Rupiah Berakhir Menguat Tajam Hampir Tinggalkan Rp13.000/USD

Senin, 26 September 2016 - 17:11 WIB
Rupiah Berakhir Menguat Tajam Hampir Tinggalkan Rp13.000/USD
Rupiah Berakhir Menguat Tajam Hampir Tinggalkan Rp13.000/USD
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini ditutup menguat tajam, bahkan hampir meninggalkan level Rp13.000/USD. Kondisi penguatan rupiah sore ini terjadi saat yen menguat terhadap USD.

Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah berakhir di level Rp13.055/USD dengan kisaran harian Rp13.039-Rp13.083/USD. Posisi rupiah terlihat semakin membaik dari pembukaan tadi pagi di level Rp13.076/USD.

Posisi rupiah menurut data Bloomberg sore ini berada pada level Rp13.041/USD atau semakin menguat dari pembukaan tadi pagi di level Rp13.076/USD. Pergerakan mata uang Garuda hari ini berada pada kisaran harian Rp13.029-Rp13.103/USD. Menurut data Sindonews bersumber dari Limas, rupiah berakhir berada di posisi Rp13.095/USD.

Di sisi lain, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah berada di level Rp13.076/USD. Posisi ini tercatat semakin menguat 22 poin dari posisi sebelumnya di level Rp13.098/USD.

Dilansir Reuters, Senin (26/9/2016) yen cuku kuat menghadapi janji dari Bank of Japan untuk melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk mendapatkan inflasi kembali meningkat, termasuk pemotongan suku bunga lebih jauh ke wilayah negatif.

USD terhadap yen jatuh 0,4% menjadi 100,63. Selain itu, euro terhadap USD juga menguat 0,1% ke level 1,1234, menambah keuntungan sederhana pada Jumat setelah rilis indeks manajer pembelian di zona euro relatif optimis.

Semua mata akan tertuju pada debat pertama calon Presiden AS, dan kemungkinan calon Presiden Donald Trump, dan meningkatkan proteksionis untuk USD.

Tapi dengan probabilitas kenaikan suku bunga AS pada Desember dipandang tidak mungkin akan dapat bergerak cepat lebih tinggi, sejumlah analis bank besar percaya USD bisa memuncak untuk saat ini dan mungkin menderita, terutama terhadap yen, dalam beberapa pekan mendatang.

"Godaannya adalah untuk mengatakan bahwa USD harus terus melemah pekan ini," kata Sam Lynton-Brown, ahli strategi mata uang di BNP Paribas di London.

Di sisi lain, Gubernur of Japan Hiruhiko Kuroda akan menggunakan semua alat yang diperlukan untuk mendapatkan inflasi ke target 2%.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3769 seconds (0.1#10.140)