Tak Mau Ketinggalan Indeks, Rupiah pun Dirapal Bakal 'Mengepal'
loading...
A
A
A
JAKARTA - Senada dengan indeks harga saham gabungan (IHSG ) yang dirapal bakal menguat di awal pekan ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pun sami mawon. Hari ini rupiah berpotensi menguat ditopang bursa saham dunia yang mulai bergerak pulih.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, pembukaan pagi ini aset berisiko terlihat menguat dengan kenaikan indeks saham Asia. Kenaikan itu mengikuti sentimen positif penguatan indeks saham AS dan Eropa akhir pekan lalu karena potensi pemulihan ekonomi di tengah pandemi.
"Rupiah juga mungkin akan ikut menguat hari ini mengikuti sentimen positif tersebut. Dengan potensi penguatan ke arah 14.350 dan potensi resisten di 14.500," kata Ariston di Jakarta, Senin (13/7/2020). (Baca juga:Raup Triliunan Rupiah, Tahun Depan Tim Cook "Bukan Lagi" CEO Apple )
Dia melanjutkan, di sisi lain pasar masih memperhatikan perkembangan penularan Covid-19 yang terus meninggi yang dikhawatirkan akan melambatkan kembali pemulihan ekonomi.
"Hari minggu lalu WHO melaporkan kenaikan penularan global tertinggi dalam 24 jam sebesar 230 ribu lebih. Isu penularan Covid ini bisa memberikan tekanan kembali ke aset berisiko termasuk rupiah," jelasnya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, pembukaan pagi ini aset berisiko terlihat menguat dengan kenaikan indeks saham Asia. Kenaikan itu mengikuti sentimen positif penguatan indeks saham AS dan Eropa akhir pekan lalu karena potensi pemulihan ekonomi di tengah pandemi.
"Rupiah juga mungkin akan ikut menguat hari ini mengikuti sentimen positif tersebut. Dengan potensi penguatan ke arah 14.350 dan potensi resisten di 14.500," kata Ariston di Jakarta, Senin (13/7/2020). (Baca juga:Raup Triliunan Rupiah, Tahun Depan Tim Cook "Bukan Lagi" CEO Apple )
Dia melanjutkan, di sisi lain pasar masih memperhatikan perkembangan penularan Covid-19 yang terus meninggi yang dikhawatirkan akan melambatkan kembali pemulihan ekonomi.
"Hari minggu lalu WHO melaporkan kenaikan penularan global tertinggi dalam 24 jam sebesar 230 ribu lebih. Isu penularan Covid ini bisa memberikan tekanan kembali ke aset berisiko termasuk rupiah," jelasnya.
(uka)