Mendag: RI Ketinggalan Jajaki Kerja Sama Perdagangan Bebas

Rabu, 01 Juni 2016 - 12:56 WIB
Mendag: RI Ketinggalan Jajaki Kerja Sama Perdagangan Bebas
Mendag: RI Ketinggalan Jajaki Kerja Sama Perdagangan Bebas
A A A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong mengemukakan, Indonesia saat ini ketinggalan dibanding negara lain terkait kerja sama perdagangan bebas (free trade agreement/FTA). Pasalnya, Indonesia merasa tidak membutuhkannya dan terlalu terlena dengan kekayaan komoditas yang terjadi beberapa tahun silam.

Dia mengatakan, saat ini Singapura telah memiliki 26 perjanjian perdagangan bebas, Thailand dan Filipina memiliki 15-16 perjanjian, dan Malaysia punya 18 perjanjian perdagangan bebas.

Sementara Indonesia, saat ini hanya memiliki 10 perjanjian perdagangan bebas yang menyebabkan Indonesia belum bisa bebas masuk ke beberapa negara dunia.

"‎Harus diakui kita sangat ketinggalan dibanding negara saingan kita soal FTA. Kita harus mengejar ketertinggalan. Dan buat saya itu maklum saja, karena waktu itu komoditas lagi booming, terus terang kita enggak butuh," katanya di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Rabu (1/6/2016).

Menurutnya, nasib Indonesia sama halnya dengan negara-negara dunia yang terkenal kaya komoditas. Mereka cenderung tidak hirau untuk menggalang perjanjian tersebut.

Sebaliknya, negara seperti Vietnam dan Filipina yang tidak memiliki sumber daya alam (SDA) melimpah justru sejak dulu giat mendorong perjanjian perdagangan bebas.

"Mereka cenderung enggak terlalu giat menggalang FTA. Justru saat komoditas lagi booming, negara seperti Thailand, Vietnam justru sedang giatnya mengembangkan FTA," imbuh dia.

Saat kondisi berbalik, sambung pria yang akrab disapa Tom Lembong ini, harga komoditas anjlok drastis dan negara-negara raksasa komoditas seperti Indonesia belum siap dengan perdagangan bebas.
Akibatnya, dalam perdagangan internasional Indonesia kalah dengan negara seperti Vietnam yang produknya bebas masuk ke negara-negara maju.

"‎Roda berputar, komoditas di bawah. Kita belum siap. Jadi sangat-sangat maklum. Justru negara yang dulu tidak menikmati komoditas sekarang sangat siap‎," tandasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9014 seconds (0.1#10.140)