Mengenal 7 Perusahaan Kontraktor Terbesar di Indonesia, dari Jalan Tol hingga Stadion GBK
loading...
A
A
A
JAKARTA - Terdapat sedikitnya tujuh perusahaan kontraktor terbesar di Indonesia . Dalam riwayatnya, mereka banyak terlibat berbagai proyek besar di tanah air.
Pada perkembangannya, pembangunan infrastruktur di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat. Adapun hal tersebut tentu tak lepas dari perhatian pemerintah serta peran para perusahaan konstruksi yang terlibat.
Dari sekian banyak perusahaan konstruksi terkemuka di tanah air, sebagian di antaranya terdiri juga atas beberapa BUMN.
Baca juga : 4 Perusahaan Konstruksi China yang Beroperasi di Indonesia
Berikut tujuh perusahaan kontraktor terbesar di Indonesia.
1. PT Adhi Karya
Cikal bakal pendirian Adhi Karya berasal dari perusahaan milik Belanda Architecten-Ingenicure-en Annemersbedrijf Associatie Selle en de Bruyn, Reyerse en de Vries N.V. (Assosiate N.V.)
Mengutip informasi dari laman resminya, perusahaan Belanda tersebut akhirnya dinasionalisasikan dan menjadi PN Adhi Karya pada 11 Maret 1960. Adapun hal tersebut menjadi pemicu pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Kemudian, berdasarkan keputusan Menteri Kehakiman RI pada 1 Juni 1974, Adhi Karya berubah statusnya menjadi Perseroan Terbatas. Setelahnya, pada tahun 2004 Adhi menjadi perusahaan konstruksi pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Pada perkembangannya, Adhi Karya berhasil menunjukan kualitasnya sebagai perusahaan konstruksi terkemuka di kawasan Asia Tenggara. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan berbagai proyek yang dijalankannya.
2. PT Hutama Karya
Hutama Karya merupakan salah satu BUMN yang beroperasi di bidang jasa konstruksi, pengembang, dan penyedia jasa jalan tol. Mengutip laman resminya, perusahaan ini awalnya bernama Holladsche Beton Maatshappij.
Pasca transformasi pada tahun 1960, Hutama Karya telah banyak memiliki hasil konstruksi yang cukup dikenal. Di antaranya adalah Gedung DPR/MPR RI di Senayan, hingga Monumen Patung Dirgantara di Pancoran, Jakarta.
Pada kurun waktu 1970an, Hutama Karya menjadi inovator sistem prategang BBRV dari Swiss. Selain itu, mereka juga mengalami perubahan status menjadi PT Hutama Karya (Persero).
Seiring waktu, Hutama Karya terus berkembang dengan mengikuti kemajuan zaman dan teknologi. Pada tahun 2014, mereka ditugaskan pemerintah untuk mengembangkan jalan tol Trans-Sumatera.
Sampai pada tahun 2022, perusahaan konstruksi ini telah mensukseskan tugasnya dan mengoperasikan kurang lebih 532,8 km jalan tol. Adapun proyek jalan tol Trans-Sumatera ini akan terus dibangun untuk menghubungkan Lampung hingga Aceh.
3. PT PP
PT PP (Persero) Tbk telah beroperasi dalam bisnis konstruksi nasional sejak lebih dari 6 dekade terakhir. Mengutip laman resminya, awalnya perusahaan ini didirikan dengan nama NV Pembangunan Perumahan berdasarkan Akta Notaris No 48 tanggal 26 Agustus 1953.
Seiring waktu, perusahaan tersebut sempat beberapa kali berganti nama, hingga pada akhirnya menjadi PT PP (Persero) yang dikuatkan Akta No 48 tanggal 15 Maret 1973. Adapun untuk operasi intinya adalah di bidang jasa konstruksi.
Baca juga : 5 Perusahaan Indonesia yang Go Internasional, Didominasi BUMN
4. PT Nindya Karya
Perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia yang berikutnya adalah PT Nindya Karya. Sebagai perusahaan konstruksi, mereka telah banyak membangun berbagai proyek besar di tanah air.
Dalam sejarahnya, Nindya Karya berawal dari sebuah perusahaan bernama N.V. Nederlands Aannemings Maastchappy (NEDAM) pada 1877. Pasca kemerdekaan, perusahaan milik Belanda dinasionalisasikan.
