Sentil Bankir soal Bunga Kredit, Sri Mulyani: Anda Justru Menari-nari di Atas Penderitaan Orang

Senin, 09 Januari 2023 - 13:05 WIB
loading...
Sentil Bankir soal Bunga Kredit, Sri Mulyani: Anda Justru Menari-nari di Atas Penderitaan Orang
Sri Mulyani menyindir para bankir yang menikmati keuntungan dari tingginya suku bunga. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyoroti reaksi dan ekspresi para bankir ketika dirinya berbicara mengenai tingginya interest rate atau suku bunga dalam CEO Banking Forum yang digelar IBI di Jakarta, Senin (9/1/2023). Apalagi, tren kenaikan suku bunga ini bahkan masih berlanjut.



"Kalau bicara tentang suku bunga naik itu, Anda sebetulnya malah menari-nari di atas penderitaan semua orang. Saya sendiri beda sekali kalau bicara tentang kenaikan suku bunga, Anda kayaknya wajahnya malah lebih bahagia gitu," ujar Sri.

Fenomena tingginya suku bunga memang pada dasarnya bisa menjadi margin keuntungan tersendiri bagi perbankan. Tingkat suku bunga otomatis memengaruhi bunga kredit bank, sehingga beban lebih banyak diberikan kepada setiap peminjam.

Tak hanya menyindir soal ekspresi para bankir, Sri Mulyani juga turut mencoba membaca pikiran mereka yang hadir dalam acara tersebut. Menurutnya, kemampuan pemerintah mengelola ekonomi di tengah kenaikan suku bunga akan menjadi berkah buat para bankir.

"'Selama Ibu masih bisa mengelola dan menstabilkan ekonomi, interest rate naik, it's fine with us Ibu', gitu kan?" ucap Sri.

Sri mengingatkan bahwa cost of fund yang tinggi akan memengaruhi kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Dia pun mencontohkan bagaimana suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) dinaikkan hingga 425 basis poin oleh The Fed sepanjang 2022.

"Di Desember 2022, The Fed menaikkan suku bunga acuan 0,5% menjadi 4,25% hingga 4,5%, ini the fastest, the highest in the history of America. Bahkan Bank Indonesia (BI) saja menaikkan suku bunganya hingga 200 basis poin atau 2% sepanjang 2022," kata Sri.

Sri Mulyani memiliki pesan khusus untuk para bankir dalam menghadapi 2023 agar lebih belajar melihat fenomena, data, dan juga memahami konteks dari kondisi sudah terjadi.



"Ini supaya Anda tidak kaget, dan juga better equipped dalam menghadapi yang disebut extraordinary situation. Anda akan jauh lebih baik dalam menyiapkan situasi yang kadang-kadang tidak biasa," pungkas Sri.

(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1693 seconds (0.1#10.140)