemahan harga saham di sektor teknologi untuk masuk ke saham yang memiliki kinerja fundamental yang baik. Ia menilai, pergerakan harga saham belum tentu mencerminkan perubahan fundamental di suatu perusahaan.

(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1819 seconds (0.1#10.140)