Pandemi Melandai, Tarif Kamar Hotel di Bali Mulai Mahal Lagi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pelonggaran pembatasan yang dilakukan pemerintah pada tahun lalu memicu peningkatan mobilitas masyarakat. Sejalan dengan itu, tarif kamar hotel ikut terdongkrak. Pasalnya, masyarakat mulai banyak yang bepergian dan berwisata sehingga permintaan akomodasi seperti hotel pun meningkat.
Tak ayal, hotel yang sempat banting harga dan merugi selama dua tahun terimbas Covid-19 pun mulai mengerek tarif kamarnya. Hal ini terlihat di destinasi wisata seperti Bali.
Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto mengungkapkan, tingkat hunian hotel di Bali pada tahun 2022 angkanya mulai mendekati kondisi normal di tahun 2019.
"Kalau kita lihat tingkat hunian hotel di Bali mulai pulih, sudah mendekati normalnya," ujarnya dalam acara Internal Property Market Briefing Q4 2022 secara virtual, Rabu (4/1/2023).
Menurut Ferry, sepanjang tahun 2019 tingkat hunian hotel di Bali selalu berada di angka 60%, sedangkan pada tahun 2020 ketika awal pandemi Covid-19 pada bulan April tercatat hingga 0%. Kemudian, baru mulai naik lagi pada bulan Desember namun dengan tingkat okupansi yang masih rendah, yaitu sekitar 20%.
Beranjak ke 2021, kondisinya tidak jauh berbeda, di mana kasus Covid-19 terus meningkat yang membuat pemerintah mengetatkan mobilitas masyarakat.
Namun pada tahun 2022 tepatnya mulai bulan April, tingkat hunian hotel di Bali berada di atas 20%, hingga pada bulan November lalu tingkat huniannya sudah tembus 60%.
Ferry menjelaskan, kebangkitan tingkat hunian hotel di Bali itu turut mengerek tarif kamarnya. Bahkan sejak bulan Juli 2022, tarif kamar hotel sudah menyamai harga pada bulan yang sama tahun 2018 dan 2019.
Dia mengungkapkan pada bulan Juli 2022 tarif kamar hotel di Bali rerata harga kamarnya sudah berada di USD100 per malam. Harga yang sama pada periode yang sama tahun 2018 dan 2019.
"Memang sekarang kita lihat tarif kamar hotel di Bali itu sudah kembali mahal lagi, dibandingkan dengan tahun sebelumnya, 2020 dan tahun 2021," tuturnya.
Lebih lanjut Ferry mengungkapkan, sepanjang tahun 2022 pasar tamu mancanegara yang mendominasi Bali berasal dari Australia dan Eropa, khususnya Inggris dan Prancis.
Untuk tahun ini, Ferry memperkirakan jumlah wisatawan mancanegara maupun nusantara bakal meningkat mengingat pemerintah telah resmi mencabut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM. Selain itu, kebijakan serupa juga ditempuh oleh sejumlah negara.
Tak ayal, hotel yang sempat banting harga dan merugi selama dua tahun terimbas Covid-19 pun mulai mengerek tarif kamarnya. Hal ini terlihat di destinasi wisata seperti Bali.
Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto mengungkapkan, tingkat hunian hotel di Bali pada tahun 2022 angkanya mulai mendekati kondisi normal di tahun 2019.
"Kalau kita lihat tingkat hunian hotel di Bali mulai pulih, sudah mendekati normalnya," ujarnya dalam acara Internal Property Market Briefing Q4 2022 secara virtual, Rabu (4/1/2023).
Menurut Ferry, sepanjang tahun 2019 tingkat hunian hotel di Bali selalu berada di angka 60%, sedangkan pada tahun 2020 ketika awal pandemi Covid-19 pada bulan April tercatat hingga 0%. Kemudian, baru mulai naik lagi pada bulan Desember namun dengan tingkat okupansi yang masih rendah, yaitu sekitar 20%.
Baca Juga
Beranjak ke 2021, kondisinya tidak jauh berbeda, di mana kasus Covid-19 terus meningkat yang membuat pemerintah mengetatkan mobilitas masyarakat.
Namun pada tahun 2022 tepatnya mulai bulan April, tingkat hunian hotel di Bali berada di atas 20%, hingga pada bulan November lalu tingkat huniannya sudah tembus 60%.
Ferry menjelaskan, kebangkitan tingkat hunian hotel di Bali itu turut mengerek tarif kamarnya. Bahkan sejak bulan Juli 2022, tarif kamar hotel sudah menyamai harga pada bulan yang sama tahun 2018 dan 2019.
Dia mengungkapkan pada bulan Juli 2022 tarif kamar hotel di Bali rerata harga kamarnya sudah berada di USD100 per malam. Harga yang sama pada periode yang sama tahun 2018 dan 2019.
"Memang sekarang kita lihat tarif kamar hotel di Bali itu sudah kembali mahal lagi, dibandingkan dengan tahun sebelumnya, 2020 dan tahun 2021," tuturnya.
Lebih lanjut Ferry mengungkapkan, sepanjang tahun 2022 pasar tamu mancanegara yang mendominasi Bali berasal dari Australia dan Eropa, khususnya Inggris dan Prancis.
Untuk tahun ini, Ferry memperkirakan jumlah wisatawan mancanegara maupun nusantara bakal meningkat mengingat pemerintah telah resmi mencabut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM. Selain itu, kebijakan serupa juga ditempuh oleh sejumlah negara.
(ind)