Campuran Tepat, Bangunan pun Kuat

Rabu, 20 Mei 2015 - 09:00 WIB
Campuran Tepat, Bangunan pun Kuat
Campuran Tepat, Bangunan pun Kuat
A A A
Material instan untuk meningkat rumah tengah merebak di pasaran, namun material konvensional beton cair masih menjadi pilihan utama para pemilik hunian. Apa saja kelebihannya?

“Alon-alon asal kelakon”, biar lambat asal selamat, demikian arti dari peribahasa Jawa tersebut. Mungkin ungkapan inilah yang tepat menggambarkan pemikiran kebanyakan orang ketika mereka memiliki rencana untuk meningkat rumah dengan metode konvensional, yakni melalui proses pengecoran beton.

Prosesnya cenderung agak merepotkan dan relatif lama karena memerlukan waktu pengerasan beton sekitar hari, tetapi masih banyak orang yang mempercayai bahwa proses yang lama bakal menghasilkan bangunan yang berkualitas pula. Yaitu bangunan yang kuat dan tahan lama hingga tahunan lamanya.

Hal tersebut diamini Davy Sukamta, pemilik firma konsultasi konstruksi Davy Sukamta and Partners. “Penggunaan metode pengecoran beton seperti itu bisa bagus, kuat, dan tahan lama. Namun, yang terpenting proses pengerjaannya harus bagus dan tepat,” kata Davy.

Davy menyebutkan, kelebihan dari metode konvensional dengan cara pengecoran beton adalah, hasilnya yang menjadi satu kesatuan karena dikerjakan langsung di tempatnya. Nah yang harus diperhatikan, yaitu proses pencampuran adukan beton, karena menurutnya, sering kali pekerja lapangan mencampurkannya secara sembarangan.

Masakan yang enak tentu berasal dari resep dan campuran bumbu yang tepat. Namun, jika Anda terlalu banyak menambahkan salah satu bahan masakan, bisa jadi rasanya akan hambar, terlalu pedas, atau terlalu manis. Sama halnya dengan campuran untuk beton cor.

Kandungan yang tidak sesuai bisa berdampak fatal pada “nyawa” sebuah bangunan, khususnya bila Anda ingin meningkat rumah. Davy mengungkapkan, para pekerja di lapangan sering kali salah kaprah ketika membuat adonan cor. Khususnya para pekerja yang tidak dibekali pengetahuan dan wawasan yang tepat dalam proses pengecoran beton.

“Kebanyakan para pekerja ini membuat adukan beton dengan air yang terlalu banyak. Padahal, hal itu bisa berdampak fatal pada bangunan,” imbuhnya. Menurut Davy, biasanya hal tersebut dilakukan para pekerja untuk memudahkan proses pekerjaan. “Memang kalau semennya kental harus diaduk dengan susah payah.

Berbeda bila airnya banyak, pekerjaan akan jauh lebih mudah,” ujarnya. Kalau kandungan air yang digunakan melebih kapasitasnya, lama-kelamaan bangunan yang dibuat akan kopong tidak berisi. “Jika air kebanyakan, volume adukan yang mengisi bangunan akan dipenuhi air.

Seiring berjalannya waktu, air tersebut dapat menguap karena terkena panas. Alhasil, volume material cor beton pun akan kosong, bukan?” kata Davy. Namun, jangan sampai permasalahan ini menimbulkan salah kaprah yang lain. Kandungan semen yang terlalu banyak pun bisa membuat bangunan mudah retak.

Davy mengatakan, percampuran antara semen dan air akan bereaksi serta mengeluarkan panas. Bila kandungannya berlebih, panas yang dihasilkan pun akan bertambah besar. “Ketika tiba-tiba terjadi penyusutan karena faktor cuaca, hal ini bisa mengakibatkan retak pada bangunan,” tegasnya. Menurut pria yang sering menjadi juri dalam lomba rancang bangunan ini, pemilihan air sebagai campuran untuk adonan cor pun haruslah selektif.

“Sebisa mungkin kita menggunakan air bersih. Yang harus dihindari adalah air dengan kandungan sulfat dan zat-zat yang bisa menusuk. Terutama bila Anda tinggal di dekat laut. Kalau bisa pastikan Anda menggunakan air yang terbebas dari kandungan garam,” katanya.

Aprilia s andyna
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4129 seconds (0.1#10.140)