Lima Mitos Usaha Kecil di Amerika

Minggu, 24 Mei 2015 - 10:25 WIB
Lima Mitos Usaha Kecil di Amerika
Lima Mitos Usaha Kecil di Amerika
A A A
PERHATIAN pemerintah terhadap pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) hampir di seluruh negara sangat minim. Tak terkecuali di Amerika Serikat (AS).

Para politisi di sana menyadari sektor usaha sebagai penggerak ekonomi di saat terjadi resesi. Upaya ini mereka tuangkan dengan memasukkan dana talangan di beberapa sektor dengan meluncurkan UU Pemulihan dan Reinvestasi pada 2009, yang membantu beberapa perusahaan besar mendorong sektor industri. Tetapi pada kenyataannya upaya ini hanya memberikan sedikit manfaat bagi usaha kecil di AS.

Dilansir dari Huffington Post, Minggu (25/5/2015), Kristie Arslan, executive director Women Impacting Public Policy (WIPP) mengungkapkan lima mitos usaha kecil di Amerika yang selama ini sebagai mesin utama penggerak ekonomi.

1. Kebanyakan orang Amerika bekerja untuk perusahaan besar

Kebijaksanaan konvensional di sana diartikan apa yang terbaik bagi General Motors (GM), baik untuk Amerika. Sebagai perusahaan besar mereka mampu melobi dan berada di barisan terdepan ketika undang-undang disusun. Salah satu justifikasi dalam melindungi kepentingan perusahaan alasan bahwa mereka mempekerjakan banyak orang Amerika dan kepentingan perusahaan selalu selaras dengan sebagian besar pekerja.

Namun sejatinya usaha besar hanya mempekerjakan sekitar 38% tenaga kerja di sektor swasta, sedangkan usaha kecil mempekerjakan lebih dari 53% angkatan kerja. Ini bukti bahwa kebanyakan orang Amerika dipekerjakan oleh bisnis kecil (UMKM), namun memiliki sebagian kecil demografi bisnis yang mewakili perusahaan Amerika.

2. Pertumbuhan pekerjaan didorong oleh pengusaha besar

Kebanyakan dari kita membaca tentang beberapa pengusaha besar di halaman bisnis. Kita sering menganggap bahwa penciptaan lapangan kerja tergantung pada keberhasilan mereka.

Di sisi lain, 64% pekerjaan baru baru di AS diciptakan UMKM. Banyak pekerjaan terlahir dari perusahaan yang baru dibangun (tingkat pertumbuhan pada 2010 adalah yang tertinggi dalam 15 tahun, menurut Kauffman Index of Entrepreneurial Activity)

Secara historis, usaha kecil tumbuh lebih cepat daripada perusahaan besar. Tingkat pertumbuhan rata-rata perusahaan besar dengan lebih dari 500 karyawan selama dekade berakhir pada 2006 sekitar 1,3%. Di sisi lain, pada periode yang sama tingkat pertumbuhan bisnis kecil di Amerika sebesar 3,4%.

Dari pertumbuhan tersebut mereka banyak mempekerjakan karyawan, membeli barang dan jasa dari bisnis lain, berkontribusi terhadap pajak, serta dukungan terhadap masyarakat lokal dan keluarga mereka.

3. Pinjaman sudah tersedia untuk usaha kecil dalam jumlah besar dan kecil

Ketika Presiden Barack Obama menandatangani UU Kerja Usaha Kecil, pada Mei lalu, perhatian besar muncul dengan menggulirkan dana pinjaman USD30 miliar yang tersedia di bank masyarakat, serikat kredit dan dana pengembangan masyarakat.

Dana ini dimaksudkan untuk membantu mengatasi Troubled Asset Relief Program (TARP) atau industri khusus bagi pelaku usaha kecil. Meskipun dana pinjaman USD30 miliar telah disahkan 8 bulan lalu, kenyataannya Departemen Keuangan AS belum mendistribusikan dana tersebut. Artinya bank masyarakat belum mampu meningkatkan kredit usaha kecil, seperti yang dimaksud undang-undang.

Seorang pemilik bisnis kecil mungkin hanya perlu USD5.000 untuk berinvestasi dalam peralatan kantor atau pemasaran usaha baru, tetapi pinjaman dalam jumlah kecil tersebut tidak tersedia melalui program pinjaman usaha kecil.

Sebaliknya, pemilik bisnis ini terpaksa harus menggunakan kartu kredit pribadi dalam investasi, yang biasanya memiliki suku bunga besar bagi pinjaman usaha kecil.

4. Pemilik usaha kecil mendapatkan manfaat pajak yang sama seperti bisnis besar

Bisnis memiliki kemampuan tak terbatas untuk biaya tertentu pada pengembalian pajak perusahaan mereka. Tapi, bagaimana pemilik UMKM yang mengajukan pengembalian pajak pribadi, seperti kebanyakan bisnis kecil lakukan?

Ternyata fasilitas pajak untuk wiraswasta atau pelaku usaha kecil lebih sedikit. Misalnya, perusahaan besar dapat mengklaim kebijakan asuransi kesehatan bagi karyawan sebagai biaya bisnis dan karyawan mereka dengan membayar kebijakan-kebijakan sebelum pajak.

Pada tahun lalu, seorang pemilik bisnis kecil bisa mengklaim keringanan pajak untuk membeli asuransi kesehatan, berkat satu tahun bekerja sendiri. Namun, harus kembali membayar barang penuh tanpa keringanan pajak tahun depan (kecuali Kongres memutuskan untuk membuat pengurangan secara permanen).

Bahkan fasilitas pajak khusus diciptakan untuk pemilik usaha kecil bisa menjadi suatu tantangan. Wajib Pajak yang bekerja dari rumah berhak untuk mengambil pengurangan, tapi sekitar 60% dari mereka yang memenuhi syarat untuk pengurangan tersebut tidak mengambilnya.

Salah satu alasannya adalah banyak wajib pajak mendengar bahwa mengambil pemotongan ini akan membuat risiko audit. Alasan lain tingkat partisipasi rendah adalah pemotongan ini sangat sulit dihitung.

5. Menjadi wiraswasta bukan pekerjaan nyata

Salah satu mitos yang paling membuat frustrasi dihadapi pemilik usaha kecil adalah mengenai status. Padahal, jutaan pelaku usaha mikro mampu mencegah pengangguran.

Menjadi bos diri sendiri berarti Anda telah menciptakan pekerjaan untuk pribadi dan mencegah satu individu masuk dalam gulungan pengangguran. Pekerjaan ini berharga untuk ekonomi, dibanding bekerja di kantor atau pabrik. Demografi bisnis yang dinamis memberikan kontribusi ekonomi sekitar USD1 triliun per tahun.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2434 seconds (0.1#10.140)