Berdasarkan surat keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Nomor 5 tahun 1960, nama perusahaan berganti menjadi Perusahaan Bangunan Nindya Karya. Setahun berselang, namanya kembali berubah menjadi Perusahaan Negara Nindya Karya.
Barulah pada 1969 statusnya menjadi Persero berdasarkan Peraturan Pemerintah No.12 tahun 1969. Pada perjalanannya, perusahaan ini telah banyak membangun bangunan monumental, termasuk di antaranya adalah Stadion Gelora Bung Karno (GBK).
5. PT Amarta Karya
Keberadaan PT Amarta Karya memiliki sejarah panjang dalam pendiriannya. Mengutip laman resminya, pada tahun 1960 muncul perusahaan Robbe Linde & Co yang beroperasi dalam pembuatan konstruksi baja.
Pada 1962, perusahaan tersebut dinasionalisasi menjadi PN Amarta Karya. Setelahnya, statusnya kembali berubah menjadi perseroan pada tahun 1972. Saat itu, mereka mulai memperluas jangkauannya menjadi konstruksi di bidang sipil, listrik, dan mekanik.
6. PT Brantas Abipraya
Perusahaan kontraktor terbesar di Indonesia berikutnya adalah PT Brantas Abipraya. Mengutip laman resminya, perusahaan ini didirikan pada 12 November 1980 di Malang, Jawa Timur.
Awalnya, pendirian Brantas Abipraya berawal dari proyek perluasan wilayah sungai Brantas. Seiring waktu, perusahaan ini memperluas kegiatan usahanya dengan membangun berbagai infrastruktur dan menjadi kontraktor umum.
7. PT Total Bangun Persada
PT Total Bangun Persada berdiri dengan nama PT Tjahja Rimba Kentjana pada 4 September 1970. Mengutip laman resminya, perusahaan yang bergerak di bidang bangunan dan konstruksi ini melakukan restrukturisasi dan berganti nama menjadi PT Total Bangun Persada pada 1983.
Seiring perkembangannya, PT Total Bangun Persada menjadi salah perusahaan konstruksi terkemuka di Indonesia. Mereka memiliki komitmen untuk menerapkan standar internasional di bidang konstruksi bangunan dan manajemen proyek industri di tanah air.
Pada perkembangannya, pembangunan infrastruktur di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat. Adapun hal tersebut tentu tak lepas dari perhatian pemerintah serta peran para perusahaan konstruksi yang terlibat.
Dari sekian banyak perusahaan konstruksi terkemuka di tanah air, sebagian di antaranya terdiri juga atas beberapa BUMN.
Baca juga : 4 Perusahaan Konstruksi China yang Beroperasi di Indonesia
Berikut tujuh perusahaan kontraktor terbesar di Indonesia.
1. PT Adhi Karya
Cikal bakal pendirian Adhi Karya berasal dari perusahaan milik Belanda Architecten-Ingenicure-en Annemersbedrijf Associatie Selle en de Bruyn, Reyerse en de Vries N.V. (Assosiate N.V.)
Mengutip informasi dari laman resminya, perusahaan Belanda tersebut akhirnya dinasionalisasikan dan menjadi PN Adhi Karya pada 11 Maret 1960. Adapun hal tersebut menjadi pemicu pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Kemudian, berdasarkan keputusan Menteri Kehakiman RI pada 1 Juni 1974, Adhi Karya berubah statusnya menjadi Perseroan Terbatas. Setelahnya, pada tahun 2004 Adhi menjadi perusahaan konstruksi pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Pada perkembangannya, Adhi Karya berhasil menunjukan kualitasnya sebagai perusahaan konstruksi terkemuka di kawasan Asia Tenggara. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan berbagai proyek yang dijalankannya.
2. PT Hutama Karya
Hutama Karya merupakan salah satu BUMN yang beroperasi di bidang jasa konstruksi, pengembang, dan penyedia jasa jalan tol. Mengutip laman resminya, perusahaan ini awalnya bernama Holladsche Beton Maatshappij.
Pasca transformasi pada tahun 1960, Hutama Karya telah banyak memiliki hasil konstruksi yang cukup dikenal. Di antaranya adalah Gedung DPR/MPR RI di Senayan, hingga Monumen Patung Dirgantara di Pancoran, Jakarta.
