Properti Bisa Jadi Investasi Menguntungkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Investasi di sektor properti masih jadi pilihan utama banyak orang. Meskipun bukan tergolong baru, produk investasi ini masih menjadi produk favorit para orang tua zaman dahulu.
Beberapa orang lebih percaya membenamkan hartanya ke properti, dibandingkan produk keuangan dan investasi di pasar modal. Lalu, apa yang membuat orang tertarik berinvestasi di properti? (Baca: Jadikan SIfat Tawadhu sebagai Modal Kebahagiaan)
Salah satu daya tarik investasi ini adalah karena aman dan menjanjikan. "Semua investasi memiliki risiko. Namun, sejelek-jeleknya investasi di properti seperti tanah dan rumah masih bisa dilihat setiap saat," ungkap pengamat properti sekaligus Business Development Executive Ray White Indonesia, Robby Simon.
Masyarakat Indonesia lebih senang berinvestasi pada produk yang bisa dilihat fisik barangnya, seperti tanah dan rumah. Berbeda dengan berinvestasi di produk keuangan yang hanya memegang selembar kertas sebagai bukti kepemilikan.
Alasan lain terkait rasa aman berinvestasi properti adalah calon investor (orang yang akan berinvestasi) menguasai atau dapat mengelola sendiri investasinya. "Si investor bisa mengendalikan hampir semua prosesnya. Mereka bisa mengelola, apakah properti yang dimilikinya ingin disewakan atau diperjualbelikan," tutur Robby.
Selain itu, keuntungan kemudahan dalam mengelolanya, calon investor tidak harus memiliki uang tunai sebanyak harga properti yang akan dibeli. Robby menyarankan, investor bisa mendapatkan properti dengan menggunakan sebagian uang sendiri dan sisanya memakai uang orang lain, dalam hal ini uang bank seperti mengajukan KPR (kredit pemilikan rumah) untuk rumah dan KPA (kredit pemilikan apartemen) untuk apartemen. (Baca juga: Selama PJJ, Guru Mengaku Terkendala Jelaskan Materi Pelajaran ke Siswa)
Investor pun bisa membeli properti dengan nilai yang jauh lebih tinggi daripada yang dibayarkan. Seperti dengan cara memperbaiki desain properti yang dimiliki. "Investor bisa saja meningkatkan propertinya secara besar-besaran dengan memperluas bangunannya," sarannya.
Hal senada diungkapkan, perencana keuangan dari Salama Mitra Investa, Endy Kurniawan, investasi properti jauh lebih menguntungkan dan nilainya pun akan terus meningkat. Bandingkan dengan investasi emas atau saham. Ketika membeli emas, kita tidak bisa seketika menaikkan harga emas. Kalau mau menjual, maka harganya sesuai dengan harga pasar yang fluktuatif naik turun.
Meski emas Anda diberi hiasan atau bentuk yang indah, cukup sulit untuk mendapatkan pembeli yang senang dengan emas Anda tetap akan sulit dan harganya tidak sesuai dengan sewaktu awal membelinya.
"Investasi emas tidak membutuhkan perawatan, tetapi ke depannya nilainya tidak bisa ditentukan. Investasi properti, ketika kita membeli bisa langsung disewakan dan harganya selalu meningkat," katanya. (Baca juga: Covid-19 Bisa Sebabkan Gigi Penderita Tanggal)
Beberapa orang lebih percaya membenamkan hartanya ke properti, dibandingkan produk keuangan dan investasi di pasar modal. Lalu, apa yang membuat orang tertarik berinvestasi di properti? (Baca: Jadikan SIfat Tawadhu sebagai Modal Kebahagiaan)
Salah satu daya tarik investasi ini adalah karena aman dan menjanjikan. "Semua investasi memiliki risiko. Namun, sejelek-jeleknya investasi di properti seperti tanah dan rumah masih bisa dilihat setiap saat," ungkap pengamat properti sekaligus Business Development Executive Ray White Indonesia, Robby Simon.
Masyarakat Indonesia lebih senang berinvestasi pada produk yang bisa dilihat fisik barangnya, seperti tanah dan rumah. Berbeda dengan berinvestasi di produk keuangan yang hanya memegang selembar kertas sebagai bukti kepemilikan.
Alasan lain terkait rasa aman berinvestasi properti adalah calon investor (orang yang akan berinvestasi) menguasai atau dapat mengelola sendiri investasinya. "Si investor bisa mengendalikan hampir semua prosesnya. Mereka bisa mengelola, apakah properti yang dimilikinya ingin disewakan atau diperjualbelikan," tutur Robby.
Selain itu, keuntungan kemudahan dalam mengelolanya, calon investor tidak harus memiliki uang tunai sebanyak harga properti yang akan dibeli. Robby menyarankan, investor bisa mendapatkan properti dengan menggunakan sebagian uang sendiri dan sisanya memakai uang orang lain, dalam hal ini uang bank seperti mengajukan KPR (kredit pemilikan rumah) untuk rumah dan KPA (kredit pemilikan apartemen) untuk apartemen. (Baca juga: Selama PJJ, Guru Mengaku Terkendala Jelaskan Materi Pelajaran ke Siswa)
Investor pun bisa membeli properti dengan nilai yang jauh lebih tinggi daripada yang dibayarkan. Seperti dengan cara memperbaiki desain properti yang dimiliki. "Investor bisa saja meningkatkan propertinya secara besar-besaran dengan memperluas bangunannya," sarannya.
Hal senada diungkapkan, perencana keuangan dari Salama Mitra Investa, Endy Kurniawan, investasi properti jauh lebih menguntungkan dan nilainya pun akan terus meningkat. Bandingkan dengan investasi emas atau saham. Ketika membeli emas, kita tidak bisa seketika menaikkan harga emas. Kalau mau menjual, maka harganya sesuai dengan harga pasar yang fluktuatif naik turun.
Meski emas Anda diberi hiasan atau bentuk yang indah, cukup sulit untuk mendapatkan pembeli yang senang dengan emas Anda tetap akan sulit dan harganya tidak sesuai dengan sewaktu awal membelinya.
"Investasi emas tidak membutuhkan perawatan, tetapi ke depannya nilainya tidak bisa ditentukan. Investasi properti, ketika kita membeli bisa langsung disewakan dan harganya selalu meningkat," katanya. (Baca juga: Covid-19 Bisa Sebabkan Gigi Penderita Tanggal)