Pemerintah Optimistis Layanan Ruang Udara RI Bisa Saingi Singapura

Senin, 18 Januari 2016 - 06:15 WIB
Pemerintah Optimistis Layanan Ruang Udara RI Bisa Saingi Singapura
Pemerintah Optimistis Layanan Ruang Udara RI Bisa Saingi Singapura
A A A
MAKASSAR - Pemerintah optimistis layanan ruang udara di Indonesia bisa menyaingi Singapura di masa mendatang. Untuk itu, melalui Kementerian Perhubungan, pemerintah gencar memodernisasi peralatan navigasi penerbangan nasional.

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan, saat ini pertumbuhan angkutan udara nonmiliter selama 10 tahun terakhir meningkat dua kali lipat. Itu berarti pertumbuhan angkutan udara mencapai urutan nomor dua setelah China.

"Dengan pertumbuhan seperti itu, harapan terkait pelayanan udara makin lama juga makin baik. Saya justru berharap, dengan modernisasi yang lebih baik dengan sistem top fly, flight plan bisa otomatis dan integratif berdasarkan data cuaca dan early warning system. Saya harapkan pelayanan bisa lebih tinggi," ujarnya, usai meresmikan penggunaan sistem terbaru Top Sky di Pusat Pengendalian Lalu Lintas Penerbangan di Makassar, pada akhir pekan.

Pemanfaatan Pusat Pengendalian Lalu Lintas Penerbangan Makassar atau Makassar Air Traffic Service Center (MATSC) diharapkan juga bisa lebih meningkatkan keselamatan penerbangan di Indonesia melalui dua wilayah atau flight information region (FIR) yakni wilayah barat dan timur.

"Airnav Indonesia harus terus mengembangkan diri sehingga seluruh layanannya comply dengan kemajuan teknologi dan regulasi penerbangan internasional seiring peningkatan jumlah frekuensi penerbangan di Indonesia," imbuhnya.

Di tempat yang sama, Direktur Utama Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau Airnav Indonesia Bambang Tjahjono mengatakan, Sistem TOP SKY merupakan next generation Air Traffic Controller (ATC) Automation System, dari perusahaan Thales, yang sudah dikenal handal digunakan membantu pemandu lalu lintas penerbangan atau ATC dalam memberikan layanan pemanduan pergerakan pesawat.

"Di Indonesia ini pertama di Makassar sebab ruang udaranya memang lebih besar dibanding Jakarta. Dengan anggaran upgrading sebesar Rp65 miliar kami optimis bisa meningkatkan layanan ruang udara yang lebih berkualitas secara bertahap," ujar dia.

‎Sistem ini telah digunakan di beberapa negara di dunia dan beberapa negara di Asia Pasifik, seperti Australia, Singapura, Filipina, India, Brunei, dan Thailand.

Sebelum menggunakan sistem Top Sky, MATSC mengunakan sistem Eurocat X yg diproduksi juga oleh perusahaan Thales, yang telah digunakan sejak tahun 2005. Kemudian pada tahun 2009, sistem Eurocat X diupgrade untuk menambah kemampuan pengawasan (surveillance) menjadi tipe ADS-B. Pada Tahun 2015, sistem Eurocat X diubah menjadi sistem TOP SKY dan telah digunakan sejak 21 Desember 2015.

Sistem TOP SKY secara teknis memiliki beberapa kelebihan diantaranya memiliki flight plan format terbaru sesuai standar International Civil Aviation Organization (ICAO), Basic Air Traffic Management (ATM) System (SDPS, FDPS, Flight Trajectory Calculation, dan lain-lain), Controller Pilot Data Link Communication berbasis IP, Electronic Strip serta ADS-B Surveillance.

Sistem ini juga memiliki fungsi Operation, Simulator & Computer-Based Training, penambahan fitur perhitungan separasi untuk proseduran maupun surveillance secara longitudinal dan lateral yang lebih optimal, serta memiliki spesifikasi hardware dengan teknologi terkini.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3712 seconds (0.1#10.140)