Pada kurun waktu 1970an, Hutama Karya menjadi inovator sistem prategang BBRV dari Swiss. Selain itu, mereka juga mengalami perubahan status menjadi PT Hutama Karya (Persero).
Seiring waktu, Hutama Karya terus berkembang dengan mengikuti kemajuan zaman dan teknologi. Pada tahun 2014, mereka ditugaskan pemerintah untuk mengembangkan jalan tol Trans-Sumatera.
Sampai pada tahun 2022, perusahaan konstruksi ini telah mensukseskan tugasnya dan mengoperasikan kurang lebih 532,8 km jalan tol. Adapun proyek jalan tol Trans-Sumatera ini akan terus dibangun untuk menghubungkan Lampung hingga Aceh.
3. PT PP
PT PP (Persero) Tbk telah beroperasi dalam bisnis konstruksi nasional sejak lebih dari 6 dekade terakhir. Mengutip laman resminya, awalnya perusahaan ini didirikan dengan nama NV Pembangunan Perumahan berdasarkan Akta Notaris No 48 tanggal 26 Agustus 1953.
Seiring waktu, perusahaan tersebut sempat beberapa kali berganti nama, hingga pada akhirnya menjadi PT PP (Persero) yang dikuatkan Akta No 48 tanggal 15 Maret 1973. Adapun untuk operasi intinya adalah di bidang jasa konstruksi.
Baca juga : 5 Perusahaan Indonesia yang Go Internasional, Didominasi BUMN
4. PT Nindya Karya
Perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia yang berikutnya adalah PT Nindya Karya. Sebagai perusahaan konstruksi, mereka telah banyak membangun berbagai proyek besar di tanah air.
Dalam sejarahnya, Nindya Karya berawal dari sebuah perusahaan bernama N.V. Nederlands Aannemings Maastchappy (NEDAM) pada 1877. Pasca kemerdekaan, perusahaan milik Belanda dinasionalisasikan.
Berdasarkan surat keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Nomor 5 tahun 1960, nama perusahaan berganti menjadi Perusahaan Bangunan Nindya Karya. Setahun berselang, namanya kembali berubah menjadi Perusahaan Negara Nindya Karya.
Barulah pada 1969 statusnya menjadi Persero berdasarkan Peraturan Pemerintah No.12 tahun 1969. Pada perjalanannya, perusahaan ini telah banyak membangun bangunan monumental, termasuk di antaranya adalah Stadion Gelora Bung Karno (GBK).
5. PT Amarta Karya
Keberadaan PT Amarta Karya memiliki sejarah panjang dalam pendiriannya. Mengutip laman resminya, pada tahun 1960 muncul perusahaan Robbe Linde & Co yang beroperasi dalam pembuatan konstruksi baja.
Pada 1962, perusahaan tersebut dinasionalisasi menjadi PN Amarta Karya. Setelahnya, statusnya kembali berubah menjadi perseroan pada tahun 1972. Saat itu, mereka mulai memperluas jangkauannya menjadi konstruksi di bidang sipil, listrik, dan mekanik.
6. PT Brantas Abipraya
Perusahaan kontraktor terbesar di Indonesia berikutnya adalah PT Brantas Abipraya. Mengutip laman resminya, perusahaan ini didirikan pada 12 November 1980 di Malang, Jawa Timur.
Awalnya, pendirian Brantas Abipraya berawal dari proyek perluasan wilayah sungai Brantas. Seiring waktu, perusahaan ini memperluas kegiatan usahanya dengan membangun berbagai infrastruktur dan menjadi kontraktor umum.
7. PT Total Bangun Persada
PT Total Bangun Persada berdiri dengan nama PT Tjahja Rimba Kentjana pada 4 September 1970. Mengutip laman resminya, perusahaan yang bergerak di bidang bangunan dan konstruksi ini melakukan restrukturisasi dan berganti nama menjadi PT Total Bangun Persada pada 1983.
Seiring perkembangannya, PT Total Bangun Persada menjadi salah perusahaan konstruksi terkemuka di Indonesia. Mereka memiliki komitmen untuk menerapkan standar internasional di bidang konstruksi bangunan dan manajemen proyek industri di tanah air.
(bim)