Ekonomi Lesu, Pengembang Susah Jual Rumah Rp300 Jutaan

Selasa, 20 Oktober 2015 - 15:40 WIB
Ekonomi Lesu, Pengembang Susah Jual Rumah Rp300 Jutaan
Ekonomi Lesu, Pengembang Susah Jual Rumah Rp300 Jutaan
A A A
BEKASI - Para pengembang properti yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI) mengaku susah menjual rumah dengan harga Rp300 juta, karena lesunya perekonomian di Tanah Air. Konsumen cenderung lebih memilih untuk membeli properti murah bersubsidi.

Ketua DPD REI DKI Jakarta Amran Nukman menyampaikan, pemangkasan harga jual, khususnya rumah kelas menengah tidak mungkin dilakukan. Terutama, dalam mengimbangi harga tanah yang terus merangkak naik. (Baca: PHK Bayangi Ratusan Ribu Pekerja Industri Properti).

"Kalau harga Rp300 jutaan sudah susah jualannya. Padahal, menurunkan harga tidak mungkin. Akhirnya kita berhentikan saja dulu proyeknya," ujar dia di Bekasi, Selasa (20/10/2015).

Dia meminta pemerintah bisa menjaga harga lahan yang akan digunakan untuk menggarap rumah bersubsidi. "Industri, bahan bakunya tanah, kalau lahan tidak disediakan susah. Kedua, harga tanah terus naik, harus dijaga harganya," terang Amran.

Menurutnya, jika pemerintah tetap ingin membangun rumah murah dengan menyasar masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), harga tanah harus ditahan. Pasalnya, pengembang tidak boleh menaikkan nilai jual.

"Pemerintah membatasi batas atas nilai jual, sedangkan harga tanah terus naik. Harusnya harga pembelian tanah bisa ditahan untuk beberapa tahun ke depan atau harga jual bisa dinaikkan khusus rumah bersubsidi," katanya.

REI mencatat, penjualan properti pada semester I/2015 menurun hingga 60% dibanding periode sama tahun lalu. Sementara pada kuartal III sudah terlihat adanya perbaikan, meski tetap menurun 30%.

"Mau diakui atau tidak oleh pemerintah, keadaan di sektor rill terjadi kelesuan yang betul terjadi kepada para pengembang. Jualan makin sulit, turun 50%-60%," pungkas dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8760 seconds (0.1#10.140)