Harga Minyak Naik Didorong Kekhawatiran Badai Musim Dingin AS

Selasa, 27 Desember 2022 - 10:21 WIB
loading...
Harga Minyak Naik Didorong Kekhawatiran Badai Musim Dingin AS
Harga minyak dunia mengalami kenaikan pada perdagangan Selasa (27/12). FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Harga minyak mentah naik pada perdagangan Selasa (27/12) merespons kekhawatiran bahwa badai musim dingin di seluruh Amerika Serikat (AS) akan mempengaruhi logistik dan produksi, terlebih pada saat momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Minyak mentah Brent naik 0,9% di USD84,65 per barel, sedangkan West Texas Intermediate AS berada di level USD80,41 per barel, alias menguat 1,1%. Pada akhir pekan lalu Jumat (23/12), Brent naik 3,6%, sementara WTI naik 2,7%. Kedua tolok ukur itu mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak Oktober. Namun, pasar Inggris dan AS ditutup pada hari Senin untuk liburan Natal.

"Kekhawatiran atas gangguan pasokan dari badai musim dingin di AS mendorong aksi beli, meskipun volume perdagangan tipis karena banyak pelaku pasar pergi berlibur," kata Kepala Analis Fujitomi Securities Co Ltd, Kazuhiko Saito, dilansir Reuters, Selasa (27/12/2022).



Kendati demikian, Saito memperkirakan cuaca AS akan membaik minggu ini, yang berarti reli harga minyak mungkin tidak akan berlangsung terlalu lama. Seperti diketahui, badai salju mematikan telah melumpuhkan Buffalo, New York, di tengah perayaan Hari Natal. Kondisi tersebut menjebak pengendara dan pekerja di dalam kendaraan mereka, meninggalkan ribuan rumah tanpa listrik dan meningkatkan jumlah korban tewas akibat badai yang telah mendinginkan sebagian besar Amerika Serikat selama berhari-hari.

Maskapai telah membatalkan hampir 2.700 penerbangan AS pada Sabtu sore setelah terkonfirmasi adanya gangguan cuaca dalam operasi bandara di seluruh negeri Paman Sam Angin yang sangat dingin dan bertiup pada hari Jumat mematikan listrik dan memangkas produksi energi di seluruh Amerika Serikat, sekaligus menaikkan harga pemanas dan listrik.



Di tengah sentimen cuaca, pasar juga masih cemas ihwal kemungkinan pemotongan produksi oleh Rusia untuk membalas sanksi barat. Rusia dapat memangkas produksi minyak sebesar 5% hingga 7% pada awal 2023 untuk merespons pembatasan harga, demikian menurut reportase kantor berita RIA yang mengutip Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak baru-baru ini.

(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1883 seconds (0.1#10.140)